Total Visitors

My Status

Follower

Credit Card, Pengiriman Uang, Inkaso, dan SDB

CC adalah alat pembayaran pengganti uang tunai atau cek yang bermanfaat sebagai alat fasilitas kredit yang diberikan Bank dengan cara menerbitkan kartu kredit dan pemegang kartu kredit dapat melakukan pembayaran kepada pihak tertentu dengan menggunakan kartu kredit sampai batas jumlah (PAGU/ limit) kredit tertentu.

Pengiriman uang atau transfer adalah suatu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah dana tertentu sesuai dengan perintah si pemberi amanat yang ditunjukkan untuk keuntungan seseorang yang ditunjuk sebagai penerima transfer.

Inkaso adalah kegiatan jasa bank melakukan amanat pihak ketiga dalam bentuk penagihan kepada seorang atau badan tertentu di kota lain yang ditunjuk oleh pihak pemberi amanat.

SDB atau lebih dikenal Safe Deposito Box adalah salah satu bentuk pelayanan bank terhadap mmasyarakat yaitu dengan menyewakan box untuk menyimpan barang-barang berharga dalam jangka waktu tertentu.

Akuntansi Deposito Berjangka dan Giro

Deposito berjangka adalah simpanan masyarakat pada Bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang ditentukan menurut perjanjian antara Bank dan pihak penyimpanan berakhir.

Deposito berjangka dibagi menjadi 2 macam,
1. Jangka Pendek : deposito yang masih berjangka waktu 1 tahun
2. Jangka Panjang : deposito yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun


Giro adalah simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan.

Manfaatnya
1. Pemilik rekening giro dapat menggunakan cek atau bilyet giro sebagai alat pembayaran dalam transaksi juga beli
2. dapat diambil sewaktu-waktu (segera dicairkan)
3. Tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah yang besar.

Giro ada dua jenis, yaitu giro aras nama suatu badan, dan perorangan

Akuntansi Perbankan (Tabungan)

Pengertiannya adalah simpanan pihak lain pada Bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati dan penarikannya dengan cara mendatangi Bank yang bersangkutan (dengan menggunakan buku tabungan) atau dengan menggunakan ATM.

Transaksinya meliputi :
Pembukuan rekening dan penyetoran tabungan, penarikan (pengambilan) tabungan oleh penabung, penghitungan dan pencatatan bunga tabungan, dan penutupan rekening tabungan.

A. Pembukuan Rekening dan Penyetoran Tabungan
Contoh Kasus
  • 1 Desember 2010 Ibu Tami membuka rekening di Bank BNI 1010 Cabang Kranggan, setoran sebesar Rp. 10.000.000,- secara tunai.
  • 9 Desember 2010 Ibu Tami mengeluarkan Cek untuk membayar utangnya sebesar Rp. 3.000.000,-
  • 14 Desember 2010 Ibu Tami menerima giro dari Bank Bekasi sebesar Rp. 6.800.000,- yang langsung disetorkan pada hari itu juga jam 10 pagi.
  • 23 Desember 2010 Ibu Tami mengeluarkan giro untuk dibayarkan ke PT. Mawar Raya sebesar Rp. 1.700.000,-
  • 29 Desember 2010 Ibu Tami mengeluarkan cek sebesar Rp. 1.500.000,- atas pembayaran pembeliannya.

Jurnal
Tanggal 1 Desember 2010
Kas                                                 Rp. 10.000.000,-
       Tab. Rekening Ibu Tami                                         Rp. 10.000.000,-


Tanggal 9 Desember 2010
Tab. Rekening Ibu Tami               Rp. 3.000.000,-
       Giro Rekening Ibu Tami                                        Rp. 3.000.000,-

Tanggal 14 Desember 2010
Giro Bank Indonesia                     Rp. 6.800.000,-
       Tab. Rekening Ibu Tami                                         Rp. 6.800.000,-


Tanggal 23 Desember 2010
Tab. Rekening Ibu Tami                   Rp. 1.700.000,-
     Giro Rekening PT. Mawar Raya                            Rp. 1.700.000,-

Tanggal 29 Desember 2010
Tab. Rekening Ibu Tami               Rp. 1.500.000,-
    Giro Rekening Ibu Tami                                          Rp. 1.500.000,-


Floating
Bunga yang berlaku tanggal 1 Desember 12,3 %, tanggal 8 Desember 12,5%, tanggal 16 Desember 12,1%, tanggal 22 Desember 11 %, tanggal 27 Desember 11,9%.

Bunga tetap 12%

Saldo terendah 12 %


Untuk pencatatan dalam buku tabungan dan penghitungan bunga, baik bunga yang diperhitungkan secara floating, bunga tabungan tetap, maupun bunga yang dihitung berdasarkan saldo terendah bisa didownload di sini

Manajemen Resiko dalam Akuntansi Perbankan

Boston Consulting Group (BCG) mengelompokkan resiko dalam sistem pengendalian akuntansi perbankan menjadi tiga, yaitu :
a. Credit Risk
Merupakan kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan (default) debitor yang tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian kredit .

b. Market Risk
Merupakan resiko kerugian dalam nilai portofolio yang diakibatkan oleh fluktuasi tingkat suku bunga, fluktuasi nilai tukar, fluktuasi harga komoditi, dan fluktuasi harga saham.

c. Operational Risk
Merupakan resiko kerugian yang langsungmaupun tidak langsung diakibatkan oleh kegagalan atas proses-proses operasional yang kurang memadai. Bentuknya antara lain human fraud risk, information technology risk, operational credit and noncredit risk. Resiko operasional sebagian besar diakibatkan oleh kegagalan internal perusahaan dalam menerapkan sistem pengendalian internalnya.

Pengertian Akuntansi Perbankan

Pada dasarnya, akuntansi perbankan sama pada akuntansi umum, akan tetapi dalam akuntansi bank banyak ditemukan buku-buku pembantu yang semuanya ditujukan untuk mencatat dan mengikuti arus data keuangan atas seluruh transaksi yang terjadi dalam bank.

Karakteristik transaksi keuangan bank:
  1. Volume terjadinya transaksi setiap hari banyak
  2. Memerlukan penyelesaian dengan segera dalam arti transaksi yang terjadi pada suatu hari harus diselesaikan saat itu juga
  3. Memerlukan buku pembantu yang banyak
  4. Menggunakan banyak dokumen-dokumen dasar sebagai bukti pencatatan suatu transaksi
  5. Banyak transaksi yang mengandung syarat sehingga pengaruhnya terhadap aktiva dan kewajiban bank masih bersifat kemungkinan

Pergi ke Semarang

Akhirnya tangal 3 Desember 2010 gue berangkat ke Semarang dengan menggunakan kereta api. Kaya orang gk niat pergi ke sana, dikarenakan banyak masalah yang belum terselesaikan di Jakarta. Tapi gue coba buat ngelurusin niat gue untuk silahturahmi. Sampai di Semarang tanggal 4 Pagi, dijemput sm Mas Joko (kakak Ipar) di stasiun langsung menuju ke rumah bude gue yang ada di Pondok Raden Patah Demak. Sampai rumah bude gue langsung cimuk dan rebahan. Bangun-bangun jam 1 siang, gue ngerasa kaya di sauna, panas banget di sini. Gue mandi aja deh, itung-itung mau solat zuhur. selesai semuanya gue makan siang make ikan pari atau apa gitu namanya. gk ngerti juga. setelah itu gue main sm keponakan gue yang bernama Khansa. umurnya sekitar 11 bulanan seinget gue
 




udah puas main sm dia, seneng banget deh gue. Itung-itung latihan jadi bapak. haha

Malemnya gue diajakin sm sepupu gue mba Mita buat ngejajal Bakmi jawa. Berangkat deh berenam, gue, mas Joko, Mba ririn, Mba Mita, Mba ratih sm Khansa. Di sepanjang perjalanan gue gue ngebayangin kalo tempat yang mau gue datengin gimana gitu. Eh pas sampe di sana, ternyata tempatnya ada di pinggir kali. hoho. gk papalah, karena rasa adalah segalanya jadi yang penting makanannya enak. 

Setelah puas makan Bakmi jawa, akhirnya kami jalan-jalan ke pusat kota Semarang. Ke Simpang Lima, Tugu Muda. Udah puas jalan-jalan pulang deh ke rumah lagi. Sebelum tidur gue diingetin mba Mita, "Die, besok bangun jam 5 ya, kita lari pagi". Okelah klo begitu gue jawab.

Pagi-pagi bangun, eh baru jam 5. lagiipula si Mbak udah bangun malah diem aja. ya udah lanjut tidur deh. jam 7 gue bangun. Ngopi dan sarapan. Mantab lah pokoke. Terus kata mba mita, mandi sana die, kita mau jalan-jalan.

Setelah siap-siap, akhirnya berangkat deh ke daerah Bandungan. dari kota semarang ke selatan. setelah perjalanan sekitar 90 menit, sampe juga di objek wisata Umbul Sidomukti. Penasaran banget gue sm tempat ini, akhirnya terjawab. udara yang dingin serta pemandangan yang indah menyambut kedatangan kami.


untuk masuk ke objek wisata ini, satu orang dikenakan tiket seharga Rp. 7000,- dengan fasilitas kolam renang alam dan pemandangan-pemandangan yang lainnya. gue penasaran sama flying fox yang membentang dari bukit ke bukit. dengan membeli tiket seharga 12rb akhirnya gue berkesempatan naik flying fox. gue, mba mita, dan bude gue ngantri sekitar 8 orang.

setelah antri sekitar 1/2 jam akhirnya dapet juga ngerasain flying fox ditempat ini, seru banget. dan menantang.






























Udah puas main-mainnya di sini, langsung ke tempat makan di daerah bandungan juga. Makan lesehan, dan desain yang natural dikelilingin kolam ikan membuat otak refresh. Alhasil makan jadi lahab
pokoke mantab lah piknik kali ini. Terimakasih ya buat Bude Endang, Mba Mita, Mba Ririn, Mas Joko, dan Khansa.
Category: 2 komentar

Fenomena Remaja Mudah Direkrut menjadi “Pengantin” Bom


BAB I
PENDAHULUAN
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun.. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Dari bahasa inggris "teenager" yakni manusia usia 13-19 tahun. Dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa untuk itu peran orang tua disini betul betul berperan, karena kalau tidak diarahkan sesuai dengan kaidah agama dan nilai etika yang baik pasti cenderung terjerumus ke hal-hal yang negatif.
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1990) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
Borring E.G. ( dalam Hurlock, 1990 ) mengatakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode atau masa tumbuhnya seseorang dalam masa transisi dari anak-anak kemasa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Sedangkan Monks, dkk ( dalam Hurlock, 1990 ) menyatakan bahwa masa remaja suatu masa disaat individu berkembang dari pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual, mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak menjadi dewasa, serta terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh pada keadaan yang mandiri.
Neidahart (dalam Hurlock, 1990 ) menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dan ketergantungan pada masa anak-anak kemasa dewasa, dan pada masa ini remaja dituntut untuk mandiri. Pendapat ini hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Ottorank (dalam Hurlock, 1990 ) bahwa masa remaja merupakan masa perubahan yang drastis dari keadaan tergantung menjadi keadaan mandiri, bahkan Daradjat (dalam Hurlock, 1990 ) mengatakan masa remaja adalah masa dimana munculnya berbagai kebutuhan dan emosi serta tumbuhnya kekuatan dan kemampuan fisik yang lebih jelas dan daya fikir yang matang.
Erikson (dalam Hurlock, 1990 ) menyatakan bahwa masa remaja adalah masa kritis identitas atau masalah identitas – ego remaja. Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa perannya dalam masyarakat, serta usaha mencari perasaan kesinambungan dan kesamaan baru para remaja harus memperjuangkan kembali dan seseorang akan siap menempatkan idola dan ideal seseorang sebagai pembimbing dalam mencapai identitas akhir.
Berdasarkan beberapa pengertian remaja yang telah dikemukakan para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan sosial.




BAB II
PEMBAHASAN
Seseorang pada usia remaja dan labil mudah dipengaruhi untuk menjadi teroris. Fenomena perekrutan orang muda yang menjadi 'pengantin' untuk melakukan bom bunuh diri memperlihatkan kecenderungan itu. Sebagai contoh pemboman Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton Jakarta pada 17 Juli 2009. Dua orang pelaku bom bunuh diri adalah Dani Dwi Permana, 19 tahun dan Nana Ikhwan, 28 tahun. Mereka tergolong anak muda dan memiliki kematangan jiwa masih labil. Masa remaja memang menjadi saat mencari identitas diri dan fase melepaskan diri dari campur tangan orang tua. Seseorang akan mencari aturan nilai yang paling cocok dengan dirinya. Pada proses identifikasi inilah seseorang mudah sekali dipengaruhi.
Pada masa mencari identitas, orang mudah sekali dipengaruhi oleh orang lain yang membuatnya kagum.  seseorang dalam kondisi pencarian identitas dan labil butuh panutan. pengebom bunuh diri umumnya sangat loyal kepada kelompoknya. Mereka melalui proses indoktrinasi dan cuci otak. Calon pengebom dikelompokkan ke dalam sel-sel kecil dan diberikan ceramah agama serta melakukan ritual ibadah yang intensif. Mereka diajak untuk melakukan jihad (meski pemahaman akan jihadnya menyesatkan), dibakar kebenciannya terhadap musuh (biasanya simbol-simbol Barat dan pendukung Israel) dan diyakinkan akan masuk surga sebagai balasan tindakannya.
Pengebom bunuh diri dicekoki bahwa surga terbentang dibalik detonator pemantik bom dan ajal kematian akan dirasakan tidak lebih dari sekedar cubitan Bahkan perekrut kadang meminta calon pengebom bunuh diri untuk terlentang di lubang kubur kosong, sehingga mereka bisa merasakan bagaimana tentramnya kematian yang akan tiba. Sebaliknya kepada mereka diingatkan secara terus menerus bahwa hidup di dunia itu fana, sementara, banyak penderitaan, cobaan dan penghianatan. Yang abadi adalah di surga dimana ada 72 bidadari yang menunggu dengan penuh cinta.
Mungkin karena akan bertemu dan menikah dengan bidadari di surga itu, maka si calon pengebom bunuh diri disebut sebagai pengantin. Lalu saat bom meledak dan nyawa si pelaku melayang disebut sebagai "perkawinan", yakni pertemuan antara jiwa si pelaku dengan sang bidadari.
Daftar Pustaka
http://www.tempointeraktif.com/hg/fokus/2009/08/10/fks,20090810-781,id.html

Teori Kohut


Manusia lebih tidak bisa bertahan secara psikologis dalam sebuah lingkungan yang tidak merespon dengan empati kepadanya, daripada ia bisa bertahan secara fisik dalam sebuah suasana yang tidak mengandung oksigen
Hubungan-hubungan objek bagian teori-teori beberapa tema, seperti bagian akhir ditunjukkan. Satu pemimpin di dalam pergerakan ini, Heinz Kohut, dipilih dalam bagian ini untuk perhatian lebih lanjut, karena pekerjaannya dipandang sebagai khususnya berpengaruh untuk mengubah pandangan dari kesehatan dan terganggunya kepribadian. Kohut, seorang psikiatri yang diterima pendidikan kedokterannya di Universitas Vienna, melanjutkan ke pendidikan psikoanalitik dan mengajar di Chicago dimana ia memperoleh pengakuan sebagai ahli teori dan dokter di tahun 1970an.
Dalam pandangan Kohut, sepanjang abad perubahan besar dalam keluarga dan budaya telah terjadi: teori psikoanalisis dan psikodinamis harus responsif kepada mereka. Suatu perubahan penting, ia percaya bahwa pasien-pasien freud biasanya datang dari peradaban barat yang mana hidup terkonsentrasi di rumah dan kesatuan keluarga. Keluarga cenderung mengekpos anak-anak mereka atas kedekatan emosional (Kohut, 1977, halaman 269), dan emosional yang kuat ini menghubungkan dalam kesempatannya sering menghasilkan masalah neurotik yang melibatkan konflik internal seperti kompleks Oedipus. Anak yang sedang berkembang mungkin terjebak dalam keintiman terlalu dalam, terlalu banyak rangsangan, terlalu banyak campur tangan.
Dalam perbedaan, anak-anak sekarang lebih cenderung melihat orang tua karena kebanyakan dalam waktu luang dan untuk mengembangkan definisi peran yang kurang jelas dan mencontoh: “lingkungan yang mana digunakan pengaman sebagai  ancaman yang tertutup, sekarang pengalaman lebih dan lebih sebagai ancaman jauh” (Kohut, 1977, p. 271). Sedangkan masalah pribadi digunakan untuk muncul dari terlalu dirangsangnya secara emosional oleh orang tua (Freud, 1963), sekarang anak muda cenderung untuk menjadi di bawah rangsangan dan mungkin mencari untuk sensasi erotis dan pengalaman-pengalaman kuat lainnya untuk mengisi kekosongan emosional dari kehidupan mereka dan mencoab untuk melarikan diri dari kesepian dan depresi.
Pemikiran Kohut telah memimpin jalan untuk sebuah minat psikoanalitik baru dakam diri dan untuk pengobatan dari masalah-masalah seperti gangguan diri. Tidak didorong oleh konflik sadar dan impuls. Kohut melihat pasien-pasien sekarang sering kekurangan cerminan empati dan objek (orang-orang) untuk pengenalan. Karena orang tua mereka telah menutup dari emosional mereka, atau terlalu dilibatkan oleh kebutuhan narsis mereka sendiri, mereka tidak menyediakan contoh kebutuhan untuk perkembangan kesehatan dari diri dan untuk pembentukkan makna, hubungan responsif di masa dewasa.
Orang-orang takut kehancuran diri ketika mereka tidak merasa respon-respon empati manusia dari kepentingan lainnya (“objek diri”) dalam kehidupan mereka. Kohut membandingkan pernyataan ini menjadi kekurangan dari oksigen psikologi. Ketersediaan reaksi empati dari objek diri adalah sebagai sesuatu yang penting dari kelangsungan hidup dari diri sebagai kehadiran oksigen untuk kelangsungan hidup dari tubuh.
“Apa yang mengarah ke penghancuran diri manusia adalah paparan kedinginan, kepedulian dari bukan manusia, dunia menanggapi tidak empati (Kohut, 1984, p. 18)
Apa yang paling ditakuti dalam kematian fisik tidak terlalu banyak, tetapi sebuah dunia di mana kemanusiaan kita akan berakhir selamanya (Kohut, 1980, 1984). Dalam pembuluh darah yang sama, Kohut tidak melihat kecemasan kastrasi Freud sebagai kecemasan manusia tertinggi. “ anak laki-laki mewujudkan ketakutan saat melihat alat kelamin wanita yang bukan lapisan terdalam dari pengalaman ini. Dibalik ini dan didepankan oleh itu terletak pengalaman yang lebih dalam dan bahkan lebih mengerikan.  Pengalaman dari ibu tak berwajah, bahwa ibu yang wajahnya tidak bercahaya saat melihat anaknya” (Kohut, 1984. Halaman 21)
Jenis kecemasan ini tentang keberadaan yang sama sekali tidak diperdulikan, dunia yang tidak menanggapi adalah pengalaman dalam sebuah mimpi bahwa salah satu pasien Kohut alami. Dalam mimpi Dunia Baja, Tn. U berada di terowongan es dengan dinding di mana es berkilau besar turun ke tanah dan sampai ke langit-langit. Rasanya seperti model besar dari hati manusia, cukup besar untuk berjalan disekitarnya (satu seperti dalam pasien sebuah museum tahu benar. Berjalan dalam hati dingin, Tn. U merasakan kecemasan bahaya yang mendekat tetapi tidak disebutkan namanya di mana ia telah terbuka, semua sendiri, kecuali untuk sosok bayangan kepada siapa ia mengajukan banding, tetapi siapa yang tidak responsif. Dalam sekejap ia ditarik melalui celah di dinding menjadi bentuk kota yang terang menyilaukan. Tanah pemandangan yang benar-benar nyata , dengan kesibukan sepenuhnya didekati orang-orang disekitarnya.”Dunia Baja stenless” kata-kata pasien sendiri, sebuah adegan fiksi ilmiah tanpa jalan keluar, tanpa komunikasi, terperangkap selamanya, terjangkau di dunia dingin yang gembira.
Teori Kohut juga mengarah keinterpretasi seperti konstruksi Freud sebagai periode oedipal. Dalam pandangannya, selama periode ini anak laki-laki takut konfrontasi dari seorang ibu yang tidak empati dan menggoda secara seksual dari pada kasih sayang dan menerima dia. Ia juga takut konfrontasi dari seorang ayah yang kompetitif dan bermusuhan dengan dia, bukan dari senang dan bangga. Dalam model paralel, selama periode sama anak perempuan takut konfrontasi dari seorang ayah yang tidak empati dan seksual yang menggoda bukan kasih sayang dan menerima. Di waktu yang sama, ia juga takut seorang ibu yang kompetitif dan bermusuhan bukan dari cermin bahwa ia bangga dari anak da n senang dengannya.
Dalam teori Kohut, jika orang tua gagal merespon dan menyehatkan kepada anak-anak di tahap perkembangan, itu membuat kecacatan dalam diri. Sebagai sebuah hasil, anak berkembang kecenderungan untuk pengalaman fantasi seksual dan kepingan bukan cinta dari pada cinta. Juga, anak dengan kerusakan diri juga cenderung pengalaman fantasi bermusuhan  dan hanya fragmen dari ketegasan bukan dari sesuai ketegasan. Jenis reaksi individu internal untuk pengalaman menjadi kecemasan besar. Karakteristik dari  kerusakan diri berlawanan terhadap mereka dari kesehatan, kepribadian normal, yang mana malah dari kecemasan dan kepingan pengalaman, merasa cahaya dari ketegasan fungsi seksual dan ketepatan, seperti yang dirangkum di table 6.7
Kerusakan Diri
Kesehatan Kepribadian
Fragmen pengalaman cinta (fantasi sexual)

Fragmen ketegasan (fantasi bermusuhan)
Menikmati cahaya kenikmatan sehat dalam fungsi seksual yang sesuai
Dapat percaya diri dengan tegas dalam mencapai tujuan


Pengaruh Psikologi terhadap Anak yang Diazankan Waktu Lahir


I. Pendahuluan
Azan (ejaan KBBI) atau adzan merupakan panggilan bagi umat Islam untuk memberitahu masuknya salat fardu. Dikumandangkan oleh seorang muadzin setiap salat 5 waktu. Lafadz adzan terdiri dari 7 bagian:
  1. Allahu Akbar, Allahu Akbar (2 kali); artinya: "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar"
  2. Asyhadu alla ilaha illallah (2 kali) "Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan selain Allah"
  3. Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah (2 kali) "Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah"
  4. Hayya 'alash sholah (2 kali) "Mari menunaikan salat"
  5. Hayya 'alal falah (2 kali) "Mari meraih kemenangan"
  6. Allahu Akbar, Allahu Akbar (1 kali) "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar"
  7. Lailaha ilallah (1 kali) "Tiada sesembahan selain Allah"
Sejarah adzan dan iqamah
Adzan mulai disyariatkan pada tahun kedua Hijriah. Mulanya, pada suatu hari Nabi Muhammad SAW mengumpulkan para sahabat untuk memusyawarahkan bagaimana cara memberitahu masuknya waktu salat dam mengajak orang ramai agar berkumpul ke masjid untuk melakukan salat berjamaah. Di dalam musyawarah itu ada beberapa usulan. Ada yang mengusulkan supaya dikibarkan bendera sebagai tanda waktu salat telah masuk. Apabila benderanya telah berkibar, hendaklah orang yang melihatnya memberitahu kepada umum. Ada juga yang mengusulkan supaya ditiup terompet seperti yang biasa dilakukan oleh pemeluk agama Yahudi. Ada lagi yang mengusulkan supaya dibunyikan lonceng seperti yang biasa dilakukan oleh orang Nasrani. ada seorang sahabat yang menyarankan bahwa manakala waktu salat tiba, maka segera dinyalakan api pada tempat yang tinggi dimana orang-orang bisa dengan mudah melihat ketempat itu, atau setidak-tidaknya asapnya bisa dilihat orang walaupun ia berada ditempat yang jauh. Yang melihat api itu dinyalakan hendaklah datang menghadiri salat berjamaah. Semua usulan yang diajukan itu ditolak oleh Nabi, tetapi beliau menukar lafal itu dengan assalatu jami’ah (marilah salat berjamaah). Lantas, ada usul dari Umar bin Khattab jikalau ditunjuk seseorang yang bertindak sebagai pemanggil kaum Muslim untuk salat pada setiap masuknya waktu salat. Kemudian saran ini agaknya bisa diterima oleh semua orang dan Nabi Muhammad SAW juga menyetujuinya.
Abu Dawud mengisahkan bahwa Abdullah bin Zaid berkata sebagai berikut: "Ketika cara memanggil kaum muslimin untuk salat dimusyawarahkan, suatu malam dalam tidurku aku bermimpi. Aku melihat ada seseorang sedang menenteng sebuah lonceng. Aku dekati orang itu dan bertanya kepadanya apakah ia ada maksud hendak menjual lonceng itu. Jika memang begitu aku memintanya untuk menjual kepadaku saja. Orang tersebut malah bertanya," Untuk apa? Aku menjawabnya, "Bahwa dengan membunyikan lonceng itu, kami dapat memanggil kaum muslim untuk menunaikan salat." Orang itu berkata lagi, "Maukah kau kuajari cara yang lebih baik?" Dan aku menjawab "Ya!" Lalu dia berkata lagi dan kali ini dengan suara yang amat lantang:
  • Allahu Akbar Allahu Akbar
  • Asyhadu alla ilaha illallah
  • Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah
  • Hayya 'alash sholah (2 kali)
  • Hayya 'alal falah (2 kali)
  • Allahu Akbar Allahu Akbar
  • La ilaha illallah
Ketika esoknya aku bangun, aku menemui Nabi Muhammad.SAW, dan menceritakan perihal mimpi itu kepadanya, kemudian Nabi Muhammad. SAW, berkata, "Itu mimpi yang sebetulnya nyata. Berdirilah disamping Bilal dan ajarilah dia bagaimana mengucapkan kalimat itu. Dia harus mengumandangkan adzan seperti itu dan dia memiliki suara yang amat lantang." Lalu akupun melakukan hal itu bersama Bilal." Rupanya, mimpi serupa dialami pula oleh Umar ia juga menceritakannya kepada Nabi Muhammad, SAW.
Setelah lelaki yang membawa lonceng itu melafalkan adzan, dia diam sejenak, lalu berkata: "Kau katakan jika salat akan didirikan:
  • Allahu Akbar, Allahu Akbar
  • Asyhadu alla ilaha illallah
  • Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah
  • Hayya 'alash sholah
  • Hayya 'alal falah
  • Qod qomatish sholah (2 kali), artinya "Salat akan didirikan"
  • Allahu Akbar, Allahu Akbar
  • La ilaha illallah
Begitu subuh, aku mendatangi Rasulullah SAW kemudian kuberitahu beliau apa yang kumimpikan. Beliaupun bersabda: "Sesungguhnya itu adalah mimpi yang benar, insya Allah. Bangkitlah bersama Bilal dan ajarkanlah kepadanya apa yang kau mimpikan agar diadzankannya (diserukannya), karena sesungguhnya suaranya lebih lantang darimu." Ia berkata: Maka aku bangkit bersama Bilal, lalu aku ajarkan kepadanya dan dia yang berazan. Ia berkata: Hal tersebut terdengar oleh Umar bin al-Khaththab ketika dia berada di rumahnya. Kemudian dia keluar dengan selendangnya yang menjuntai. Dia berkata: "Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan benar, sungguh aku telah memimpikan apa yang dimimpikannya." Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Maka bagi Allah-lah segala puji."


BAB II
PEMBAHASAN
Pengaruh Azan terhadap anak yang baru lahir
Di dalam aspek religius, informasi bahwa bayi yg baru lahir hendaknya diadzankan. Adzan menjadi hal pertama yg didengar oleh bayi agar bayi tersebut kelak di saat besar nanti akan senantiasa mengingat Allah SWT dan terhindar dari godaan syetan. Mengadzankan bayi hukumnya bukan sunnah. Penyebabnya adalah dari 3 hadits yg meriwayatkan adzan untuk bayi, ternyata semuanya tidak ada yang mencapai derajat shahih ataupun hasan.
Adapun ketiga hadits yg sering dijadikan rujukan mengadzankan bayi adalah sebagai berikut:
Diantara haditsnya yaitu :
Pertama,
Dari ‘Ubaidullah bin Abi Rafi’ dari bapaknya (yakni Abu Rafi’), ia berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah adzan di telinga Hasan bin Ali ketika dilahirkan Fatimah?” (HR. Abu Dawud no. 5105, Tirmidzi no. 1514 dan Baihaqi 9/305, semuanya dari jalan Sufyan Ats Tsauri dari ‘Ashim bin ‘Ubaidillah dari bapaknya)
Sanad hadits ini dha’if karena ‘Ashim bin Ubaidillah bin ‘Ashim adalah seorang rawi yang lemah dari sisi hafalan. Dia telah dilemahkan oleh jama’ah ahli hadits seperti : Ahmad bin Hambal, Sufyan bin Uyainah, Abu Hatim, An Nasai, Ibnu Ma’in dan lainnya sebagaimana diterangkan oleh Al Hafizh pada Kitab Tahdzib 5/46-49.
Kedua,
Hadits Ibnu Abbas dikeluarkan oleh Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman (6/8620) dan Muhammad bin Yunus dari Al-Hasan bin Amr bin Saif As-Sadusi ia berkata : Telah menceritakan pada kami Al-Qasim bin Muthib dari Manshur bin Shafih dari Abu Ma’bad dari Ibnu Abbas.
“Artinya : Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adzan pada telinga Al-Hasan bin Ali pada hari dilahirkannya. Beliau adzan pada telinga kanannya dan iqamah pada telinga kiri”.
Al-Baihaqi mengatakan pada isnadnya ada kelemahan. Kami katakan : Bahkan haditsnya maudhu’ (palsu) dan cacat (ilat)nya adalah Al-Hasan bin Amr ini. berkata tentangnya Al-Hafidh dalam At-Taqrib : “Matruk”.
Abu Hatim dalam Al-Jarh wa Ta’dil 91/2/26) tarjumah no. 109 :’Aku mendengar ayahku berkata :’Kami melihat ia di Bashrah dan kami tidak menulis hadits darinya, ia ditinggalkan haditsnya (matrukul hadits)”.
Berkata Ad-Dzahabi dalam Al-Mizan : “Ibnul Madini mendustakannya dan berkata Bukhari ia pendusta (kadzdzab) dan berkata Ar-Razi ia matruk.
Terakhir,
Hadits Al-Husain bin Ali adalah dari riwayat Yahya bin Al-Ala dari Marwan bin Salim dari Thalhah bin Ubaidillah dari Al-Husain bin Ali ia berkata : bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Siapa yang kelahiran anak lalu ia mengadzankannya pada telinga kanan dan iqamah pada telinga kiri maka Ummu Shibyan (jin yang suka mengganggu anak kecil) tidak akan membahayakannya”.
Dikeluarkan oleh Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman (6/390) dan Ibnu Sunni dalam Amalul Yaum wal Lailah (hadits 623) dan Al-Haitsami membawakannya dalam Majma’ Zawaid (4/59) dan ia berkata : Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan dalam sanadnya ada Marwan bin Salim Al-Ghifari, ia matruk”.
