Definisi
Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsure yang sangt fundamental dalam setiap penyelenggaran jenis dan jenjang pendidikan.berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu tergantung pada proses belajar yang di alami siswa dimanapun dia berada, sekolah, lingkungan rumah ataupun keluarga.
Definisi belajar sangat bermacam-macam tapi pada kesempatan kali ini kami hanya akan menyebutkan beberapa saja. Menurut Skinner dalam bukunya educational psychology, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif, ia percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat (reinforce). Menurut Chaplin dalam dictionary of psychology dictionary membatasi belajar dalam dua rumusan, yang pertama belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetapsebagai akibat latihan dan pengalman, dan yang kedua, belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus. Dan pengertian terakhir yang kita tulis pada kali ini adalah dari Hintzman dalam bukunya the psychology of learning and memory berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan ynag terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalamn yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.
Secara umum dapat di fahami bahwa belajar merupakan tahapan perubahan tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interasi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Urgensi belajar
Belajar adalah key term yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa adanya belajar maka tak akan pernah ada pendidikan. Karena sangat entingnya arti belajar maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikolog pedidikan pun diarahkan pada tecapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia. Banyak sekali perbuhan-perubahan yang terdapat dari manusia yang tergantung pada belajar, sehingga kualitas peradaban yang ada sekarang tergantung pada apa dan bagaimana kita belajar. Belajar juga memainkan peran penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia (bangsa) di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yang lebih dahulu karena belajar. Akibat persaingan tersebut, kenyataan tragis juga bisa terjadi karena belajar, contoh, tidak sedikit orang yang menggunakan hasil belajar pengetahuan dan teknologi tinggi membuat senjata pemusnah untuk menghansurkan sesama umat manusia. Jadi disamping membawa manfaat, terkadang membawa madharat. Tetapi meskipun begitu, kegiatan belajar tetap mempunyai arti penting. Artinya, dengan ilmu dan teknologi juga dapat digunakan untuk membangun benteng bagi kelompok manusia yang tertindas.
Dalam perspektif keagamaan pun (islam), belajar merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga di harpkan derajat kehidupannya dapat meningkat. Seperti yang di terangkan dalam surat al-mujadalah: 11 yang artinya:”… niscaya Allah lah yang meninggikan beberapa drajat kepada orang-orang yang beriman dan berilmu.”. ilmu dalam hal ini adalah pengetahuan yang relevan dengan tuntutan zaman dan bermanfaat bagi kehidupan orang banyak, baik sekarang maupun yang akan datang.
Memori
Memori yang biasanya kita artikan sebagai ingatan itu sesungguhnya adalah fungsi mental yang menangkap informasi dari stimulus, dan ia merupakan storage system, yakni system penyimpanan informasi dan pengetahuan yang terdapat di dalam otak manusia. Menurut Bruno, memori adalah proses mental yang meliputi pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembsli informasi dan pengetahuan. Menurut ahli psikologi pendidikan khususnya bagi mereka yang tergolong ahli sains kognitif, sepakat bahwa hubungan antara belajar, memori dan pengetahuan itu sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Menurut best, setiap informasi yang kita terima sebelum masuk dan diproses oleh subsistem akal pendek (short term memory) terlebih dahulu disimpan sesaat, atau hanya lewat pada sensory register yakni subsystem penyimpanan syaraf indra penerima informasi. Dalam subsistem ini berfungsi untuk mengirimkan implus ke otak.
Dengan demikian, struktur system akal terdiri dari tiga subsistem, yaitu: sensory register, short term memory, dan long term memory
Ditinjau dari sudut jenis informasi dan pengetahuan yang disimpan, memori manusia terdiri dari dua macam, yaitu:
1. Semantic memory (memori semantik), yaitu memori khusus yang menyimpan arti-arti atau pengertian-pengertian. Menurut Reber, dalam memori semantik informasi yang diterima ditransformasikan dan diberi kode arti lalu disimpan atas dasar arti itu. Seorang siswa yang menerima informasi dari hasil semantic ini akan dapat mendayagunakannya dan mempertahankan dalam waktu yang relative lebih lamadan dalam situasi yang komplek.
2. Episodic memory (memori episodik), yaitu memori khusus yang menyimpan informasi-informasi tentang peristiwa- peristiwa. Memori ini berfungsi sebagai referensi otobiografi. Hingga kini masih sulit dipastikan bagaimana dan sejauh mana hubungan antara memori semantic dan memori episodik. Namun beberapa ahli memperkirakan bahwa memori episodik mungkin dapat membuka jalan penyimpanan pengetahuanyang berfungsi semantik. Best berpendapat bahwa antara item pengetahuan episodik dengan item pengetahuan semantic terdapat hubungan yang memungkinkan keduanya bergabung. Dalam hal ini, item pengetahuan memori episodik dapat dimodifikasi oleh system akal sehingga menjadi item-item yang berbentuk arti sehingga memperoleh akses ke memori semantik. Diluar kemungkinan proses ini belum ada keterangan lain yang lebih akurat mengenai sifat dan cara penggabungan keduanya.
Macam-macam ilmu pengetahuan
Ditinjau dari sifat dan cara penerapanya, ilmu pengetahuan terdiri atas dua macam, yaitu: declarative knowledge dan procedural knowledge (Best,1989; Anderson, 1990)
1. Declarative knowledge lazim juga disebut propositional knowledge. Pegetahuan proposional adalah pengetahuan mengenai informasi factual yang pada umumnya bersifat stasis-normatif dan dapat dijelaskan secara verbal/lisani. Isi pengetahuan ini berupa konsep-konsep dan fakta yang dapat ditularkan kepada orang lain melaluiekspresi tulisan atau lisan. Contoh, pengetahuan seorang siswa mengenai karburator sepeda motornya. Dia bisa dengan lancar menjelaskan tentang karburator, tetapi ketika karburatornya sendiri rusak, maka ia tidak tahu cara memperbaikinya agar berfungsi kembali seperti pengetahuan yang ia jelaskan tadi, dalam kondisi ini yang ia butuhkan adalah batuan orang lain, yaiu seorang montir. Oleh karena pengetahuan semacam ini berisi konsep dan fakta yang bersifat verbal dan dapat diuraikan dengan kalimat-kalimat pernyataan maka ia juga disebut stateable concept and fact, yaitu konsep dan fakta yang dapat dinyatakan melalui ekspresi lisan (Evans, 1991).
2. Procedural knowledge, pengetahuan prosedural adalah pengetahuan yang mendasari kecakapan atau ketrampilan perbuatan jasmaniah yang cenderung dinamis. Namun pengetahuan ini sangat sulit-kalau bukan mustahil-diuraikan dengan lisan, meskipun mudah mendemonstrasikan dengan perbuatan nyata. Contoh: kemahiran seorang siswa dalam mengendarai sepeda. Dia bias mengendarai sepeda bahkan dengan melepaskan tangannya. Pengetahuan ini bersifat ketrampilan, jadi tetap bertahandalam diri siswa tersebut walaupun sudah ditinggalkan bertahun-tahun. Tetapi ketika ditanya bagaiman dia bias meakukan hal itu, maka dia tidak bisa menjawabnya, karena dia tidak tahu mengapa sebabnya. Dalam hal ini, meskipun pengetahuan tersebut tersimpan dalam memorinya, siswa tersebut memerlukan pengetahuan normative mengenai “gravitasi bumi dan gaya” jika ingin menjelaskannya pada orang lain.
Penekanan yang dilakukan oleh islam mengenai proses belajar, proses kerja system memori (akal), dan proses penguasaan pengetahuan dan ketrampilan oleh manusia adalah terhadap signifikansi fungsi kognitif (akal) dan fungsi indra-indra sebagai alat penting untuk belajar, sangat jelas. Kata kunci, seperti ya’qilun, yatafakkarun, yubshirun, yasma’un, dan sebagainnya yang terdapat dalam al-qur’an adalah bukti bahwa betapa pentingnya penggunaan fungsi ranah cipta dan karsa manusia dalam belajar dan meraih ilmu pengetahuan. Islam, menurut yusuf al-qadrawi adalah akidah yang berdasarkan ilmu pengetahuan, bukan bedasarkan penyerahan diri secara membabi buta. Hal ini tersirat dal surat Muhammad: 19 “maka ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan kecuali allah”.
Dan beberapa surat lagi yang menegaskan kita agar orang-orang belajar agar memperoleh ilmu pengetahuan.
1. Surat al-zumar ayat 9 mengatakan “apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya, hanya orang-orang yang berakallah yang mampu menerima pelajaran”.
2. Allah berfirman “…dan janganlah kamu membiasakan diri pada apa yang kamu tidak ketahui” (al-isra: 36).
3. Dalam hadist riwayat ibnu ‘ashim dan thabarani, Rasulullah SAW bersabda,”wahai sekalian manusia, belajarlah! karena ilmu pengetauhan hanya di dapat melalui belajar”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar