Total Visitors

My Status

Follower

Contoh Proposal dalam Organisasi

Berikut ini contoh proposal yang bisa dikategorikan sebagai suatu proposal yang baik dan realitanya project di proposal tersebut goal. semoga bermanfaat

Unduh di sini
Category: 0 komentar

Perceptual Boundedness and Perceptual Support in Conceptual Development

Judul di atas merupakan salah satu jurnal di mata kuliah Psikologi Kognitif. Buat yang butuh filenya silahkan download di sini

Paradigma antropologi

Dalam bahasa sederhana paradigma adalah cara pandang, pola pikir, cara berpikir. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Paradigma diartikan sebagai kerangka berpikir. Paradigma mirip dengan kacamata yang Anda pakai. Dengan kacamata hitam, maka semua obyek yang Anda lihat akan berwarna hitam. Dengan kacamata kuda, Anda hanya bisa melihat obyek yang ada di depan Anda. Anda tidak akan bisa mengamati wanita cantik yang ada di samping Anda, kecuali dengan menggeser pandangan Anda. Paradigma akan memengaruhi cara pandang Anda dalam melihat realitas dan bagaimana cara Anda menyikapinya. Ilmuwan sosial Thomas S Kuhn, orang yang kali pertama menggunakan konsep paradigma, melalui buku Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda mengungkapkan paradigma bukan saja bersifat kognitif tapi juga normatif. Paradigma bukan saja memengaruhi cara berpikir kita tentang realitas, tetapi juga mengatur cara mendekati dan bertindak atas realitas.
            Dalam sejarah perkembangan antropologi diwarnai oleh divegensi teori yang semakin meningkat, dan pola tesebut nampaknya teus berlangsung. Tiadak ada kesepakatan tentang berapa jumlah paradigma dalam antropologi masa kini. Berikut adalah beberapa contoh paradigma antropologi (Achmad fedyani 2005: 63-66)
Evolusionisme klasik paradigma ini beupaya menelusuri perkembangan kebudayaan sejak yang paling awal, asal usul primitf, hingga yang paling mutakhir, bentuk yang paling kompleks.
Difusionisme paradigma ini berupaya menjelaskan kesaman-kesaman diantara bebagai kebudayaan. Kesamaan tersebut terjadi karena adanya kontak-kontak kebudayaan.
Partikularisme paradigma ini memusatkan perhatian pada pengumpulan data etnogafi dan deskipsi mengenai kebudayaan tertentu.
Struktural-Fungsionalisme paradigma ini berasumsi bahwa komponen-komponen system sosial, seperti halnya bagian-bagian tubuh suatu organism, befungsi memelihara integritas dan stabilitas keseluruhan sisitem
Antropologi Pisikologi mengekspresikan dirinya kedalam tiga hal besar : hubungan antara kebudayaan manusia dan hakikat manusia, hubungan antara kebudayaan dan individu, dan hubungan antara kebudayaan dan kepribadian khas masyarakat.
Strukturalisme adalah strtegi penelitian untuk mengungkapkan struktur pikiran manusia-yakni, struktur dari poses pikiran manusia-yang oleh kaum strukturalis dipandang sama secara lintas budaya.
Materalisme Dialektik paradigma ini berupaya menjelaskan alas an-alasan terjadinya perubahan dan perkembangan system sosial budaya.
Cultural Materialisme paradigma ini berupaya menjelaskan sebab-sebab kesamaan dan pebedaan sosial budaya.
Etnosains paadigma ini juga disebut “etnografi bau”. Perspektif teoritis mendasar dari paradigma tersebut yerkandung dalam konsep analisis kompensional, yang mengemukakan komponen kategori-kategori kebudayaan dapat dianalisis dalam konteksnya sendiriuntuk melihat bagaimana kebudayaan menstrukturkan lapangan kognisis.
Antropologi Simbolik paradigma ini dibangun atas dasar bahwa manusia adalah hewan pencai makna, dan berupaya mengungkapkan cara-cara simbolik dimana manusia secara individual, dan kelompok-kelompok kebudayan dari manusia, memberikan makna kepada kehidupannya.
Sosiobilogi paradigma ini berusaha menerapkan prinsip-prinsip evolosi biologi terhadap fenomena sosial dan menggunakan pendekatan dan program genetika untuk meneliti banyak prilaku kebudayaan.
                Dalam paradigma Antropologi, dikenal pendekatan hermeneutik untuk menganalisis suatu data, peneliti menempatkan objek penelitian sebagai “teks” yang harus dibaca lalu ditafsirkan. Menafsirkan berarti kita menerangkan (to clarify), memahami, memaknai objek yang diteliti. Tafsir disini merupakan interpretasi yang diberikan oleh penelti dimana dia tidak hanya sekedar menerangkan, tetapi jauh menembus ke dalam ia mengupas dan menguraikan makna yang tersirat di balik sebuah “teks” tadi. Makna yang ditafsirkan harus sesuai dengan data yang terkumpul, sehingga mampu menghasilkan pemaknaan yang logis dan masuk akal. Penelitian Antropologi cenderung mengembangkan metode penelitian yang bersifat penelitian intensif dan mendalam. Ia hanya mengkhususkan kepada suatu unsur tertentu saja dari objek yang diteliti, dalam hal ini adalah masyarakat.

Persepsi Sosial


  1. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan. Pengindraan adalah merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indra. Namun proses tersebut tidak berhenti di situ saja, pada umumnya stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf, dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses pengindraan, dan proses pengindraan merupakan proses yang mendahului terjadinya persepsi. Proses pengindraan terjadi setiap saat, yaitu pada waktu individu menerima stimulus yang mengenai dirinya melalui alat indra. Alat indra merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya (Branca, 1964; Woodworth dan Marquis, 1957).
Stimulus yang mengenai individu itu kemudian di organisasikan, diinterpretasikan, sehingga individu menyadari tentang apa yang di indranya itu. Proses inilah yang dimaksud dengan persepsi. Jadi stimulus diterima alat indra, kemudian melalui proses persepsi sesuatu yang diindra tersebut menjadi sesuatu yang berarti setelah diorganisasikan dan diinterpretasikan (Davidoff, 1981). Disamping itu menurut Maskowitz dan Orgel (1969) persepsi itu merupakan proses yang intergrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organism atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu. Karena merupakan aktifitas yang integrated, maka seluruh pribadi, seluruh apa yang ada dalam diri individu ikut aktif berperan dalam persepsi itu.
Dengan persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, dan juga tentang keadaan diri individu yang bersangkutan (Davidoff, 1981). Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi stimulus dapat dating dari luar diri individu, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan. Bila yang dipersepsi dirinya sendiri sebagai objek persepsi, inilah yang disebut persepsi diri (self-perception). Karena dalam persepsi itu merupakan aktifitas yang intergrated, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berfikir, kerangka acuan, dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam persepsi tersebut. Berdasarkan atas hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi itu sekalipun stimulusnya sama, tetapi karna pengalaman tidak sama, kemampuan berfikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama, ada kemungkinan hasil persepsi antara individu satu dengan individu yang lain tidak sama. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa persepsi itu memang bersifat individual (Davidoff, 1981).
Menurut Brehm dan Kassin (1989), persepsi sosial adalah penilaian-penilaian yang terjadi dalam upaya manusia memahami orang lain. Tentu saja sangat penting, namun bukan tugas yang mudah bagi setiap orang. Tinggi, berat, bentuk tubuh, warna kulit, warna rambut, dan warna lensa mata, adalah beberapa hal yang mempengaruhi persepsi sosial. Contohnya di Amerika Serikat, wanita berambut pirang dinilai sebagai seorang yang hangat dan menyenangkan.

               Brems & Kassin (dalam Lestari, 1999) mengatakan bahwa persepsi sosial memiliki beberapa elemen, yaitu:
a. Person, yaitu orang yang menilai orang lain.
b. Situasional, urutan kejadian yang terbentuk berdasarkan pengalaman orang untuk meniiai sesuatu.
c. Behavior, yaitu sesuatu yang di lakukan oleh orang lain. Ada dua pandangan mengenai proses persepsi, yaitu:
1.) Persepsi sosial, berlangsung cepat dan otomatis tanpa banyak pertimbangan orang membuat kesimpulan tentang orang lain dengan cepat berdasarkan penampilan fisik dan perhatian sekilas.
2.) Persepsi sosial, adalah sebuah proses yang kompleks, orang mengamati perilaku orang lain dengan teliti hingga di peroleh analisis secara lengkap terhadap person, situasional, dan behaviour.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi suatu proses aktif timbulnya kesadaran dengan segera terhadap suatu obyek yang merupakan faktor internal serta eksternal individu meliputi keberadaan objek, kejadian dan orang lain melalui pemberian nilai terhadap objek tersebut. Sejumlah informasi dari luar mungkin tidak disadari, dihilangkan atau disalahartikan. Mekanisme penginderaan manusia yang kurang sempurna merupakan salah satu sumber kesalahan persepsi (Bartol & Bartol, 1994).
Dalam usaha menginterpretasi oranglain sering digunakan dimensi-dimensi tertentu. Wrightman (1981) mengemukakan ada 6 dimensi pokok, yaitu:
1.      Dapat dipercaya – tidak dapat dipercaya
2.      Rasional – tidak rasional
3.      Altruis – orientasi diri (selfness)
4.      Independen – conform dengan kelompok
5.      Variatif – kesamaan
6.      Kompleksitas – kesederhanaan
Melalui perkembangan dan pengalaman, orang membangun konsep kepribadian implicit (implicit personality theory), yaitu asumsi-asumsi adanya sifat-sifat tertentu yang berkorelasi dengan sifat lain. Orang yang memiliki kecenderungan demikian disebut psikolog naïf.
Pembentukan Kesan / Persepsi
Pengetahuan tentang orang-orang tertentu dan kaitannya dengan atribut tertentu sering diistilahkan sebagai prototype. Hasil prototype memunculkan adanya stereotype, yaitu pemberian atribut tertentu pada sekelompok orang tertentu. Contoh: orang Indonesia ramah, orang Amerika individualistis.
Dalam pembentukan kesan, stereotype sulit diabaikan begitu saja. Stereotype akan membatasi persepsi dan komunikasi, stereotype juga bisa dimanfaatkan untuk membina hubungan yang lebih lanjut. Pada konsep kepribadian implicit, stereotype juga akan memunculkan illusory correlation, yaitu mengaitkan secara berlebihan antara satu karakteristik dengan karakteristik yang lain secara general.


Kategori Sosial
Dalam pembentukan kesan terhadap oranglain, ada kecenderungan untuk secepatnya mengkategorika orang tersebut ke dalam suatu cirri tertentu. Penilaian yang cepat ini (snap jugdment) memiliki arti penting dalam proses pembentukan kesan selanjutnya. Contoh yang sering ditemu adalah munculnya halo efek. Yang disebut gejala self-fulfilling prophecy adalah pembuatan kategorisasi tertentu dengan diwarnai harapan berdasarkan asumsi penilai.

  1. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh pada Persepsi
  2. Kesan yang terbentuk dalam pikiran seseorang di saat pertama kali berjumpa dengan orang lain ditentukan oleh berbagai hal, yaitu :
    1. Ciri ciri penampilan fisik ( fisikal attractiveness ) meliputi :
                                          i.    Penampilan fisik akan menentukan bagaimana persepsi kita terhadap orang lain. Penampilan fisik ini berakar pada :
1.    Wajah (menarik / tdk menarik)
2.    Bgm cara berpakaian, bahan, model, cara memakainya
3.    Postur tubuh, make up, potongan gaya rambut
4.    Assesories yang dikenakan
    1. Ciri ciri sosial demografik (social demographic characteristic ) meliputi :
                                          i.    Jenis Kelamin : umumnya perempuan dinilai lebih rendah kemampuannya dibanding laki-laki dalam pekerjaan tertentu. (lihat penelitian Goldberg 1968).
                                        ii.    Suku / Ras / Etnis : Suatu hari kita diminta unt bertemu dengan orang yang bernama Situmorang yang berasal dari Batak karo, dan pada hari lain kita diminta bertemu dengan Widodo Rahardjo yang berasal dari Solo Jawa tengah. Biasanya sebelum kita bertemu kita membayangkan seperti apa sifat/karakter rang yang akan kita jumpai. Dalam persepsi kita ada perbedaan sifat antra orang yang berbeda suku.
                                       iii.    Status Sosial Ekonomi meliputi : Social economic performance (penampilan berdasar persepsi status sosial ekonomi) sering menjebak penilaian terhadap orang lain). Social economic performance ini biasanya dilihat/dinilai dari penampilan luaran. Mis, tongkrongannya, style pergaulannya, fashion, assesories, pekerjaan dll.
    1. Komunikasi non verbal ( non communication verbal skill management ) : Kesan terhadap orang lain ikut ditentukan oleh komunikasi non verbal seperti :
                                          i.    Ekpresi wajah (wajah adalah ekpresi kejiwaan)
                                        ii.    Gerakan tubuh/tangan/ gerak mata
                                       iii.    Intonasi suara
                                       iv.    Kontak pandangan mata
Dari komunikasi non verbal kita bisa menarik kesan tentang kondisi emosi, watak kepribadian dan kejujuran seseorang
Didepan telah dipaparkan bahwa apa yang ada dalam diri individu akan dipengaruhi dalam individu mengadakan persepsi, ini merupakan faktor internal. Di samping itu masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi dalam proses persepsi, yaitu faktor stimulus itu sendiri dan faktor lingkungan dimana persepsi itu berlangsung, dan ini merupakan faktor eksternal. Stimulus dan lingkungan sebagai faktor eksternal dan individu sebagai faktor internal saling berinteraksi dalam individu mengadakan persepsi.
Agar stimulus dapat dipersepsi, maka stimulus harus cukup kuat, stimulus harus melampaui ambang stimulus, yaitu kekuatan stimulus yang minimal tetapi sudah dapat menimbulkan kesadaran, sudah dapat dipersepsi oleh individu. Kejelasan stimulus  akan banyak berpengaruh dalam persepsi. Stimulus yang kurang jelas, stimulus yang berwayuh arti, akan berpengaruh dalam ketepatan persepsi. Bila stimulus itu berwujud benda-benda bukan manusia, maka ketepatan persepsi lebih terletak pada individu yang mengadakan persepsi, karna benda-benda yang di persepsi tersebut akan berbeda bila yang dipersepsikan itu manusia.
Mengenai keadaan individu yang dapat mempengaruhi hasil persepsi dating dari dua sumber, yaitu yang berhubungan dengan segi kejasmanian, dan yang berhubungan dengan segi psikologis. Bila system fisiologisnya terganggu, hal tersebut akan berpengaruh dalam persepsi seseorang. Sedangkan segi psikologis seperti telah dipaparkan di depan, yaitu antara lain mengenai pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir, kerangka acuan, motivasi akan berpengaruh pada seseorang dalam mengadakan persepsi.
Sedangkan linkungan atau situasi khususnya yang melatar belakangi stimulus juga akan berpengaruh dalam persepsi, lebih-lebih bila objek persepsi adalah manusia. Objek dan lingkungan yang melatarbelakangi objek merupakan kebulatan atau kesatuan yang sulit dipisahkan. Objek yang sama dengan situasi sosial yang berbeda, dapat menghasilkan persepsi yang berbeda.
  1. Persepsi Sosial
Telah dipaparkan didepan berkaitan dengan persepsi objek yang dipersepsi dapat berada diluar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat berada di dalam diri orang yang mempersepsi. Dalam mempersepsi diri sendiri orang akan dapat melihat bagaimana keadaan dirinya sendiri, orang akan dapat mengerti bagaimana keadaan dirinya sendiri, orang dapat mengevaluasi tentang dirinya sendiri.
Bila objek persepsi terletak diluar orang yang mempersepsi, maka objek persepsi dapat bermacam-macam, yaitu dapat berwujud benda-benda, situasi, dan juga dapat berwujud manusia. Bila objek persepsi berwujud benda-benda disebut persepsi benda (things perception) atau juga disebut non-social perception, sedangkan bila objek persepsi berwujud manusia atau orang disebut persepsi sosial atau social perception (Heider. 1958). Namun disamping istilah-istilah tersebut khususnya mengenai istilah social perception masih terdapat istilah-istlah lain yang digunakan. Yaitu persepsi orang atau person perception (Secord dan Backman.1964), juga istilah person cognitionI atau interpersonal perception. Yang kurang dapat mendukung istilah social perception dalam pengertian person perception memberikan alasan bahwa karena persepsi sosial menyangkut persepsi yang berkaitan dengan variable-variabel social, sehingga ini memberikan pengertian yang lebih luas dari pada pengertian person perception (Tagiure dalam lindzey dan aronsome 1975).
Dalam individu mempersepsikan benda-benda mati bila dibandingkan dengan mempersepsikan manusia, terdapat segi-segi persamaan disamping segi-segi perbedaan adanya persamaan bila dilihat bahwa manusia atau orang itu dipandang sebagai benda fisik seperti benda-benda fisik lainnya yang terikat pada waktu dan tempat, pada dasarnya tidak berbeda. Namun karena manusia bukan semata-mata bukan hanya benda fisik melulu, tetapi mempunyai kemampuan-kemampuan yang tidak dipunyai oleh benda fisik lainnya, maka hal ini akan membawa perbedaan antara persepsi benda-benda dengan mempersepsi manusia (Morgan, dkk. 1984).
Mempersepsi seseorang, individu yang dipersepsi itu mempunyai kemampuan-kemampuan, perasaan, harapan walaupun kadarnya berbeda seperti halnya pada individu yang mempersepsi. Orang yang dipersepsi dapat berbuat sesuatu terhadap orang yang mempersepsi, sehingga kadang-kadang atau justru sering hasil persepsi tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Orang yang dipersepsi dapat menjadi teman, namun sebaliknya juga dapat menjadi lawan dari individu yang yang mempersepsi. Hal tersebut tidak akan dijumpai bila yang dipersepsi itu bukan manusia atau orang (Tagiuri dan Petrullo, 1958). Ini berarti bahwa orang yang dipersepsi dapat memberikan pengaruh terhadap orang yang mempersepsi.
Persepsi sosial merupakan suatu proses seseorang untuk mengetahui, mempersepsikan, dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, tentang sifat-sifatnya, kualitasnya dan keadaan yang lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi, sehingga terbentuk gambaran mengenai orang yang dipersepsi (Tagiuri dalam Lindzey dan Aronson, 1975). Namun demikian seperti telah dipaparkan di depan, karena yang dipersepsi itu manusia seperti halnya yang mempersepsi, maka objek persepsi dapat memberikan pengaruh kepada orang yang mempersepsi. Dengan demikian dapat dikembangkan dalam mempersepsi manusia atau orang (person) adanya dua pihak yang masing-masing yang mempunyai kemampuan-kemampuan, perasaan-perasaan, harapan-harapan, pengalaman-pengalaman tertentu yang berbeda satu dengan yang lain, yang akan berpengaruh dalam orang mempersepsi manusia atau orang tersebut.
Dari uraian tersebut di atas, ada beberapa hal yang dapat ikut berperan dan dapat pberpengaruh dalam mempersepsi manusia, yaitu (1) keadaan stimulus, dalam hal iniberujud manusia yang akan dipersepsi; (2) situasi atau keadaan sosial yang melatarbelakangi stimulus; dan (3) keadaan orang yang mempersepsi. Walaupun stimulus personnya sama, tetapi kalau situasi sosial yang melatarbelakangi stimulus person berbeda, akan berbeda hasil persepsinya (Tagiuri dan petrullo, 1958).
Pikiran, perasaan, kerangka acuan, pengalaman-pengalaman, atau dengan kata lain keadaan pribadi orang yang mempersepsi akan berpengaruh dalam seseorang mempersepsi orang lain. Hal tersebut disebabkan karena persepsi merupakan aktifitas yang integrated (Moskowitz dan Orgel, 1969). Bila orang yang dipersepsi atas dasar pengalaman merupakan seorang yang menyenangkan bagi orang yang mempersepsi, akan lain hasil persepsinya bila orang yang dipersepsi itu memberikan pengalaman yang sebaliknya. Demikian pula dengan aspek-aspek lain yang terdapat dalam diri orang yang mempersepsi.
Demikian pula situasi sosial yang melatarbelakangi stimulus person juga akan ikut berperan dalam hal mempersepsi seseorang. Bila situasi sosial yang berlatarbelakangi berbeda, hal tersebut akan membawa perbedaan hasil pertsepsi seseorang. Orang yang bisa bersikap keras, tetapi karena situasi sosialnya tidak memungkinkan untuk menunjukkan kekerasannya, hal tersebut akan mempengaruhi dalam seseorang berperan sebagai stimulus person. Keadaan tersebut dapat mempengaruhi orang yang mempersepsinya. Karena itu situasi sosial yang melatarbelakangi stimulus person mempunyai peran yang penting dalam persepsi, khususnya persepsi sosial.                   
Teori-teori Atribusi (Labelling)
Ada 3 teori atribusi, yaitu:
1.      Theory of Correspondent Inference (Edward Jones dan Keith Davis)
Apabila perilaku berhubungan dengan sikap atau karakteristik personal, berarti dengan melihat perilakunya dapat diketahui dengan pasti sikap atau karakteristik orang tersebut. Hubungan yang demikian adalah hubungan yang dapat disimpulkan (correspondent inference).
Bagaimana mengetahui bahwa perilaku berhubungan dengan karakteristiknya?
a.     Dengan melihat kewajaran perilaku. Orang yang bertindak wajar sesuai dengan keinganan masyarakat, sulit untuk dikatakan bahwa tindakannya itu cerminan dari karakternya.
b.     Pengamatan  terhadapan perilaku yang terjadi pada situasi yang memunculkan beberapa pilihan.
c.     Memberikan peran berbeda dengan peran yang sudah biasa dilakukan. Misalnya, seorang juru tulis diminta menjadi juru bayar. Dengan peran yang baru akan tampak keaslian perilaku yang merupakan gambaran dari karakternya.
2.      Model of Scientific Reasoner (Harold Kelley, 1967, 1971)
Harrold Kelley mengajukan konsep untuk memahami penyebab perilaku seseorang dengan memandang pengamat seperti ilmuwan, disebut ilmuwan naïf. Untuk samapi pada suatu kesimpulan atribusi seseorang, diperlukan tiga informasi penting. Masing-masing informasi juga harus menggambarkan tinggi-rendahnya. Tiga informasi itu, adalah:
a.     Distinctiveness
Konsep ini merujuk pada bagaiman seorang berperilaku dalam kondisi yang berbeda-beda. Distinctivness yang tinggi terjadi apabila orang yang bersangkutan mereaksi secara khusus pada suatu peristiwa. Sedangkan distinctiveness rendah apabila seseroagn merespon sama terhadap stimulus yang berbeda.
b.     Konsistensi
Hal ini menunjuk pada pentingnya waktu sehubungan dengan suatu peristiwa. Konsistensi dikatakan tinggi apabila seseorang merespon smaa untuk stimulus yang sama pada waktu yang berbeda. Apabila responnya tidak menentu maka seseorang dikatakan konsistensinya rendah.
c.     Konsensus
Apabila oranglain tidak bereaksi sama dengan seseorang, berarti konsensusnya rendah, dan sebaliknya. Selain itu konsep tentang consensus selalu melibatkan oranglain sehubungan dengan stimulus yang sama.
            Dari ketiga informasi diatas, dapat ditentukan atribusi pada seseorang. Menurut Kelley ada 3 atribusi, yaitu:
·        Atribusi Internal, dikatakan perilaku seseorang merupakan gambaran dari karakternya bila distinctivenessnya rendah, konsensusnya rendah, dan konsistensinya tinggi.
·        Atribusi Eksternal, dikatakan demikian apabila ditandai dengan distinctiveness yang tinggi, consensus tinggi, dan konsistensinya juga tinggi.
·        Atribusi Internal-Eksternal, hal ini ditandai dengan distinctiveness yang tinggi, consensus rendah, dan konsistensi tinggi.

3.      Atribusi Keberhasilan dan Kegagalan (Weiner)
Ada dua macam dimensi pokok:
a.     Keberhasilan dan kegagalan memiliki penyebab internal atau eksternal.
b.     Stabilitas penyebab, stabil atau tidak stabil.

             Kestabilan
Locus of Ctrl
Tidak stabil
(temporer)
Stabil
(permanen)
Internal
Usaha, mood, kelelahan
Bakat, kecerdasan, karakteristik fisik
Eksternal
Nasib, ketidaksengajaan, kesempatan
Tingkat kesukaran tugas
                                                                                                                          

The Economic of Financial Reporting Regulation

Bahan ini saya dapet dari Bu Lies Zulfiati, M.Si ketika saya mengikuti perkuliahan tatap muka ke 4 mata kuliah teori akuntansi, filenya silahkan diunduh di sini

Teori Relasi Objek dan Diri

Di dalam psikologi kepribadian, tentunya membahas bagaimana individu berhubungan dengan individu lainnya melalui kepribadian dan bagaimana kepribadian itu dibentuk secara sosial dari hasil perkembangan biologis. Hal ini juga berkaitan mengenai hubungan Ibuu dengan anak, serta keluarganya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dengan mengundur file berikut

Termasuk Kategori Pohon Manakah Anda?

Setiap orang memiliki perilaku yang berbeda-beda di dalam kehidupan. Namun ada banyak yang memiliki kesamaan dan hal itu dapat dikaitkan dengan Astrologi, Shio, dan lain-lain, termasuk yang satu ini dikategorikan berdasarkan analisa tanggal lahir dengan pengelompokkan pohon. Kalau anda penasaran silahkan diunduh di sini
Category: 0 komentar

Makalah Sistem Informasi Akuntansi

Ada file di laptop gue nih, tau deh itu punya siapa. Lupa-lupa inget. Gue share aja, semoga bermanfaat.
judulnya SISTEM PENJUALAN KREDIT DAN SISTEM AKUNTANSI PIUTANG. Filenya bisa diunggah di sini
Category: 0 komentar

Latihan Perpajakan Pph pasal 21

Tn. Ras adalah karyawan PT. BCD, memperoleh gaji pokok Rp. 4.000.000. Tunjangan yang diperoleh yaitu jabatan Rp. 1.450.000, transportasi Rp. 625.000, dan kesehatan Rp. 450.000. PT. ABC dengan karyawan melakukan kesepakatan untuk membayar premi asuransi dan iuran THT, untuk pembayaran premi asuransi kecelakaan kerja kesepakatan antara perusahaan dan karyawan dengan perbandingan 3:2 sebesar Rp. 500.000 sedangkan untuk pembayaran THT sebesar Rp. 300.000.
Tn. Ras sudah menikah dan menanggung 2 anak kandung dan kedua orang tuanya. Hitunglah Pph Tn. Ras!

Materi Fiqh

Buat temen-temen yang mau ujian akhir semester, mungkin file ini dapet membantu untuk Kebut Semalem biar UAS nya bisa...bisa apa ya???bisa ngantuk kali?atau bisa diperkecil. Yang pastinya buat dibaca.hehe...
Filenya dapat diunggah di sini
Category: 0 komentar

Perbandingan Antara Bank Konvensional dan Bank Syariah dalam Teori dan Praktek

BAB 1
PENDAHULUAN

Salah satu fungsi bank adalah tempat meminjam uang. Bank perlu menghimpun dana untuk menyediakan pinjaman bagi masyarakat. Penghimpunan dana pada bank sangat penting karena bank membutuhkan dana untuk menjalankan fungsinya. Jika tidak ada dana, bank tidak bisa membantu masyarakat yang memerlukan dana untuk memenuhi kebutuhannya. Masyarakat yang menaruh dana di bank ingin mencari keuntungan, begitu juga dengan pihak bank.Dalam perkembangan saat ini di Indonesia banyak bermunculan bank syariah. Penghimpunan dana pada bank konvensional dan bank syariah memiliki perbedaan dan persamaan karena kedua jenis bank tersebut memiliki perbedaan prinsip. Penghimpunan dana pada bank konvensional dan syariah harus diketahui secara jelas agar masyarakat yang ingin menginvestasikan uangnya di bank mengerti perbedaannya kemudian dapat menentukan jenis bank mana yang akan dipilih agar sesuai dengan kondisi keuangannya.











BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Bank Konvensional
Fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurakan kembali dana tersebut kepada masyarakat lain yang memerlukan. Masyarakat menghimpun dana di bank untuk mencari keuntungan berdasarkan bunga. Jadi kedua belah pihak mendapat keuntungan. Di dalam bank konvensional, konsep penghimpunan dana terdiri dari giro, tabungan, deposito. Masyarakat yang menghimpun dananya akan mendapatkan imbalan berdasarkan prinsip bunga. Berikut akan dijelaskan tentang konsep-konsep penghimpunan dana pada bank konvensional.

2.1.1.      GIRO
I.     Pengertian Giro
Menurut UU no. 10 th 1998, giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan.
Dana masyarakat giro adalah dana yang selalu dimiliki oleh suatu bank dan merupakan salah satu dana yang harganya relatif lebih murah dibanding dana lainnya yang dimiliki oleh suatu bank. Bank menetapkan harga dana giro lebih murah karena lamanya pengendapan tidak dapat dipastikan secara tepat, dimana pemilik rekening giro dapat menarik uangnya kapan saja mereka kehendaki.

II.  Perhitungan  Bunga Giro
Seorang nasabah giro, apabila masih memiliki saldo kredit selama periode perhitungan bunga atau jasa giro, akan diberikan sejumlah bunga giro. Perhitungan bunga giro akan dilakukan atas saldo rata-rata terendah dari mutasi setiap bulan. Pembukuan langsung dibukukan atas keuntungan nasabah yang bersangkutan.
Contoh perhitungan bunga giro untuk Tn. Hermawan, nasabah Bank Omega cabang Jakarta, dapat diilustrasikan sebagai berikut:

1.   Perhitungan bunga giro bila diterapkan saldo terendah bulan November:
Bunga tahunan 12 %
Bunga bulanan 1%
Perhitungan bunga : 1% x Rp. 94.000.000 = Rp. 940.000

2. Perhitungan bunga giro bila diterapkan berdasarkan lamanya pengendapan dana:

3.    Perhitungan bunga bila diterapkan berdasarkan saldo rata-rata setiap bulannya:

Saldo rata-rata perbulan…………………………..  Rp. 99.160.000
Bunga Sebulan……………………………………. Rp       991.600

Metode mana yang akan diterapkan oleh bank dapat diputuskan sendiri berdasarkan pengalaman bank. Hal yang akan mempengaruhi perhitungan bunga ini adalah fluktuasi dari saldo rekening giro. Dalam hal ini harus diketahui perilaku pergerakan saldo giro, baik menurun maupun meningkat setiap bulannya sebagai dasar pemilihan metode perhitungan bunga.

III.   Penarikan Giro
1.   Cek (cheque)
Cek adalah surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memelihararekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepadapihak yang disebut di dalamnya atau kepeda pemegang cek tersebut.

Syarat hukum dan penggunaan cek sebagai alat pembayaran giral (KUHDagang psl 178) :
ü    Ada surat cek tertulis perkataan “CEK/CHEQUE” dan nomor seri
ü    Surat harus berisi perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlahuang tertentu
ü    Nama bank yang harus membayar (tertarik)
ü    Jumlah dana dalam angka dan huruf
ü    Penyebutan tanggal dan tempat cek dikeluarkan
ü    Tanda tangan dan atau cap perusahaan.

Syarat lainnya yang dapat ditetapkan oleh bank :
ü    Tersedianya dana
ü    Adanya materai yang cukup
ü    Jika ada coretan atau perubahan harus ditandatangani oleh si pembericek
ü    Jumlah uang yang terbilang dan tersebut harus sama
ü    Memperlihatkan masa kadaluarsa cek yaitu 70 hari setelahdikeluarkannya cek tersebut
ü    Tanda tangan atau cap perusahaan harus sama denganspeciment/contoh
ü    Tidak diblokir pihak berwenang
ü    Endorsment cek benar (jika ada)
ü    Kondisi cek sempurna
ü    Rekening belum ditutup
ü    Dan syarat-syarat lainnya.

Jenis-jenis Cek
a.             Cek atas nama: Cek yang diterbitkan atas nama seseorang atau badan hukum tertentu yang tertulis jelas di dalam cek tersebut.
b.            Cek atas unjuk: Kebalikan dari cek atas nama. Di dalam cek tidak tertulis nama seseorang atau badan hukum.
c.             Cek silang: Cek yang dipojok kiri diberi tanda dua tanda garis sejajar, sehingga cek tersebut tidak dapat ditarik tunai melainkan pemindahbukuan.
d.            Cek mundur: Cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal. Hal ini biasanya terjadi karena kesepakatan antara pemberi dan penerima cek.\
e.             Cek kosong: Atau blank cheque merupakan cek yang penarikkannya melebihi saldo yang ada.

Keterangan yang ada di dalam suatu cek :
Ø   ada tertulis kata-kata Cek atau Cheque
Ø   ada tertulis bank penerbit
Ø   ada nomor cek
Ø   ada tanggal penulisan cek (dibawah nomor cek)
Ø   ada perintah membayar “bayarlah kepada………….atau pembawa
Ø   ada jumlah uang (nominal angka dan huruf)
Ø   ada tandatangan dan atau cap perusahaan pemilik cek.


2.         Bilyet Giro
Bilyet giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara giro nasabah tersebut, untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya atau nomor rekening pada bank yang sama tau bank lainnya.

Syarat-syarat yang berlaku untuk BG agar pemindahbukuannya dapat dilakukan:
-     pada surat cek tertulis perkataan “Bilyet Giro” dan nomor seri
-     surat harus berisi perintah tak bersyarat untuk memindahbukukan sejumlah uang tertentu atas beban rekening yang bersangkutan
-     nama bank yang harus membayar (tertarik)
-     nama penerima dana dan nomor rekening
-     nama bank penerima dana
-     jumlah dana dalam angka dan huruf
-     penyebutan tanggal dan tempat cek dikeluarkan
-     tanda tangan dan atau cap perusahaan.

Masa berlaku dan tanggal berlakunya BG juga diatur sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan seperti :
Ø masa berlakunya adalah 70 hari terhitung mulai tanggal penarikannya
Ø bila tanggal efektif tidak ada maka tanggal penarikan berlaku sebagai tanggal effektif
Ø bila tanggal efektif tidak ada maka tanggal efektif berlaku sebagai tanggal penarikan
Ø dan persyaratan lainnya.

Keterangan yang ada di dalam suatu bilyet giro:
þ ada tertulis kata-kata Bilyet Giro
þ ada tertulis bank penerbit
þ ada nomor BG
þ ada tanggal penulisan cek (dibawah nomor BG)
þ ada perintah membayar memindahbukukan
þ ada jumlah uang (nominal angka dan huruf)
þ ada tandatangan dan atau cap perusahaan pemilik BG

Transaksi giro yang dapat dibukukan oleh suatu bank dapat terjadi dariperistiwa, seperti :
² Setoran tunai / kliring
² Setoran dari transfer
² Pemindahbukuan karena kliring / transfer
² Penarikan tunai / kliring
² Penambahan jasa / bunga giro
² Pembebanan karena amanat nasabah

2.1.2.      Tabungan
Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Tujuan Menabung dibank adalah :
·         Penyisihan sebagian hasil pendapatan nasabah untuk dikumpulkan sebagai cadangan hari depan
·         Sebagai alat untuk melakukan transaksi bisnis atau usaha individu / kelompok
·         Sarana Penarikan Tabungan :
·         Buku Tabungan
·         Slip penarikan
·         ATM (Anjungan Tunai Mandiri)
·         Sarana lainnya (Formulir Transfer, Internet Banking, Mobile Banking, dll)

Perhitungan Bunga Tabungan :
a.    Metode Saldo Terendah Besarnya bunga tabungan dihitung dari jumlah saldo terendah pada bulan laporan dikalikan dengan suku bunga per tahun kemudian dikalikan dengan jumlah hari pada bulan laporan dan dibagi dengan jumlah hari dalam satu tahun.
Misalnya untuk menghitung bunga pada bulan Mei, maka besarnya bunga dihitung : Bunga tabungan = .... % * 31/365 * saldo terendah pada bulan Mei
b.    Metode Perhitungan Bunga Berdasarkan Saldo Rata-rata Pada metode ini, bunga dalam satu bulan dihitung berdasarkan saldo rata-rata dalam bulan berjalan. Saldo rata-rata dihitung berdasarkan jumlah saldo akhir tabungan setiap hari dalam bulan berjalan, dibagi dengan jumlah hari dalam bulan tersebut.
c.    Metode Perhitungan Bunga Berdasarkan Saldo Harian Pada metode ini bunga dihitung dari saldo harian. Bunga tabungan dalam bulan berjalan dihitung dengan menjumlahkan hasil perhitungan bunga setiap harinya
.
Faktor-faktor tingkat Tabungan:
-     Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat
-     Tinggi rendahnya suku bunga bank
-     Adanya tingkat kepercayaan terhadap bank

Hal-hal yang perlu diperhatikan :
v Sebelum Anda menabung, tanyakan metode perhitungan bunga yang diberlakukan oleh bank tersebut.
v Suku bunga tabungan dapat berubah sewaktuwaktu,karena itu suku bunga ini disebut suku bunga mengambang atau floating rate.
v Beberapa bank menetapkan suku bunga tabungan tetap untuk jangka waktu tertentu (fixed rate).
v Atas bunga tabungan yang diperoleh akan dikenakan pajak sesuai ketentuan berlaku.

2.1.3.      Deposito
·           Deposito jatuh tempo setiap 1, 3, 6, sampai 12 bulan.
·           Untuk pencairan deposito sebaiknya menghubungi pihak bank sehari sebelum tanggal jatuh tempo ATAU di hari tanggal jatuh tempo sebelum jam 11.00
·           Pencairan deposito sebelum tanggal jatuh tempo akan dikenakan pinalti atau semacam denda.
·           Tarif bunga deposito semakin lama didepositokan semakin naik.
Contoh :
1.         Tn. A mendepositokan uangnya Rp. 100jt pada tgl 1 Januari 2011 jatuh tempo 1 Maret 2011 dengan tarif bunga 5.25% per tahun.
2.         Tn. B mendepositokan uangnya Rp. 100jt pada tgl 1 Januari 2011 jatuh tempo 1 Juni 2011 dengan tarif bunga 5.75% per tahun
Jadi, dari kedua investor tersebut dapat ditarik kesimpulan, jika semakin lama investor mendepositokan uangnya maka semakin naik tarif bunga yang didapat investor tersebut tiap bulannya.
Contoh :
3.         Tn. C mendepositokan uangnya Rp. 100jt pada tgl 1 Januari 2011 jatuh tempo 1 Maret 2011 dengan tarif bunga 8%, dan disaat pada tgl 1 Maret 2011, investor ingin memperpanjang depositonya sampai dengan jatuh tempo tgl 1 Juni 2011, maka tarif bunganya pada bulan berikutnya menjadi 7%


·           Suku tarif bunga tergantung kebijakan bank tersebut. (Jadi dapat di negosiasi)
·           Rumus tarif bunga selalu dibagi 12 bln






2.2.      Bank Syariah
Fungsi bank syariah adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurakan kembali dana tersebut kepada masyarakat lain yang memerlukan berdasarkan Al Quran dan Al Hadits. Masyarakat menghimpun dana di bank untuk mencari keuntungan berdasarkan prinsip bagi hasil. Jadi kedua belah pihak mendapat keuntungan. Di dalam bank syariah, konsep penghimpunan dana terdiri dari Al Wadiah Dan Al Mudharabah. Masyarakat yang menghimpun dananya akan mendapatkan imbalan berdasarkan prinsip bagi hasil. Berikut akan dijelaskan tentang konsep-konsep penghimpunan dana pada bank Syariah.

Prinsip Dasar Perbankan Syariah
Batasan-batasan bank syariah yang harus menjalankan kegiatannya berdasar pada syariat Islam, menyebabkan bank syariah harus menerapkan prinsip-prinsip yang sejalan dan tidak bertentangan dengan syariat Islam. Adapun prinsip-prinsip bank syariah yaitu Al Wadiah (prinsip titipan atau simpanan) dan Al Mudharabah (prinsip bagi hasil).

2.2.1.      Al Wadiah
Al-Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki (Syafi’I Antonio, 2001).

Secara umum terdapat dua jenis al-wadiah, yaitu:
a.    Wadiah Yad Al-Amanah (Trustee Depository)
Akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan tidak diperkenankan menggunakan barang/uang yang dititipkan dan tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang titipan yang bukan diakibatkan perbuatan atau kelalaian penerima titipan. Adapun aplikasinya dalam perbankan syariah berupa produk safe deposit box.
b.    Wadiah Yad adh-Dhamanah (Guarantee Depository)
Akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik barang/uang dapat memanfaatkan barang/uang titipan dan harus bertanggung jawab terhadap kehilangan atau kerusakan barang/uang titipan. Semua manfaat dan keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan barang/uang titipan menjadi hak penerima titipan. Prinsip ini diaplikasikan dalam produk giro dan tabungan.

2.2.2.      Al Mudharabah
Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tatacara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah:
a. Al-Mudharabah
Al-Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola (mudharib). Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian ini diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.

Akad mudharabah secara umum terbagi menjadi dua jenis:
1). Mudharabah Muthlaqah
Adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.
2). Mudharabah Muqayyadah
Adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib dimana mudharib memberikan batasan kepada shahibul maal mengenai tempat, cara, dan obyek investasi.

Al-Mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan dan pendanaan.
Pada sisi penghimpunan dana, al-mudharabah diterapkan pada:
1. Tabungan berjangka yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus,seperti tabungan haji,tabungan qurban,dan sebagainya.
2. Deposito biasa
3. Deposito Spesial (Special Investment),dimana dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu,misalnya murabahah saja atau ijarah saja.

Pada sisi pembiayaan, al-mudharabah ditetapkan untuk:
1. Pembiayaan modal kerja,seperti modal kerja perdagangan dan jasa
2. Investasi khusus;disebut juga mudharabah muqayyadah,dimana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh shahibul maal.
Tabungan mudharabah atau simpanan mudharabah merupakan salah satu bentuk penghimpunan dana yang dilakukan oleh Bank Syariah. Simpanan ini akan memperoleh hak bagi hasil dan langsung akan menambahkan saldo tabungan dari nasabah sesuai dengan nisbah bagi hasil yang telah diperjanjikan.

Deposito Mudharabah
Simpanan dana pihak ketiga yang hanya dapat ditarik berdasarkan jangka waktu 1,3,6, dan 12 bulan serta dapat diperpanjang otomatis. Nominal minimal Rp 1.000.000,-. Nasabah akan memperoleh bagi hasil sesuai kesepakatan pada saat akad, dan deposito dapat dipakai sebagai jaminan pembiayaan.

Salah satu ciri mudharabah adalah nisbah yang harus ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian. Nisbah antara satu BMT dan BMT lainnya dapat berbeda. Nisbah juga dapat berbeda dari waktu ke waktu dalam satu BMT, misalnya pembiayaan mudharabah 5 bulan, 6 bulan, 10 bulan dan 12 bulan. Nisbah juga dapat berbeda antara satu account dan account lainnya sesuai dengan besarnya dana dan jatuh temponya.

Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya mudharabah:
a) Shahibul Maal dan Mudharib akan melakukan share baik dalam pendapatan maupun biaya. Pendapatan yang dibagihasilkan merupakan pendapatan yang diterima setelah dikurangi biaya-biaya;
b) Jika semua biaya ditanggung bank, hal ini disebut revenue sharing.

Syarat objek mudharabah adalah:
1) modal harus diketahui jumlah dan jenisnya (mata uang);
2) modal harus tunai.
Para fuqaha tidak membolehkan modal mudharabah berbentuk barang. Ia harus uang tunai karena barang tidak dapat dipastikan taksiran harganya dan mengakibatkan ketidakpastian (gharar) besarnya modal mudharabah. Para fuqaha telah sepakat tidak bolehnya mudharabah dengan hutang. Tanpa adanya setoran modal, berarti shahibul maal tidak memberikan kontribusi apapun padahal mudharib telah bekerja. Para ulama Syafi'i dan Maliki melarang hal itu karena merusak sahnya akad.

Perkara yang Membatalkan Mudharabah
Mudharabah dianggap batal pada hal berikut:
a. Pembatalan, larangan berusaha dan pemecatan;
b. Salah seorang aqid meninggal dunia;
c. Salah seorang aqid gila;
d. Pemilik modal murtad;
e. Modal rusak di tangan pengusaha.

Teknik mudharabah dalam perbankan sebagai berikut:
v Jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku pengelola modal, harus diserahkan tunai, dapat berupa uang. Apabila modal diserahkan secara bertahap harus jelas tahapannya dan disepakati bersama.
v Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad, pada setiap bulan atau waktu yang telah disepakati. Bank selaku pemilik modal menanggung seluruh kerugian kecuali akibat kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah, seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan dana.
v Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan namun tidak berhak mencampuri urusan pekerjaan/usaha nasabah.
v Jika nasabah cidera janji dengan sengaja, misalnya tidak mau membayar kewajiban atau menunda pembayaran kewajiban dapat dikenakan sanksi administrasi.

Manfaat Mudharabah
Manfaat mudharabah adalah sebagai berikut:
a. Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat.
b. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan/hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread.
c. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow/arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah;
d. Bank akan lebih selektif dan hati-hati mencari usaha yang benar-benar aman, halal dan menguntungkan karena keuntungan yang konkrit dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.
e. Prinsip bagi hasil dalam mudharabah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.
Risiko Al-Mudharab yang terdapat dalam al-mudharab, terutama pada penerapan dalam pembiayaan, relatif tinggi. Diantaranya :
a.       Side Streaming ; nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut dalam kontrak.
b.      Lalai dan kesalahn yang disengaja.
c.       Penyembunyian keuntungan oleh nasabahnya tidak jujur.



PENUTUP

Bank berperan untuk menyediakan dana bagi masyarakat yang memerlukan. Sumber dana bank pun berasal dari masyarakat juga. Jadi bank hanya sebagai lembaga perantara yang mengatur sirkulasi uang masyarakat agar bermanfaat.
Penghimpunan dana pada bank konvensional dan bank syariah memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya, kedua jenis bank tersebut sama-sama mencari keuntungan dari pihak lain, tanpa merugikan pihak tersebut. Perbedaannya bank konvensional melakukan praktek pembungaan, sedangkan bank syariah menggunakan praktek bagi hasil. Bank syariah tidak menggunakan praktek pembungaan karena tidak sesuai dengan ajaran agama. Sumber penghimpunan dana pada bank konvensional yaitu giro, tabungan, dan deposito, sedangkan pada bank syariah yaitu al wadiah dan al mudharabah. Masyarakat cenderung memilih bank yang memberikan keuntungan lebih besar karena mereka tidak mau dana yang mereka investasikan tidak memberikan keuntungan.

Kursus Toefl Online Murah

About Me

Foto saya
Mahasiswa Magister Akuntansi di Universitas Mercu Buana, Karyawan di PT. Summarecon Agung, Tbk, Alumni STIE Indonesia'07, Psikologi UIN Jakarta '08,

Translator