Total Visitors

My Status

Follower

Tentang Dosen dan Matakuliah SIM

Begini teman-teman, khususnya anak STEI. Ketika saya mendapat matakuliah ini dan melihat dosennya agak "nyentrik", yaitu Bapak Gatot Prabantoro. Saya sempat bertanya-tanya, si Bapak yang satu ini berambut agak gondrong ,berbeda dengan dosen-dosen yang lainnya. Pada tatap muka kuliah yang pertama beliau hanya perkenalan saja dan menjelaskan aturan main perkuliahan dengan dia. Seperti yang dia jelaskan, nampaknya perkuliahan nantinya akan berjalan dengan menarik, dan seperti itu lah yang saya rasakan. Kebetulan saya mendapat kelompok pertama presentasi. Diskusi berjalan menarik dan penilaian mulai dilakukan oleh si Bapak. Bagi yang aktif mudah sekali untuk mendapatkan nilai, namun bagi yang pasif merupakan kesulitan tersendiri jika mengandalkan UTS dan UAS.

Alhamdulillah ketika tadi saya mampir di Blog Beliau, saya melihat ada data tentang nilai Matakuliah Sistem Informasi Manajemen. dengan rasa syukur saya mendapat nilai A....

Terima kasih kepada bapak Gatot Prabantoro karena perjuangan saya terhadap mata kuliah ini tidak sia-sia...
Category: 0 komentar

USM chapter 2

Akhirnya pada hari ini saya berhasil melewati USM yang ke 2 yaitu matakuliah Audit 2...

Aduh.........stress saya apabila mengingat soal-soal audit 2 tadi.
soalnya sedikit, hanya tiga soal. namun dari hasil belajar saya selama ini tidak ada yang keluar ketika ujian tadi.
Terus ada soal kasusnya pula, sedangkan selama saya belajar dengan dosen saya, hanya mengandalkan teori yang ada tanpa diikuti dengan latihan-latihan soal. saya berharapa ada keajaiban tentang nilai saya dari matakuliah itu....

Amin.....
Category: 0 komentar

Ujian Standarisasi Mutu (UPM)

Di kampus saya, di STIE Indonesia sedang diadakan ujian yang dinamakan USM(Ujian Standarisasi Mutu). Ujian ini dilakukan serempak dalam 1 hari untuk 1 matakuliahnya. pada semester ini saya mendapat dua matakuliah yang ada USMnya, yaitu Akuntansi Manajemen, dan Pemeriksaan Akuntan 2 (Audit 2). Tadi pagi pada pukul 09.00 WIB saya USM AKMEN di ruang 402. Pada jam 08.55 pengawas ujian telah datang, kebetulan yang mengawas di ruangan saya yaitu Ibu Uun Sunarsih, M.Si. Soal ujian yang diberikan ada 3 butir pertanyaan. semua soal memiliki bobot kesulitan yang sama (jarang belajar sih). Ketika ujian berjalan 20 menit, ada seorang peserta ujian, tentunya teman saya juga yang kedapatan melakukan pelanggaran ketika ujian. Dia langsung diambil soal dan lembar jawaban ujiannya dan diberi nilai 0. waktu terus bergulir (kaya lagunya nidji) sampai pada akhirnya saya selesai mengerjakan 3 soal dengan optimis jawaban saya benar. Akhirnya saya keluar ruangan ujian pada pukul 10.40 WIB.

Semoga hasil ujian saya bagus dan sesuai harapan. Amin....
Category: 0 komentar

Touring Ke Pelabuhan Ratu

Pada tanggal 26 Desember 2009 saya dan ke enam teman saya melakukan touring ke Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Jarak antara Jakarta dengan Pelabuhan Ratu tidaklah dekat. Setidaknya butuh 5 jam lebih dengan menggunakan Sepeda Motor. Kami berangkat pada pukul 09.30 WIB dari Cililitan, kemudian sampai di sana pada pukul 15.10 WIB. Meskipun di dalam perjalanan kami mendapat berbagai rintangan, seperti ban sepeda motor saya bocor di Bogor, kemudian hujan dari Rancamaya sampai Lido, tapi tak mengurangi semangat kami untuk tetap sampai ke Pelabuhan Ratu.dengan membayar tiket Rp. 2000/ orang, dab Rp. 1000/ motor kami dapat menikmati pemandangan Lautan yang indah serta ombak yang deras di sana.

Setelah puas menikmati pantai di sana, kami pun segera bersiap untuk pulang kembali pada pukul 17.30. WIB. Dengan di sertai hujan kami pun pulang dari Pelabuhan Ratu menuju Jakarta pada jam 18.00. Jalanan yang licin, gelap serta macet pun menjadi santapan kami. Dengan hati-hati kami melewati jalan yang berliku dan terjal. Untuk sampai Bogor pun rasanya lama sekali. karena kami yang sudah letih. Setelah sampai di Bogor pada jam 20.30 WIB, kami pun segera memacu motor kami agar lebih cepat sampai di rumah. Dan Al hasil kami pun sampai di rumah pada pukul 22.00 WIB.

Alhamdulillah touring kami kali ini berjalan dengan selamat, dan saya mengucapkan terima kasih kepada Retno, Hasan, Isa, Anto, Abink, dan kawannya Abink karena telah bergabung touring dengan saya.


Category: 0 komentar

Yamaha Jupiter Z


Saya merasa setelah lebih dari 2 tahun menggunakan Yamaha Jupiter Z,  motor ini semakin di hati. sesuai dengan motonya Yamaha, motor ini memang memiliki akselerasi yang lumayan untuk digunakan pada lalu lintas di JABODETABEK yang penuh dengan kemacetan. hampir setiap hari motor ini saya gunakan dengan menempuh jarak 120Km dengan konsumsi bensin yang masih dikategorikan irit. tidak di dalam kota saja, motor ini sudah saya gunakan untuk pulang kampung berkali-kali. Kebumen adalah kampung saya yang menempuh jarak 470 Km. Pokoknya Yamaha Jupiter sudah berada di hati saya yang terdalam.hehehehe

Yang lain makin ketinggalan
Category: 9 komentar

Yayasan Beasiswa Jakarta

Pada awalnya saya agak ragu ketika mengajukan surat permohonan pengajuan beasiswa kepada Yayasan Beasiswa Jakarta. Ketika itu saya masih semester 3 di STIE Indonesia. Tetapi saya coba untuk meyakinkan diri untuk melengkapi persyaratan pengajuan beasiswa dari yayasan tersebut. Berikut adalah persyaratannya:
  1. Bertempat tinggal di DKI Jakarta minimal 3 tahun dan kuliah di DKI Jakarta.
  2.  Usia maksimum 25 tahun per 30 September
  3. Indeks Prestasi Komulatif (IPK) minimal 3,00 untuk Ilmu Sosial, dan 2,8 untuk Ilmu Eksakta.  
  4. Berkelakuan baik, rajin, jujur, tidak terlibat penggunaan narkoba, dan tidak dalam menerima beasiswa dari Instansi / Lembaga manapun yang dinyatakan dengan Surat Keterangan Pimpinan Perguruan Tinggi bersangkutan.
  5. Surat Keterangan Tidak Mampu dari Kepala Kelurahan setempat.  
  6. Surat Persetujuan Orang Tua / Wali. 
  7. Surat Keterangan belum bekerja dan belum menikah dari Kepala Kelurahan setempat.
  8. Surat Pernyataan tertulis sanggup mematuhi peraturan dan ketentuan yang ditetapkan Yayasan
  9. Foto Copy Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Mahasiswa.  
  10. Pemohon minimal sudah pada semester III dan maksimal pada semester VII untuk program S1 dan semester V untuk program D3.
     
    Semuanya telah dilengkapi, dan saya ke Balai kota untuk menyerahkan persyaratan itu semua. Beberapa bulan berlalu kemudian saya mendapat kabar bahwa nama saya terdapat dalam penerima beasiswa baru. Betapa senangnya hati saya ketika mendengar hal tersebut. Kemudian saya mengambil formulir pendaftaran ulang dan segera mengisi serta melengkapi beberapa persyaratan baru.

    Pasca kurang lebih dari 1 bulan proses registrasi tersebut, saya mendapat kabar bahwa saya disuruh datang ke Bank DKI Cabang Cempaka Mas untuk mencairkan dana beasiswa tersebut. Alhamdulillah, setelah dana tersebut cair senilai Rp. 1.800.000,- saya gunakan untuk membayar kuliah semester 4.

    Setelah beberapa bulan dari penerimaan beasiswa tersebut, saya kembali mengajukan beasiswa di yayasan ini. Saya mengambil formulir di Balai kota. kemudian segera melengkapi beberapa persyaratan dari kampus, dan saya kembalikan lagi ke Yayasan ini. PAda awal bulan Desember saya mendapatkan kabar bahwa saya kembali menerima dana beasiswa dari yayasan ini dan dapat langsung dicairkan di Bank DKI mana saja. saya mencoba mengecek di Bank DKI Cilandak, betapa terkejutnya ternyata saldo saya bertambah Rp. 2.100.000,-. Dana tersebut berasal dari Yayasan beasiswa jakarta.

    Saya merasa bersyukur sekali dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Yayasan Beasiswa Jakarta atas bantuan yang telah diberikan sampai saat ini. dan saya juga berharap akan mendapatkan beasiswa lagi ditahun berikutnya. Amin......
Category: 4 komentar

Manfaat Donor Darah


Bagi Anda yang jarang atau belum pernah melakukan donor darah, alangkah baiknya anda membaca artikel ini.
ada beberapa manfaat donor darah :
1. Sarana amal kemanusiaan bagi yang sakit, kecelakaan, operasi dll
(setetes darah merupakan nyawa bagi mereka)
2. Orang yang aktif Donor jarang terkena penyakit ringan maupun berat.

3. Pemeriksaan ringan secara triwulanan meliputi Tensi darah, kebugaran (Hb), gangguan kesehatan (hepatitis, gangguan dalam darah dll)
4. Mencegah stroke (Pria lebih rentan terkena stroke dibanding wanita karena wanita keluar darah rutin lewat menstruasi kalau pria sarana terbaik lewat donor darah aktif)
5. Dari tinjauan agama,

"Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah 
dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya." ( QS Al Maidah ayat 32 )
" Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi 
dirimu sendiri ( QS Al Isra ayat 7 )
6. Dapat memvbuat tidur nyenyak
7. Membuat nafsu makan bertambah
8. Donor darah juga mempercepat proses penggantian sel-sel darah. Hasilnya, tubuh kita akan menjadi lebih sehat. Sel-sel darah dalam tubuh hanya mampu bertahan selama 100 hari. Jika darah tidak didonorkan, sel itu akan terbuang sia-sia.
9. Dapet Roti dan susu ultra lho pasca donor (di PMI Jakarta)

Tunggu kapan lagi ? ayo mulai dari sekarang.
Category: 0 komentar

Tokoh dan Teori Perkembangan Biologis


Teori perkembangan biologis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
         Menekankan faktor Nature sebagai penentu perkembangan manusia: kematangan, dasar-dasar biologis perilaku-proses mental
         Dipengaruhi pemikiran Charles Darwin-perspektif evolusioner
Kemudian teori perkembangan biologis dibagi menjadi dua, yaitu:
Teori-teori Maturasional
Maturasional dapat diartikan sebagai pematangan.
Contoh: janin, biologi perkembangan, perkembangan emosi, atau pematangan fisik apapun bentuk kehidupan biologis.
         Asumsi:
a)      perkembangan diarahkan dr dalam-maturasi biologis: berjalan, berbicara, kontrol diri
b)      self regulation: organisme memiliki kesiapan utk memasuki tahap perkembangan tertentu—memberi sinyal kpd lingkungannya

Teori-teori Etologis
Etologi ialah studi ilmiah pada perilaku binatang yang dianggap sebagai cabang zoologi. Etologi ialah studi ilmiah pada perilaku binatang yang dianggap sebagai cabang zoologi. Istilah “etologi” diturunkan dari bahasa Yunani, sebagaimana ethos (ήθος) ialah kata Yunani untuk "kebiasaan". Kata lain yang diturunkan dari kata Yunani ethos ialah: etis dan etika. Pertama kali istilah ini diperkenalkan dalam bahasa Inggris oleh Myrmekolog Amerika William Morton Wheeler pada 1902.
         Asumsi:
a)      perkembangan manusia sebagai bagian dr historis evolusioner; cara-cara yang memungkinkan manusia survive
b)      releasing stimuli: menangis, senyuman
c)      sumbangan: metode observasi dalam setting alamiah


Tokoh teori Maturasi
Arnold Gessel
Dr Arnold Gesell Lucius (21 Juni 1880 - 29 Mei 1961) adalah seorang psikolog dan dokter anak yang pionir dalam bidang perkembangan anak.
Gesell lahir di Alma, Wisconsin, yang dysgenic kualitas Gesell kemudian dianalisis di Desa Seribu Souls. Dia adalah anak sulung dari lima bersaudara dan anak dari seorang fotografer dan seorang guru, individu-individu yang keduanya tertarik pada bidang pendidikan. Mengawasi adik-adiknya belajar dan tumbuh membantu untuk mendirikan dalam dirinya minat pada anak-anak.
Dengan rencana untuk menjadi seorang guru, Gesell dihadiri Stevens Point Normal Sekolah setelah ia lulus dari sekolah tinggi pada tahun 1896. Di sini, ia mengambil mata kuliah dengan Universitas Clark berpendidikan Edgar James Swift, yang jengkel Gesell minat dalam psikologi. Ia bekerja sebagai guru sekolah tinggi sebentar, tetapi kemudian melanjutkan studi di University of Wisconsin di Madison. Di sana ia mengambil kursus sejarah yang diajarkan oleh Frederick Jackson Turner dan psikologi kursus yang diajarkan oleh Joseph Jastrow, yang memulai laboratorium psikologi di University of Wisconsin. Ia menjabat sebagai guru dan kepala sekolah tinggi sebelum melanjutkan pendidikannya di Universitas Clark, seorang pemimpin awal dalam psikologi. Clark sangat dipengaruhi oleh presidennya. Stanley Hall, yang mendirikan gerakan studi anak. Gesell menerima gelar Ph.D. dari Clark pada tahun 1906. Dia bekerja di beberapa fasilitas pendidikan di New York City dan Wisconsin sebelum sesama lulusan Clark Lewis Terman membantunya mendapatkan guru besar di Los Angeles Negara Normal School. Di sana ia bertemu dengan sesama guru Beatrice Chandler, seorang wanita brilian siapa ia menikah. Mereka kemudian memiliki seorang putri dan seorang putra. Setelah menghabiskan waktu di sekolah bagi orang cacat mental, seperti Pelatihan Vineland Sekolah di New Jersey, yang dijalankan oleh Henry H. Goddard, ia mengembangkan minat dalam mempelajari anak-anak cacat.
Bertekad untuk menjadi seorang dokter, ia menghabiskan beberapa waktu belajar di University of Wisconsin Medical School. Kemudian ia menjabat sebagai asisten profesor di Universitas Yale sementara belajar kedokteran. Dia mengembangkan klinik Child Development sana dan menerima gelar MD pada tahun 1915. Dia akhirnya diberi profesor penuh di Yale. Dia juga menjabat sebagai psikolog sekolah untuk Connecticut State Dewan Pendidikan dan membantu untuk mengembangkan kelas-kelas untuk membantu anak-anak cacat berhasil. Dia menulis beberapa buku, termasuk The Mengelola Anak dari sudut pandang Kebersihan dan Pendidikan Publik pada tahun 1923, The Mental Pertumbuhan Anak dari Prasekolah pada tahun 1925 (yang juga diterbitkan sebagai film), dan An Atlas of Infant Behavior (khas mencatat tonggak untuk usia tertentu) pada tahun 1934. Ia ditulis bersama dengan Frances Ilg dua childrearing panduan, Bayi dan Anak di Budaya Hari ini pada tahun 1943, dan The Child dari Lima sampai Sepuluh tahun 1946.
Gesell memanfaatkan teknologi terbaru dalam penelitiannya. Dia menggunakan terbaru dalam video dan fotografi kemajuan. Dia juga menggunakan cermin satu arah ketika mengamati anak-anak, bahkan penemuan Gesell kubah, sebuah cermin satu-arah berbentuk seperti kubah, di mana anak-anak dapat dilihat tanpa terganggu. Dalam penelitiannya ia mempelajari banyak anak-anak, termasuk Kamala, gadis serigala. Ia juga melakukan penelitian pada hewan muda, termasuk monyet.
Sebagai seorang psikolog, Gesell menyadari pentingnya luas baik alam dan memelihara. Dia mengingatkan orang lain untuk tidak cepat atribut cacat mental penyebab tertentu. Dia percaya bahwa banyak aspek perilaku manusia, seperti kidal dan temperamen yang diwariskan. Dia mengerti bahwa anak-anak disesuaikan dengan orangtua mereka serta satu sama lain. Dia berpikir bahwa nasional sekolah TK sistem akan menguntungkan Amerika. .

Tokoh Teori Etologi
Konrad Zacharias Lorenz (7 November 1903 - 27 Februari 1989) merupakan seorang psikologi, zoologi, dan ornitologi berkebangsaan Austria. Dia memenangkan hadiah penghargaan Nobel dalam bidang Kedokteran pada tahun 1973. Pada musim gugur tahun 1936, Lorenz menghadiri sebuah simposium yang diprakarsai Prof. Van der Klaauw di Kota Leiden, Belanda. Dalam simposium ini, Lorenz bertemu dengan Nikolaas Tinbergen yang juga seorang ahli tingkah laku hewan (ethologist). Pertemuan ini nampaknya menjadi pertemuan bersejarah bagi kedua ilmuwan tersebut. Mereka berdiskusi tentang hubungan antara respon penyesuaian tempat dengan mekanisme pelepasan yang dapat menjelaskan timbulnya tingkah laku berdasarkan insting. Pemikiran mereka merupakan cikal bakal lahirnya ethologi.
Di tahun 1973, Konrad Z. Lorenz bersama dengan Nikolaas Tinbergen dan Karl von Frisch meraih Hadiah Nobel.

Nikolas "Niko" Tinbergen (Den Haag, 15 April 1907 - 21 Desember 1988) adalah seorang etolog dan ornitolog Belanda yang berbagi Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1973 bersama Karl von Frisch dan Konrad Lorenz atas penemuan mereka di bidang biologi. Tinbergen terkenal untuk 4 pertanyaan yang dipercayainya harus ditanyakan berkenaan dengan berbagai perilaku binatang. Selain itu, dengan metodenya ia menerapkannya untuk menangani gejala autisme pada anak.

John Bowlby (26 Februari 1907-2 September 1990) adalah seorang psikiater dan psikoanalis, terkenal karena minatnya dalam perkembangan anak. Bowlby lahir di London ke atas keluarga kelas menengah. Ia adalah anak keempat dari enam anak dan dibesarkan oleh seorang pengasuh di gaya Inggris kelasnya pada saat itu. Ayahnya, Sir Anthony Bowlby, pertama Baronet, adalah ahli bedah ke King's Rumah Tangga, dengan sebuah sejarah tragis: pada umur lima tahun, Sir Anthony ayah sendiri (Yohanes kakek) tewas saat bertugas sebagai wartawan perang dalam Perang Opium.
Biasanya, Bowlby melihat ibunya hanya satu jam sehari setelah minum teh, meskipun selama musim panas ia lebih tersedia. Seperti banyak ibu-ibu lain dari kelas sosial, ia menilai bahwa perhatian dan kasih sayang orang tua akan menyebabkan berbahaya memanjakan anak-anak. Bowlby beruntung dalam bahwa pengasuh dalam keluarganya hadir sepanjang masa kecilnya. Bowlby mempelajari psikologi dan pra-klinis ilmu di Trinity College, Cambridge, memenangkan hadiah untuk kinerja intelektual yang luar biasa. Setelah Cambridge, ia bekerja dengan tunggakan maladjusted dan anak-anak, kemudian pada usia dua puluh dua berkuliah di University College Hospital di London. Pada usia dua puluh enam, ia memenuhi syarat dalam obat-obatan. Sementara masih di sekolah kedokteran, ia mendaftar diri di Institut Psikoanalisis. Setelah sekolah kedokteran, ia dilatih di dewasa psikiatri di Rumah Sakit Maudsley. Pada tahun 1937, ia memenuhi syarat sebagai psikoanalis.

Empat Tipe kepribadian Manusia

Dalam dunia psikologi, dikenal yg namanya 4 tipe kepribadian: Sanguinis, Melankolis, Koleris & Plegmatis, atau ada juga yg langsung mengkategorikannya sesuai dgn sifat dominan masing-masing tipe, yaitu: Sanguinis Populer, Melankolis Sempurna, Koleris Kuat & Plegmatis Damai.

KEKUATAN DAN KELEMAHAN KOLERIS :

KEKUATAN:

* Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif
* Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan
* Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target
* Bebas dan mandiri
* Berani menghadapi tantangan dan masalah
* "Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini".
* Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat
* Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas
* Membuat dan menentukan tujuan
* Terdorong oleh tantangan dan tantangan
* Tidak begitu perlu teman
* Mau memimpin dan mengorganisasi
* Biasanya benar dan punya visi ke depan
* Unggul dalam keadaan darurat


KELEMAHAN :

* Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis)
* Senang memerintah
* Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai
* Menyukai kontroversi dan pertengkaran
* Terlalu kaku dan kuat/ keras
* Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik
* Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci
* Sering membuat keputusan tergesa-gesa
* Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain
* Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan
* Workaholics (gila kerja)
* Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf
* Mungkin selalu benar tetapi tidak populer


KEKUATAN DAN KELEMAHAN MELANKOLIS :

KEKUATAN :

* Analitis, mendalam, dan penuh pikiran
* Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal
* Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis)
* Sensitif
* Mau mengorbankan diri dan idealis
* Standar tinggi dan perfeksionis
* Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi)
* Hemat
* Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu kreatif)
* Kalau sudah mulai, dituntaskan.
* Berteman dengan hati-hati.
* Puas di belakang layar, menghindari perhatian.
* Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi
* Sangat memperhatikan orang lain


KELEMAHAN :

* Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan)
* Mengingat yang negatif & pendendam
* Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah
* Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan
* Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah
* Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan
* Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan
* Hidup berdasarkan definisi
* Sulit bersosialisasi
* Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yg menentang dirinya
* Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang)
* Rasa curiga yg besar (skeptis terhadap pujian)
* Memerlukan persetujuan


KEKUATAN DAN KELEMAHAN PLEGMATIS :

KEKUATAN :

* Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh
* Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik
* Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana
* Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi)
* Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya terorganisasi
* Penengah masalah yg baik
* Cenderung berusaha menemukan cara termudah
* Baik di bawah tekanan
* Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan
* Rasa humor yg tajam
* Senang melihat dan mengawasi
* Berbelaskasihan dan peduli
* Mudah diajak rukun dan damai


KELEMAHAN :

* Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru
* Takut dan khawatir
* Menghindari konflik dan tanggung jawab
* Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar)
* Terlalu pemalu dan pendiam
* Humor kering dan mengejek (Sarkatis)
* Kurang berorientasi pada tujuan
* Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri
* Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat
* Tidak senang didesak-desak
* Menunda-nunda / menggantungkan masalah.


KEKUATAN DAN KELEMAHAN SANGUINIS :

KEKUATAN :

* Suka bicara
* Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif
* Antusias dan ekspresif
* Ceria dan penuh rasa ingin tahu
* Hidup di masa sekarang
* Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan)
* Berhati tulus dan kekanak-kanakan
* Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara)
* Umumnya hebat di permukaan
* Mudah berteman dan menyukai orang lain
* Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian
* Menyenangkan dan dicemburui orang lain
* Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)
* Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang membosankan
* Menyukai hal-hal yang spontan


KELEMAHAN :

* Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras)
* Membesar-besarkan suatu hal / kejadian
* Susah untuk diam
* Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain (suka nge-Gank)
* Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele
* Rentang Konsentrasi Pendek
* Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja antusias)
* Mudah berubah-ubah
* Susah datang tepat waktu jam kantor
* Prioritas kegiatan kacau
* Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas
* Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah masalahnya
* Egoistis
* Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama
* Konsentrasi ke "How to spend money" daripada "How to earn/save money".
Category: 2 komentar

Pengertian dan Urgensi Belajar

Definisi
Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsure yang sangt fundamental dalam setiap penyelenggaran jenis dan jenjang pendidikan.berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu tergantung pada proses belajar yang di alami siswa dimanapun dia berada, sekolah, lingkungan rumah ataupun keluarga.
Definisi belajar sangat bermacam-macam tapi pada kesempatan kali ini kami hanya akan menyebutkan beberapa saja. Menurut Skinner dalam bukunya educational psychology, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif, ia percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat (reinforce). Menurut Chaplin dalam dictionary of psychology dictionary membatasi belajar dalam dua rumusan, yang pertama belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetapsebagai akibat latihan dan pengalman, dan yang kedua, belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus. Dan pengertian terakhir yang kita tulis pada kali ini adalah dari Hintzman dalam bukunya the psychology of learning and memory berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan ynag terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalamn yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.
Secara umum dapat di fahami bahwa belajar merupakan tahapan perubahan tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interasi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Urgensi belajar
Belajar adalah key term yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa adanya belajar maka tak akan pernah ada pendidikan. Karena sangat entingnya arti belajar maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikolog pedidikan pun diarahkan pada tecapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia. Banyak sekali perbuhan-perubahan yang terdapat dari manusia yang tergantung pada belajar, sehingga kualitas peradaban yang ada sekarang tergantung pada apa dan bagaimana kita belajar. Belajar juga memainkan peran penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia (bangsa) di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yang lebih dahulu karena belajar. Akibat persaingan tersebut, kenyataan tragis juga bisa terjadi karena belajar, contoh, tidak sedikit orang yang menggunakan hasil belajar pengetahuan dan teknologi tinggi membuat senjata pemusnah untuk menghansurkan sesama umat manusia. Jadi disamping membawa manfaat, terkadang membawa madharat. Tetapi meskipun begitu, kegiatan belajar tetap mempunyai arti penting. Artinya, dengan ilmu dan teknologi juga dapat digunakan untuk membangun benteng bagi kelompok manusia yang tertindas.
Dalam perspektif keagamaan pun (islam), belajar merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga di harpkan derajat kehidupannya dapat meningkat. Seperti yang di terangkan dalam surat al-mujadalah: 11 yang artinya:”… niscaya Allah lah yang meninggikan beberapa drajat kepada orang-orang yang beriman dan berilmu.”. ilmu dalam hal ini adalah pengetahuan yang relevan dengan tuntutan zaman dan bermanfaat bagi kehidupan orang banyak, baik sekarang maupun yang akan datang.


Memori
Memori yang biasanya kita artikan sebagai ingatan itu sesungguhnya adalah fungsi mental yang menangkap informasi dari stimulus, dan ia merupakan storage system, yakni system penyimpanan informasi dan pengetahuan yang terdapat di dalam otak manusia. Menurut Bruno, memori adalah proses mental yang meliputi pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembsli informasi dan pengetahuan. Menurut ahli psikologi pendidikan khususnya bagi mereka yang tergolong ahli sains kognitif, sepakat bahwa hubungan antara belajar, memori dan pengetahuan itu sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Menurut best, setiap informasi yang kita terima sebelum masuk dan diproses oleh subsistem akal pendek (short term memory) terlebih dahulu disimpan sesaat, atau hanya lewat pada sensory register yakni subsystem penyimpanan syaraf indra penerima informasi. Dalam subsistem ini berfungsi untuk mengirimkan implus ke otak.
Dengan demikian, struktur system akal terdiri dari tiga subsistem, yaitu: sensory register, short term memory, dan long term memory
Ditinjau dari sudut jenis informasi dan pengetahuan yang disimpan, memori manusia terdiri dari dua macam, yaitu:
1. Semantic memory (memori semantik), yaitu memori khusus yang menyimpan arti-arti atau pengertian-pengertian. Menurut Reber, dalam memori semantik informasi yang diterima ditransformasikan dan diberi kode arti lalu disimpan atas dasar arti itu. Seorang siswa yang menerima informasi dari hasil semantic ini akan dapat mendayagunakannya dan mempertahankan dalam waktu yang relative lebih lamadan dalam situasi yang komplek.
2. Episodic memory (memori episodik), yaitu memori khusus yang menyimpan informasi-informasi tentang peristiwa- peristiwa. Memori ini berfungsi sebagai referensi otobiografi. Hingga kini masih sulit dipastikan bagaimana dan sejauh mana hubungan antara memori semantic dan memori episodik. Namun beberapa ahli memperkirakan bahwa memori episodik mungkin dapat membuka jalan penyimpanan pengetahuanyang berfungsi semantik. Best berpendapat bahwa antara item pengetahuan episodik dengan item pengetahuan semantic terdapat hubungan yang memungkinkan keduanya bergabung. Dalam hal ini, item pengetahuan memori episodik dapat dimodifikasi oleh system akal sehingga menjadi item-item yang berbentuk arti sehingga memperoleh akses ke memori semantik. Diluar kemungkinan proses ini belum ada keterangan lain yang lebih akurat mengenai sifat dan cara penggabungan keduanya.


Macam-macam ilmu pengetahuan
Ditinjau dari sifat dan cara penerapanya, ilmu pengetahuan terdiri atas dua macam, yaitu: declarative knowledge dan procedural knowledge (Best,1989; Anderson, 1990)
1. Declarative knowledge lazim juga disebut propositional knowledge. Pegetahuan proposional adalah pengetahuan mengenai informasi factual yang pada umumnya bersifat stasis-normatif dan dapat dijelaskan secara verbal/lisani. Isi pengetahuan ini berupa konsep-konsep dan fakta yang dapat ditularkan kepada orang lain melaluiekspresi tulisan atau lisan. Contoh, pengetahuan seorang siswa mengenai karburator sepeda motornya. Dia bisa dengan lancar menjelaskan tentang karburator, tetapi ketika karburatornya sendiri rusak, maka ia tidak tahu cara memperbaikinya agar berfungsi kembali seperti pengetahuan yang ia jelaskan tadi, dalam kondisi ini yang ia butuhkan adalah batuan orang lain, yaiu seorang montir. Oleh karena pengetahuan semacam ini berisi konsep dan fakta yang bersifat verbal dan dapat diuraikan dengan kalimat-kalimat pernyataan maka ia juga disebut stateable concept and fact, yaitu konsep dan fakta yang dapat dinyatakan melalui ekspresi lisan (Evans, 1991).
2. Procedural knowledge, pengetahuan prosedural adalah pengetahuan yang mendasari kecakapan atau ketrampilan perbuatan jasmaniah yang cenderung dinamis. Namun pengetahuan ini sangat sulit-kalau bukan mustahil-diuraikan dengan lisan, meskipun mudah mendemonstrasikan dengan perbuatan nyata. Contoh: kemahiran seorang siswa dalam mengendarai sepeda. Dia bias mengendarai sepeda bahkan dengan melepaskan tangannya. Pengetahuan ini bersifat ketrampilan, jadi tetap bertahandalam diri siswa tersebut walaupun sudah ditinggalkan bertahun-tahun. Tetapi ketika ditanya bagaiman dia bias meakukan hal itu, maka dia tidak bisa menjawabnya, karena dia tidak tahu mengapa sebabnya. Dalam hal ini, meskipun pengetahuan tersebut tersimpan dalam memorinya, siswa tersebut memerlukan pengetahuan normative mengenai “gravitasi bumi dan gaya” jika ingin menjelaskannya pada orang lain.

Penekanan yang dilakukan oleh islam mengenai proses belajar, proses kerja system memori (akal), dan proses penguasaan pengetahuan dan ketrampilan oleh manusia adalah terhadap signifikansi fungsi kognitif (akal) dan fungsi indra-indra sebagai alat penting untuk belajar, sangat jelas. Kata kunci, seperti ya’qilun, yatafakkarun, yubshirun, yasma’un, dan sebagainnya yang terdapat dalam al-qur’an adalah bukti bahwa betapa pentingnya penggunaan fungsi ranah cipta dan karsa manusia dalam belajar dan meraih ilmu pengetahuan. Islam, menurut yusuf al-qadrawi adalah akidah yang berdasarkan ilmu pengetahuan, bukan bedasarkan penyerahan diri secara membabi buta. Hal ini tersirat dal surat Muhammad: 19 “maka ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan kecuali allah”.
Dan beberapa surat lagi yang menegaskan kita agar orang-orang belajar agar memperoleh ilmu pengetahuan.
1. Surat al-zumar ayat 9 mengatakan “apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya, hanya orang-orang yang berakallah yang mampu menerima pelajaran”.
2. Allah berfirman “…dan janganlah kamu membiasakan diri pada apa yang kamu tidak ketahui” (al-isra: 36).
3. Dalam hadist riwayat ibnu ‘ashim dan thabarani, Rasulullah SAW bersabda,”wahai sekalian manusia, belajarlah! karena ilmu pengetauhan hanya di dapat melalui belajar”.

Persepsi Sosial

PERSEPSI SOSIAL
Seperti yang telah dijelaskan dimuka, kehidupan individu tidak dapat lepas dari lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Sejak individu dilahirkan, sejak itu pula individu berhubungan dengan lingkungan luarnya. Sejak itu pula individu menerima stimuli atau ransangan dari luar dirinya. Dalam rangka individu mengenali stimulus merupakan persoalan yang berkaitan dengan persepsi. Mengenai persepsi itu sendiri seperti halnya dengan pengertian- pengertian lain terdapat pandangan yang bervariasi antara ahli satu dengan ahli yang lain.

1. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan. Pengindraan adalah merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indra. Namun proses tersebut tidak berhenti di situ saja, pada umumnya stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf, dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses pengindraan, dan proses pengindraan merupakan proses yang mendahului terjadinya persepsi. Proses pengindraan terjadi setiap saat, yaitu pada waktu individu menerima stimulus yang mengenai dirinya melalui alat indra. Alat indra merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya (Branca, 1964; Woodworth dan Marquis, 1957).
Stimulus yang mengenai individu itu kemudian di organisasikan, diinterpretasikan, sehingga individu menyadari tentang apa yang di indranya itu. Proses inilah yang dimaksud dengan persepsi. Jadi stimulus diterima alat indra, kemudian melalui proses persepsi sesuatu yang diindra tersebut menjadi sesuatu yang berarti setelah diorganisasikan dan diinterpretasikan (Davidoff, 1981). Disamping itu menurut Maskowitz dan Orgel (1969) persepsi itu merupakan proses yang intergrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organism atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu. Karena merupakan aktifitas yang integrated, maka seluruh pribadi, seluruh apa yang ada dalam diri individu ikut aktif berperan dalam persepsi itu.
Dengan persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, dan juga tentang keadaan diri individu yang bersangkutan (Davidoff, 1981). Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi stimulus dapat dating dari luar diri individu, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan. Bila yang dipersepsi dirinya sendiri sebagai objek persepsi, inilah yang disebut persepsi diri (self-perception). Karena dalam persepsi itu merupakan aktifitas yang intergrated, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berfikir, kerangka acuan, dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam persepsi tersebut. Berdasarkan atas hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi itu sekalipun stimulusnya sama, tetapi karna pengalaman tidak sama, kemampuan berfikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama, ada kemungkinan hasil persepsi antara individu satu dengan individu yang lain tidak sama. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa persepsi itu memang bersifat individual (Davidoff, 1981).
Menurut Brehm dan Kassin (1989), persepsi sosial adalah penilaian-penilaian yang terjadi dalam upaya manusia memahami orang lain. Tentu saja sangat penting, namun bukan tugas yang mudah bagi setiap orang. Tinggi, berat, bentuk tubuh, warna kulit, warna rambut, dan warna lensa mata, adalah beberapa hal yang mempengaruhi persepsi sosial. Contohnya di Amerika Serikat, wanita berambut pirang dinilai sebagai seorang yang hangat dan menyenangkan.

Brems & Kassin (dalam Lestari, 1999) mengatakan bahwa persepsi sosial memiliki beberapa elemen, yaitu:
a. Person, yaitu orang yang menilai orang lain.
b. Situasional, urutan kejadian yang terbentuk berdasarkan pengalaman orang untuk meniiai sesuatu.
c. Behavior, yaitu sesuatu yang di lakukan oleh orang lain. Ada dua pandangan mengenai proses persepsi, yaitu:
1.) Persepsi sosial, berlangsung cepat dan otomatis tanpa banyak pertimbangan orang membuat kesimpulan tentang orang lain dengan cepat berdasarkan penampilan fisik dan perhatian sekilas.
2.) Persepsi sosial, adalah sebuah proses yang kompleks, orang mengamati perilaku orang lain dengan teliti hingga di peroleh analisis secara lengkap terhadap person, situasional, dan behaviour.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi suatu proses aktif timbulnya kesadaran dengan segera terhadap suatu obyek yang merupakan faktor internal serta eksternal individu meliputi keberadaan objek, kejadian dan orang lain melalui pemberian nilai terhadap objek tersebut. Sejumlah informasi dari luar mungkin tidak disadari, dihilangkan atau disalahartikan. Mekanisme penginderaan manusia yang kurang sempurna merupakan salah satu sumber kesalahan persepsi (Bartol & Bartol, 1994).
Dalam usaha menginterpretasi oranglain sering digunakan dimensi-dimensi tertentu. Wrightman (1981) mengemukakan ada 6 dimensi pokok, yaitu:
1. Dapat dipercaya – tidak dapat dipercaya
2. Rasional – tidak rasional
3. Altruis – orientasi diri (selfness)
4. Independen – conform dengan kelompok
5. Variatif – kesamaan
6. Kompleksitas – kesederhanaan
Melalui perkembangan dan pengalaman, orang membangun konsep kepribadian implicit (implicit personality theory), yaitu asumsi-asumsi adanya sifat-sifat tertentu yang berkorelasi dengan sifat lain. Orang yang memiliki kecenderungan demikian disebut psikolog naïf.
Pembentukan Kesan / Persepsi
Pengetahuan tentang orang-orang tertentu dan kaitannya dengan atribut tertentu sering diistilahkan sebagai prototype. Hasil prototype memunculkan adanya stereotype, yaitu pemberian atribut tertentu pada sekelompok orang tertentu. Contoh: orang Indonesia ramah, orang Amerika individualistis.
Dalam pembentukan kesan, stereotype sulit diabaikan begitu saja. Stereotype akan membatasi persepsi dan komunikasi, stereotype juga bisa dimanfaatkan untuk membina hubungan yang lebih lanjut. Pada konsep kepribadian implicit, stereotype juga akan memunculkan illusory correlation, yaitu mengaitkan secara berlebihan antara satu karakteristik dengan karakteristik yang lain secara general.


Kategori Sosial
Dalam pembentukan kesan terhadap oranglain, ada kecenderungan untuk secepatnya mengkategorika orang tersebut ke dalam suatu cirri tertentu. Penilaian yang cepat ini (snap jugdment) memiliki arti penting dalam proses pembentukan kesan selanjutnya. Contoh yang sering ditemu adalah munculnya halo efek. Yang disebut gejala self-fulfilling prophecy adalah pembuatan kategorisasi tertentu dengan diwarnai harapan berdasarkan asumsi penilai.

2. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh pada Persepsi
3. Kesan yang terbentuk dalam pikiran seseorang di saat pertama kali berjumpa dengan orang lain ditentukan oleh berbagai hal, yaitu :
a. Ciri ciri penampilan fisik ( fisikal attractiveness ) meliputi :
i. Penampilan fisik akan menentukan bagaimana persepsi kita terhadap orang lain. Penampilan fisik ini berakar pada :
1. Wajah (menarik / tdk menarik)
2. Bgm cara berpakaian, bahan, model, cara memakainya
3. Postur tubuh, make up, potongan gaya rambut
4. Assesories yang dikenakan
b. Ciri ciri sosial demografik (social demographic characteristic ) meliputi :
i. Jenis Kelamin : umumnya perempuan dinilai lebih rendah kemampuannya dibanding laki-laki dalam pekerjaan tertentu. (lihat penelitian Goldberg 1968).
ii. Suku / Ras / Etnis : Suatu hari kita diminta unt bertemu dengan orang yang bernama Situmorang yang berasal dari Batak karo, dan pada hari lain kita diminta bertemu dengan Widodo Rahardjo yang berasal dari Solo Jawa tengah. Biasanya sebelum kita bertemu kita membayangkan seperti apa sifat/karakter rang yang akan kita jumpai. Dalam persepsi kita ada perbedaan sifat antra orang yang berbeda suku.
iii. Status Sosial Ekonomi meliputi : Social economic performance (penampilan berdasar persepsi status sosial ekonomi) sering menjebak penilaian terhadap orang lain). Social economic performance ini biasanya dilihat/dinilai dari penampilan luaran. Mis, tongkrongannya, style pergaulannya, fashion, assesories, pekerjaan dll.
c. Komunikasi non verbal ( non communication verbal skill management ) : Kesan terhadap orang lain ikut ditentukan oleh komunikasi non verbal seperti :
i. Ekpresi wajah (wajah adalah ekpresi kejiwaan)
ii. Gerakan tubuh/tangan/ gerak mata
iii. Intonasi suara
iv. Kontak pandangan mata
Dari komunikasi non verbal kita bisa menarik kesan tentang kondisi emosi, watak kepribadian dan kejujuran seseorang
Didepan telah dipaparkan bahwa apa yang ada dalam diri individu akan dipengaruhi dalam individu mengadakan persepsi, ini merupakan faktor internal. Di samping itu masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi dalam proses persepsi, yaitu faktor stimulus itu sendiri dan faktor lingkungan dimana persepsi itu berlangsung, dan ini merupakan faktor eksternal. Stimulus dan lingkungan sebagai faktor eksternal dan individu sebagai faktor internal saling berinteraksi dalam individu mengadakan persepsi.
Agar stimulus dapat dipersepsi, maka stimulus harus cukup kuat, stimulus harus melampaui ambang stimulus, yaitu kekuatan stimulus yang minimal tetapi sudah dapat menimbulkan kesadaran, sudah dapat dipersepsi oleh individu. Kejelasan stimulus akan banyak berpengaruh dalam persepsi. Stimulus yang kurang jelas, stimulus yang berwayuh arti, akan berpengaruh dalam ketepatan persepsi. Bila stimulus itu berwujud benda-benda bukan manusia, maka ketepatan persepsi lebih terletak pada individu yang mengadakan persepsi, karna benda-benda yang di persepsi tersebut akan berbeda bila yang dipersepsikan itu manusia.
Mengenai keadaan individu yang dapat mempengaruhi hasil persepsi dating dari dua sumber, yaitu yang berhubungan dengan segi kejasmanian, dan yang berhubungan dengan segi psikologis. Bila system fisiologisnya terganggu, hal tersebut akan berpengaruh dalam persepsi seseorang. Sedangkan segi psikologis seperti telah dipaparkan di depan, yaitu antara lain mengenai pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir, kerangka acuan, motivasi akan berpengaruh pada seseorang dalam mengadakan persepsi.
Sedangkan linkungan atau situasi khususnya yang melatar belakangi stimulus juga akan berpengaruh dalam persepsi, lebih-lebih bila objek persepsi adalah manusia. Objek dan lingkungan yang melatarbelakangi objek merupakan kebulatan atau kesatuan yang sulit dipisahkan. Objek yang sama dengan situasi sosial yang berbeda, dapat menghasilkan persepsi yang berbeda.
4. Persepsi Sosial
Telah dipaparkan didepan berkaitan dengan persepsi objek yang dipersepsi dapat berada diluar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat berada di dalam diri orang yang mempersepsi. Dalam mempersepsi diri sendiri orang akan dapat melihat bagaimana keadaan dirinya sendiri, orang akan dapat mengerti bagaimana keadaan dirinya sendiri, orang dapat mengevaluasi tentang dirinya sendiri.
Bila objek persepsi terletak diluar orang yang mempersepsi, maka objek persepsi dapat bermacam-macam, yaitu dapat berwujud benda-benda, situasi, dan juga dapat berwujud manusia. Bila objek persepsi berwujud benda-benda disebut persepsi benda (things perception) atau juga disebut non-social perception, sedangkan bila objek persepsi berwujud manusia atau orang disebut persepsi sosial atau social perception (Heider. 1958). Namun disamping istilah-istilah tersebut khususnya mengenai istilah social perception masih terdapat istilah-istlah lain yang digunakan. Yaitu persepsi orang atau person perception (Secord dan Backman.1964), juga istilah person cognitionI atau interpersonal perception. Yang kurang dapat mendukung istilah social perception dalam pengertian person perception memberikan alasan bahwa karena persepsi sosial menyangkut persepsi yang berkaitan dengan variable-variabel social, sehingga ini memberikan pengertian yang lebih luas dari pada pengertian person perception (Tagiure dalam lindzey dan aronsome 1975).
Dalam individu mempersepsikan benda-benda mati bila dibandingkan dengan mempersepsikan manusia, terdapat segi-segi persamaan disamping segi-segi perbedaan adanya persamaan bila dilihat bahwa manusia atau orang itu dipandang sebagai benda fisik seperti benda-benda fisik lainnya yang terikat pada waktu dan tempat, pada dasarnya tidak berbeda. Namun karena manusia bukan semata-mata bukan hanya benda fisik melulu, tetapi mempunyai kemampuan-kemampuan yang tidak dipunyai oleh benda fisik lainnya, maka hal ini akan membawa perbedaan antara persepsi benda-benda dengan mempersepsi manusia (Morgan, dkk. 1984).
Mempersepsi seseorang, individu yang dipersepsi itu mempunyai kemampuan-kemampuan, perasaan, harapan walaupun kadarnya berbeda seperti halnya pada individu yang mempersepsi. Orang yang dipersepsi dapat berbuat sesuatu terhadap orang yang mempersepsi, sehingga kadang-kadang atau justru sering hasil persepsi tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Orang yang dipersepsi dapat menjadi teman, namun sebaliknya juga dapat menjadi lawan dari individu yang yang mempersepsi. Hal tersebut tidak akan dijumpai bila yang dipersepsi itu bukan manusia atau orang (Tagiuri dan Petrullo, 1958). Ini berarti bahwa orang yang dipersepsi dapat memberikan pengaruh terhadap orang yang mempersepsi.
Persepsi sosial merupakan suatu proses seseorang untuk mengetahui, mempersepsikan, dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, tentang sifat-sifatnya, kualitasnya dan keadaan yang lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi, sehingga terbentuk gambaran mengenai orang yang dipersepsi (Tagiuri dalam Lindzey dan Aronson, 1975). Namun demikian seperti telah dipaparkan di depan, karena yang dipersepsi itu manusia seperti halnya yang mempersepsi, maka objek persepsi dapat memberikan pengaruh kepada orang yang mempersepsi. Dengan demikian dapat dikembangkan dalam mempersepsi manusia atau orang (person) adanya dua pihak yang masing-masing yang mempunyai kemampuan-kemampuan, perasaan-perasaan, harapan-harapan, pengalaman-pengalaman tertentu yang berbeda satu dengan yang lain, yang akan berpengaruh dalam orang mempersepsi manusia atau orang tersebut.
Dari uraian tersebut di atas, ada beberapa hal yang dapat ikut berperan dan dapat pberpengaruh dalam mempersepsi manusia, yaitu (1) keadaan stimulus, dalam hal iniberujud manusia yang akan dipersepsi; (2) situasi atau keadaan sosial yang melatarbelakangi stimulus; dan (3) keadaan orang yang mempersepsi. Walaupun stimulus personnya sama, tetapi kalau situasi sosial yang melatarbelakangi stimulus person berbeda, akan berbeda hasil persepsinya (Tagiuri dan petrullo, 1958).
Pikiran, perasaan, kerangka acuan, pengalaman-pengalaman, atau dengan kata lain keadaan pribadi orang yang mempersepsi akan berpengaruh dalam seseorang mempersepsi orang lain. Hal tersebut disebabkan karena persepsi merupakan aktifitas yang integrated (Moskowitz dan Orgel, 1969). Bila orang yang dipersepsi atas dasar pengalaman merupakan seorang yang menyenangkan bagi orang yang mempersepsi, akan lain hasil persepsinya bila orang yang dipersepsi itu memberikan pengalaman yang sebaliknya. Demikian pula dengan aspek-aspek lain yang terdapat dalam diri orang yang mempersepsi.
Demikian pula situasi sosial yang melatarbelakangi stimulus person juga akan ikut berperan dalam hal mempersepsi seseorang. Bila situasi sosial yang berlatarbelakangi berbeda, hal tersebut akan membawa perbedaan hasil pertsepsi seseorang. Orang yang bisa bersikap keras, tetapi karena situasi sosialnya tidak memungkinkan untuk menunjukkan kekerasannya, hal tersebut akan mempengaruhi dalam seseorang berperan sebagai stimulus person. Keadaan tersebut dapat mempengaruhi orang yang mempersepsinya. Karena itu situasi sosial yang melatarbelakangi stimulus person mempunyai peran yang penting dalam persepsi, khususnya persepsi sosial.
Teori-teori Atribusi (Labelling)
Ada 3 teori atribusi, yaitu:
1. Theory of Correspondent Inference (Edward Jones dan Keith Davis)
Apabila perilaku berhubungan dengan sikap atau karakteristik personal, berarti dengan melihat perilakunya dapat diketahui dengan pasti sikap atau karakteristik orang tersebut. Hubungan yang demikian adalah hubungan yang dapat disimpulkan (correspondent inference).
Bagaimana mengetahui bahwa perilaku berhubungan dengan karakteristiknya?
a. Dengan melihat kewajaran perilaku. Orang yang bertindak wajar sesuai dengan keinganan masyarakat, sulit untuk dikatakan bahwa tindakannya itu cerminan dari karakternya.
b. Pengamatan terhadapan perilaku yang terjadi pada situasi yang memunculkan beberapa pilihan.
c. Memberikan peran berbeda dengan peran yang sudah biasa dilakukan. Misalnya, seorang juru tulis diminta menjadi juru bayar. Dengan peran yang baru akan tampak keaslian perilaku yang merupakan gambaran dari karakternya.
2. Model of Scientific Reasoner (Harold Kelley, 1967, 1971)
Harrold Kelley mengajukan konsep untuk memahami penyebab perilaku seseorang dengan memandang pengamat seperti ilmuwan, disebut ilmuwan naïf. Untuk samapi pada suatu kesimpulan atribusi seseorang, diperlukan tiga informasi penting. Masing-masing informasi juga harus menggambarkan tinggi-rendahnya. Tiga informasi itu, adalah:
a. Distinctiveness
Konsep ini merujuk pada bagaiman seorang berperilaku dalam kondisi yang berbeda-beda. Distinctivness yang tinggi terjadi apabila orang yang bersangkutan mereaksi secara khusus pada suatu peristiwa. Sedangkan distinctiveness rendah apabila seseroagn merespon sama terhadap stimulus yang berbeda.
b. Konsistensi
Hal ini menunjuk pada pentingnya waktu sehubungan dengan suatu peristiwa. Konsistensi dikatakan tinggi apabila seseorang merespon smaa untuk stimulus yang sama pada waktu yang berbeda. Apabila responnya tidak menentu maka seseorang dikatakan konsistensinya rendah.
c. Konsensus
Apabila oranglain tidak bereaksi sama dengan seseorang, berarti konsensusnya rendah, dan sebaliknya. Selain itu konsep tentang consensus selalu melibatkan oranglain sehubungan dengan stimulus yang sama.
Dari ketiga informasi diatas, dapat ditentukan atribusi pada seseorang. Menurut Kelley ada 3 atribusi, yaitu:
• Atribusi Internal, dikatakan perilaku seseorang merupakan gambaran dari karakternya bila distinctivenessnya rendah, konsensusnya rendah, dan konsistensinya tinggi.
• Atribusi Eksternal, dikatakan demikian apabila ditandai dengan distinctiveness yang tinggi, consensus tinggi, dan konsistensinya juga tinggi.
• Atribusi Internal-Eksternal, hal ini ditandai dengan distinctiveness yang tinggi, consensus rendah, dan konsistensi tinggi.

3. Atribusi Keberhasilan dan Kegagalan (Weiner)
Ada dua macam dimensi pokok:
a. Keberhasilan dan kegagalan memiliki penyebab internal atau eksternal.
b. Stabilitas penyebab, stabil atau tidak stabil.

Kestabilan
Locus of Ctrl Tidak stabil
(temporer) Stabil
(permanen)
Internal Usaha, mood, kelelahan Bakat, kecerdasan, karakteristik fisik
Eksternal Nasib, ketidaksengajaan, kesempatan Tingkat kesukaran tugas
Category: 0 komentar

Kursus Toefl Online Murah

About Me

Foto saya
Mahasiswa Magister Akuntansi di Universitas Mercu Buana, Karyawan di PT. Summarecon Agung, Tbk, Alumni STIE Indonesia'07, Psikologi UIN Jakarta '08,

Translator