Pada hadits Husain bin Ali ra. diatas terdapat rawi yang bernama Jubarah dan Yahya bin ‘Alaa Al Bajaliy. Al Bukhari berkata tentang Jubarah, ‘Haditsnya mudhtharib’ (Mizaanul I’tidal Juz 2 hal. 387 oleh Imam Adz Dzahabi), sementara itu Imam Ahmad berkomentar terhadap Yahya bin ‘Alaa Al Bajaliy, ‘Seorang pendusta, pemalsu hadits? (Mizaanul I’tidal Juz 4 hal. 397)
Pengaruh Azan terhadap anak yang baru lahir
Rasulullah saw menegaskan aspek penting dalam hal ini. Beliau saw bersabda, "Tak lama setelah bayi lahir, bacakanlah kalimat azan di telinga kanannya, dan bacakanlah kalimat iqamah di telinga kirinya."
Imam Ali meriwayatkan dari Rasulullah saw, yang bersabda, "Ketika bayi lahir, kalimat azan hendaknya dibacakan di telinga kanannya dan kalimat iqamah di telinga kirinya, agar anak tersebut terhindar dari kejahatan setan. Beliau (Rasulullah saw) juga memberikan perintah tersebut saat kelahiran Hasan dan Husain. Selain itu, beliau juga memerintahkan untuk membacakan Ayat Kursi [QS. Al-Baqarah: 255-257], ayat terakhir dari Surah al-Hasyr, Surah al-Ikhlas, an-Nas, dan al-Falaq hingga terdengar telinga anak tersebut."[8]
Dalam sejumlah hadis lainnya diriwayatkan bahwa Rasulullah saw sendiri yang membacakan kalimat azan dan iqamah di telinga Imam Hasan dan Imam Husain saat keduanya lahir.
Rasulullah saw menyadari bahwa bayi belum mampu memahami maksud kalimat azan dan iqamah yang dibacakan di telinganya. Namun, nilai kalimat-kalimat itu-yang terekam dalam benaknya-tak akan terlupakan.
Rasulullah saw menekankan bahwa kalimat-kalimat mulia tersebut akan memberikan pengaruh yang baik bagi pikiran dan jiwa anak. Mungkin Rasulullah saw bermaksud untuk mengajar para orang tua untuk memberikan pengasuhan yang tepat pada anak mereka, sejak anak mereka lahir. Karena Masa bayi (infacy) ialah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial. Ketika orang tua membacakan kalimat azan di telinga anak, saat itu pula mereka menyatakan bahwa mereka menyatukan anak mereka dengan kelompok orang-orang yang berbakti kepada Allah Swt.  Namun demikian, pengaruh yang muncul pada anak di masa awal kelahirannya itu tidak hanya diperoleh dari indra pendengaran. Melainkan, apapun yang terdeteksi indra-indra anak akan terekam dalam pikiran dan benaknya.

DAFTAR PUSTAKA

PENGARUH MERGER TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS BANK

Waaah,, besok gue presentasi mata kuliah Akuntansi Perbankan, tentang "Pengaruh Merger Terhadap Tingkat Likuiditas Bank". Semoga berjalan lancar deh. Amin
bagi yang mau liat makalah nya monggo disedot aja dari link sbb:


http://www.ziddu.com/download/12080709/PengaruhMergerBankTerhadapTingkatLikuiditas.pdf.html

http://www.ziddu.com/download/12080710/PengaruhMergerBankTerhadapTingkatLikuiditas1.doc.html



Kursus Toefl Online Murah

About Me

Foto saya
Mahasiswa Magister Akuntansi di Universitas Mercu Buana, Karyawan di PT. Summarecon Agung, Tbk, Alumni STIE Indonesia'07, Psikologi UIN Jakarta '08,

Translator