M U Q O D D I M A H
Al- Qur’an Al-Kariem, merupakan Kitab suci bagi umat muslim. Al-Qur’an diwahyukan dari Allah kepada Nabi Muhammad Saw secara berangsur-angsur. Al-Qur’an berisi firman-firman Allah Swt. Al- Qur’an diturunkan oleh Allah untuk petunjuk bagi umat manusia. Dalam Mushaf Al-Qur’an terdapat 144 Surah dan 6666 ayat.
Semua ayat Al-Qur’an berisi pedoman dan petunjuk bagi umat Muslim untuk segala hal. Gaya bahasa pada Al-Qur’an sangat mudah dicerna, indah dan penuh makna sehingga umat Muslim tidak akan mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Semua ilmu bersumber dari Al-Qur’an. Agar Umat manusia dapat mengetahui dengan jelas isi dan maksud kandungan ayat-ayat Al-Qur’an, maka dianjurkan untuk mempelajari ilmu tafsir. Dengan mempelajari ilmu tafsir, maka manusia dapat mencari ilmu dari Al-Qur’an secara lebih luas, dan mengetahui isi yang terkandung dalam suatu ayat sampai mendetail. Maka dari itu ilmu tafsir pun penting untuk dipelajari oleh umat manusia.
Pada makalah ini kami akan menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan proses kejadian manusia. Adapun ayat-ayat yang akan kami tafsirkan pada makalah ini adalah Surah Al-Mu’minun ayat 12-13, Surah Fathir ayat 11, dan Surah Ghofir ayat 67.
Sebelum masuk ke dalam bagian isi makalah, kami ingin sedikit menjelaskan sedikit mengenai surah-surah tersebut. Surah Al-Mu’minuun dari segi asbabu al-nuzul merupakan surah yang mengajak manusia untuk beriman kepada Allah dan hari kemudian serta menjelaskan sifat-sifat orang mu’min dan orang kafir. Sedangkan surah Fathir merupakan surah yang menjelaskan tiga prinsip pokok ajaran islam yaitu, keesaan Allah, risalah kerasulan serta hari kebangkitan. Sedangkan surah Ghofir turun untuk mematahkan argumen-argumen orang kafir dalam pembangkangannya kepada Allah.
Demikian sekilas kami jelaskan pula tujuan turunnya surah-surah tersebut dari segi asbabu al-nuzul agar pembaca mempunyai gambaran penjelasan tentang tafsir-tafsir pada ayat-ayat dalam surah-surah tersebut.
A. Surah Al-Mu’minun ayat 12-13
Artinya: Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)
Terlihat sangat jelas pada kedua ayat di atas, menerangkan proses awal sekali dalam beberapa proses penciptaan manusia. Para ulama berbeda pendapat mengenai siapa yang dimaksud (الانسن) pada ayat 12 di atas. Ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa manusia (الانسن) yang dijelaskan di atas adalah Nabi Adam AS. Namun sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa manusia yang dijelaskan proses kejadiannya pada ayat di atas adalah manusia setelah nabi Adam yang menjadi keturunannya, yakni manusia-manusia yang ada sekarang termasuk kita semua.
Adapun alasan yang diungkapka para ulama yang menyatakan bahwa manusia pada ayat di atas adalah nabi Adam, karena pada ayat di atas (ayat 12) terdapat kata (سللة من طين) atau dari saripati dari tanah. Para ulama tersebut memahami kata tersebut pada ayat di atas adalah tanah yang pertama kali diciptakan Allah pada penciptaan nabi Adam, bukan pada keturunannya yang saripati tanahnya sudah berbentuk sperma. Apabila (الانسن) pada ayat 12 dipahami sebagai nabi Adam, maka kata (قرار مكينن) pada ayat 13 tidak dipahami sebagai rahim ibu yang pada umumnya dipahami oleh para Mufassir.
Adapun alasan yang menyatakan bahwa (الانسن) pada ayat di atas adalah manusia keturunan Adam adalah bahwa yang dimaksud (سللة من طين) saripati dari tanah adalah sperma (نطفة) seperti yang dijelaskan pada ayat 13. Sperma, yang dihasilkan lelaki yang dapat menjadikan seorang anak apabila ditanam pada janin perempuan melalui hubungan seks, tercipta dari saripati tanah. Makanan yang dimakan oleh semua manusia berasal dari unsur tanah seperti contoh manusia memakan sayuran dimana sayuran tersebut berasal dari saripati tanah, dan dari makanan yang berasal dari unsur tanah tersebutlah maka tercipta sperma khususnya pada laki-laki, dan sperma itulah yang dapat menyebabkan terciptanya manusia baru apabila ditanam pada perempuan yang sudah menjadi istri laki-laki melalui hubungan seks. Maka secara tidak kita sadari, kita sebagai manusia keturunan nabi Adam juga tercipta dari tanah.
Kebanyakan ulama maupun mufassir, memahami ayat ini ditujukan khusus untuk manusia-manusia yang menjadi keturunan nabi Adam, termasuk kita semua. Dan kamipun cenderung memahami demikian.
Pada ayat 13, terdapat kata (قرار مكين) yang diartikan secara bahasa sebagai tempat yang kokoh, memiliki makna sebagai rahim ibu. Rahim ibu, dikatakan sebagai tempat yang kokoh, karena di sanalah atas kebesaran Allah Swt terjadi tahapan demi tahapan proses penciptaan manusia dari sel sperma sampai menjadi manusia baru yang diahirkan. Sebelum lahirnya anak, sang ibu measakan sakit sekali, tetapi Allah melengkapi ibu dengan kemampuan dan menjadikan hati sang ibu berbunga-bunga, sehingga rasa sakit yang dirasakan sang ibu menjadi berkurang seiring dengan penantian kelahiran sang anak.
B. Surah Fathir ayat 11
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ جَعَلَكُمْ أَزْوَاجًا وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أُنْثَى وَلا تَضَعُ إِلا بِعِلْمِهِ وَمَا يُعَمَّرُ مِنْ مُعَمَّرٍ وَلا يُنْقَصُ مِنْ عُمُرِهِ إِلا فِي كِتَابٍ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (١١)
Artinya: Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.
Dalam penggalan ayat di atas, sekali lagi terlihat jelas bahwa Allah menjelaskan semua manusia termasuk nabi Adam serta keturunannya diciptakan dari tanah. Namun sekali lagi perlu di ingat, bahwa proses penciptaan nabi Adam berbeda dengan keturunannya. Nabi Adam terbuat langsung oleh tanah, tetapi manusia yang menjadi keturunannya, terbuat dari suatu proses yang panjang yang terjadi dalam rahim, seperti yang telah kami jelaskan pada bagian sebelum ini.
Pada dasarnya kata (من تراب) pada awal ayat ini, banyak mufassir yang mengartikan khusus ditujukan kepada nabi adam, walaupun juga bisa ditujukkan kepada semua mausia setelah nabi Adam. Lalu pada kata (ثم من نطفة) ini sudah menunjukkan suatu fase proses penciptaan manusia yang ada setelah nabi Adam, jadi sekali lagi, ayat ini pada dasarnya ditujukan kepada semua manusia termasuk nabi Adam yang proses penciptaannya berbeda dengan keturunannya.
Isi dari keseluruhan ayat ini, pada dasarnya menjelaskan fase penciptaan manusia oleh Allah, dari manusia diciptakan sampai manusia sudah dilahirkan. Secara spesifik, ayat in menjelaskan bahwa setelah manusia dilahirkan, pada usia yang telah ditentukan, Allah memberikan manusia pasangan (ازواجا) suami maupun istri. Walaupun kata keberpasanga dapat diartikan keberpasangan banyak hal, seperti Allah menjadikan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, namun para mufassir sepakat bahwa konteks kata (ازواجا) keberpasangan pada ayat ini ditujukan kepada keberpasangan suami istri, mengingat terdapat kata (نطفة) sebelum kata (ازواجا) dan (تحمل) pada kata setelah (ازواجا).
Dengan demikian dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa setelah manusia diberikan pasangannya masing-masing melalui konsep jodoh, maka manusia menikah lalu melakukan hubungan seks, setelah itu melalui berbagai proses yang telah kami jelaskan kembali memiliki seorang anak yang menjadi manusia baru yang tercipta. Demikian seterusnya, sehingga hal itu dapat dikatakan sebagai cara Allah secara luas dalam menciptakan manusia baru. Dan dijelaskan pula bahwa semua proses tersebut juga atas seizin Allah, dengan kata lain dijelaskan dalam ayat ini, bahwa walaupun secara kasat mata kehamilan terjadi karena hubungan seks, tetapi sesungguhnya Allah lah yang mengatur semua proses tersebut melalui tangan manusia.
Selanjutnya ayat ini juga menjelaskan bahwa Allah telah menentukan umur manusia dalam Lauh Mahfuz. Para mufassir mengartikan (كتاب) sebagai Lauh Mahfuz. Karena umur manusia telah ditentukan Allah dalam Lauh Mahfuz saat manusia dalam proses penciptaan, maka pada ayat ini juga dijelaskan bahwa Allah tidak mungkin mengurangi atau menambah umur manusia saat manusia sudah hidup, dari selain umur yang telah Allah tentukan dalam Lauh Mahfuz. Begitu juga dengan selainnya.
Pada akhir ayat ini dijelaskan bahwa semua proses maupun fenomena dan segala sesuatu yang dijelaskan pada ayat ini, merupakan hal kecil bagi Allah yang Maha Besar atas segala sesuatu. Maha suci Allah yang telah menciptakan dan mengatur segala sesuatu dengan sangat rapi dan indah.
C.Surah Ghafir ayat 67.
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخًا وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى مِنْ قَبْلُ وَلِتَبْلُغُوا أَجَلا مُسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (٦٧)
Artinya: Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).
Ayat ini lebih luas dalam menjelaskan proses kejadian manusia dibanding dengan dua ayat yang telah kami uraikan pada bagian sebelumnya. Pada bagian awal ayat ini, lagi-lagi Allah menjelaskan bahwa semua manusia termasuk nabi Adam Allah ciptakan dari tanah. Sesungguhnya Allah terus mengingatkan manusia bahwa manusia terbuat dari tanah, agar manusia dalam hidupnya tidak sombong dan selalu menjalankan perintah Allah.
Selanjutnya, pada ayat ini Allah menerangkan bahwa setelah manusia berproses dari tanah, tanah tersebut menjadi makanan (sayuran), dan sayuran itu dimakan manusia lalu sayuran yang berasal dari sari pati tanah tersebut berubah menjadi sperma pada laki-laki. Setelah menjadi sperma, laki-laki yang telah melakukan hubungan seks dengan istrinya, lalu istrinya hamil, saat hamil itulah sperma yang tertanam di janin istri setelah 40 hari berubah menjadi segumpal darah (علقة) dan setelah menjadi segumpal darah, dalam waktu 40 hari kemudian segumpal darah tersebut berubah menjadi segumpal daging (مضغة) dan seterusnya.
Setelah tiba waktunya, biasanya sekitar 9 bulan dalam janin, manusia yang diproses oleh Allah dalam janin tadi terlahir dalam bentuk seorang bayi. Kata (طفلا) pada dasarnya berarti anak, namun anak tersebut dapat pula diartikan sebagai bayi, karena anak tersebut pada ayat ini dijelaskan baru dilahirkan (ثم يخرجكم). Lalu setelah anak tersebut terlahir, dengan bantuan Allah melalui tangan orang tua, anak tersebut tumbuh menjadi dewasa, dan setelah dewasa anak tersebut terus dipelihara oleh Allah melalui tangan-tangan manusia lainnya, anak tersebut menjadi seorang yang tua, yang sudah pikun dan lemah tenaga dan fisiknya (شيوخا).
Tetapi pada ayat ini dijelaskan pula, tidak semua manusia atau anak yang diciptakan tadi dapat tumbuh sampai dewasa. Dalam kata (ومنكم من يتوفى) Allah menjelaskan bahwa ada manusia yang diwafatkan oleh Allah di usia anak -anak. Serta pada akhir ayat ini Allah menjelaskan bahwa Allah menunjukkan fenomena pada ayat ini, agar manusia senantiasa berfikir serta menggunakan akalnya dalam menghadapi semua fenomena yang ada.
D. Tinjauan Psikologis.
Pada bagian ini, kami akan menjelaskan mengenai tinjauan psikologis dari isi kandungan ayat-ayat yang telah kami jelaskan di atas. Ayat-ayat di atas menjelaskan tentang proses penciptaan manusia, yang secara spesifik juga menjelaskan tentang perkembangan manusia setelah dilahirkan atau tercipta. Oleh karen itu pada bagian tinjauan psikologis ini, kami akan menggunakan pendekatan psikologi perkembangan yang juga menjelaskan perkembangan manusia dari sat manusia dalam kandungan sampai saat tua.
Berikut perkembangan manusia dari masa kandungan sampai masa tua
- Masa dalam kandungan.
Perkembangan pada masa ini, dibagi menjadi 3 tahapan yaitu, geminal, embrionik, dan fetal.
Tahap germinal dimulai dari pembuahan, saat sperma laki-laki menyatu dengan ovum. Setelah dua minggu saat pembuahan, mulailah tahap embrionik, yang terjadi sampai minggu kedelapan setelah masa pembuahan, dimana pada satu masa embrio panjangnya hanya setengah inci. Setelah minggu kedelapan setelahnya, dimulailah tahap fetal. Pada tahap fetal, janin mulai menampakkan perkembangan organ dan sistem.
- Masa kanak-kanak.
Pada saat manusia baru dilahirkan yang biasa disebut dengan bayi, sesungguhnya manusia tersebut sudah masuk dalam masa menyusui (0-2 tahun). Sampai manusia berusia 2 tahun, manusia masih sangat membutuhkan orang lain khususnya sang ibu dalam kehidupannya. Tetapi walau demikian seorang manusia tersebut atau yang disebut bayi, bukanlah mahluk yang lemah pada masa tersebut.
Setelah usia manusia lebih dari 2 tahun, manusia tersebut masuk dalam masa kanak-kanak awal (2-6 tahun), setelah usia 6 tahun manusia tersebut masuk ke masa kanak-kanak menengah (6-9 tahun). Setelah manusia berusia 9 tahun, masuk kedalam masa kanak-kanak akhir (9-12 tahun).
Masa kanak-kanak merupakan masa pondasi, karena itu pada masa ini, hendaknya seorang manusia terus dibimbing ke hal-hal yang baik agar terbiasa dalam mengerjakan suatu kebaikan sampai manusia tua. Maka dari itu nabi Muhammad menyuruh umatnya agar apabila mempunyai anak yang berusia 7 tahun, hendaknya diajarkan untuk sholat, apabila anak tersebut tidak sholat, maka hendaknya dipukul.
- Masa Remaja.
Setelah manusia melewti masa kanak-kanak, maka manusia tersebut sampai ke masa remaja. Pada masa inilah, terdapat awal masa aqil baligh atau mukallaf bagi seorang muslim, dengan demikian pada masa ini, manusia sudah dikenakan kewajiban dari Allah.Pada masa remaja ini, seorang manusia juga masih perlu banyak arahan, karen ciri-ciri manusia pada masa ini adalah rasa ingin tahu yang besar dan masa pencarian identitas, oleh karena itu bimbingat sangat dipelukan agar dalam mencoba sesuatu atau dalam mencari jati diri, manusia tidak terjerumus.
Masa remaja juga dibagi ke dalam masa remaja awal (12-14 tahun), masa remaja pertengahan (15-17 tahun) dan masa remaja akhir (18-21 tahun).
- Masa Dewasa.
Pada masa ini dapat dikatakan manusia sudah dapat berfikir secara matang. Namun demikian, arahan dan bimbingan dari manusia lainnya juga masi diperlukan pada masa ini.
- Masa Tua atau Lansia.
Pada masa ini, manusia telah mencapai masa kemunduran daya ingat fisik, seperti yang telah kami jelaskan pada surah Ghafir ayat 67. Pada masa ini, seorang manusia sangat membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupan sehari-hari, karena lemahnya fisik pada masa ini. Dalam islam juga dianjurkan banyak-banyak bersyukur bagi seseorang yang masih dapat bertahan hidup pada masa tua ini.
E. Kesimpulan.
Pada bagian kesimpulan ini, kami akan menjelaskan frase-frse urutan penciptaan manusia secara lebih lengkap berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhari
يجمع خلقه فى بطن امه اربعين يوما ثم يكون علقة مثل ذلك ثم يكون مضغة مثل ذلك ثم يبعث الله ملكا فيؤمر باربع كلماات ويقال له اكتب عمله ورزقه واجله شقي او سعيد ثم ينفخ فيه الروح
Artinya: Sesungguhnya seseorang di antara kalian, diciptakan dengan proses pertemuan (sel sperma dengan sel ovum) dalam rahim ibunya selama 40 hari, lalu berubah menjadi segumpal darah dalam waktu yang sama (40 hari), dan menjadi segumpal daging dalam waktu yang sama pula (40 hari). Kemudian Allah mengutus kepada malaikat dan diperintahkan kepadanya membawa empat perkara. Dikatakan kepada malaikat tersebut, tulislah mengenai ketetapan amal perbuatannya, rizkinya, dan ajalnya, serta (ketetapan) mengenai kesengsaraan atau kebahagiaanya. Kemudian ditiupkanlah kedalamnya ruh.
Dalam penggalan hadits di atas, terlihat jelas bahwa Allah menciptakan manusia berdasarkan waktu yang ditentukan. Serta terlihat pula dari hadits di atas bahwa Allah meniupkan ruh saat manusia berusia 4 bulan 10 hari dalam kandungan.
Hal terpenting yang perlu diingat dalam penjelasan pada makalah kami adalah, bahwa manusia diciptakan Allah dengan penuh keindahan, keserasian, keteraturan serta kebesaran. Sesungguhnya Allah menciptakan manusia bukanlah untuk hal yang sia-sia. Allah juga menekankan kepada manusia, bahwa manusia hendaknya tidak sombong berada di muka bumi, karena berdasarkan ayat-ayat di atas, manusia hanya diciptakan dari tanah, dari sesuatu yang setiap hari ia injak, dianggap rendah dan jijik. Manusia adalah putra-putri tanah dari bumi, maka hendaklah manusia mau bersujud kepada Allah di muka bumi ini. Demikianlah terdapat banya sekali pelajaran yang diberikan oleh Allah kepada manusia terkait diciptakannya manusia dari tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Jalaluddin. Tafsir Jalalain jilid 2. Beirut. Dar Al-Fikri.
Bukhari, Al-Imam. Shoheh Bukhori. Beirut. Dar Al-Fikri.
Depag, Tim. Ensiklopedi Islam. 1990. Jakarta. PT Ikhtiar Baru Van Hoeve.
Shihab, Quraish. Tafsir Al-Mishbah. 2004. Jakarta. Lentera hati.
Shihab, Quraish. Tuhan Ada dimana-mana.2003. Jakarta. Lentera Hati.
Wade, Carlo. Psikologi. 2008. Jakarta. Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar