Tidak terasa, bulan Ramadhan tahun 2010 sudah kita lalui setengahnya dengan berpuasa untuk umat Muslim. Rutinitas makan di pagi buta sebelum matahari terbit, dan makan setelah mendengar adzan Maghrib telah dilalui. Rumah makan dan kantin yang biasanya selalu ramai membludak di jam makan siang, di bulan ini penjualan mereka terpaksa sedikit menurun. Bunyi perut dan nafas bau, serta lemas dan susah konsentrasi membuat produktivitas kita menurun pun kini dimaklumi oleh semua orang. Tetapi jangan khawatir, dengan melalui hari-hari dgn cobaan, rupanya berpuasa memiliki efek positif baik secara fisiologis dan psikologis.
Kenapa sih kita suka pusing-pusing di saat berpuasa?
Secara fisiologis, berpuasa berarti “meliburkan” organ-organ pencerna. Energi yang biasa dipakai untuk mencerna makanan, saat puasa, digunakan untuk mempurifikasi tubuh. Proses ini disebut autolysis / auto-digestion, yaitu tubuh kita mendapatkan energi dengan memakai substansi dan sisa-sisa metabolisme dlm tubuh. Namun pada saat proses auto-digestion, karena menggunakan material sisa-sisa di dalam tubuh termasuk racun dan lain-lain bersirkulasi di dalam tubuh, hal tersebut menyebabkan sakit kepala, mual, dan gejala fisik lainnya. Hal inilah yang menyebabkan orang-orang tidak melanjutkan puasa. Kondisi tidak nyaman menjadi alasan bagi mereka untuk tidak melanjutkan karena auto-digestion berhenti apabila kita makan (Bragg & bragg, 1999; ehret, 1966). Dari proses auto-digestion tersebut, kita mendapatkan keuntungan baik secara psikologis maupun secara fisiologis.
Keuntungan psikologis
Berpuasa dapat memurnikan sel-sel di dalam tubuh, termasuk sel otak. Ternyata, pada 50 tahun terakhir di russia, terapi berpuasa telah ditemukan sebagai perawatan terhadap pengidap schizophrenia yang paling efektif. Dr. Yuri Nikolayev di tahun 1972, seorang direktur di Moscow Psychiatric institute, melaporkan bahwa penggunaan puasa telah sukses dala mmenyembuhkan lebih dari 7000 pasien yang menderita berbagai macam penyakit mental, termasuk schizophrenia. (fasting.com)
Keuntungan fisiologis
Proses auto-digesting yang membersihkan sisa racun di dalam tubuh dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, misalnya penyakit kardiovaskular, penyakit pencernaan, atau pun penyakit pernafasan seperti asma dan lain-lain. (Bragg & Bragg, 1999; Burroughs, 1976; Ehret, 1966; www.fasting.com).
Keuntungan fisiologis yang kedua adalah dapat membuat berat badan kita terkontrol. Tentunya dengan jumlah porsi makan saat sahur dan buka puasa yang dijaga. Keuntungan ini biasanya yang selalu dicari oleh wanita.
Keuntungan yang terakhir adalah, berpuasa dapat membantu kita mengurangi bahkan menghilangkan adiksi terhadap zat-zat tertentu yang biasa kita konsumsi setiap harinya. Misalnya nikotin dalam rokok, ataupun kafein dalam kopi. Kebiasaan kita untuk merokok di waktu senggang di siang hari ataupun menyeruput kopi dapat berkurang karena waktu berpuasa yang cukup panjang.
Selain menjadi kewajiban dan memberikan pahala untuk kita, berpuasa ternyata sangat bermanfaat untuk kesehatan psikologis dan fisiologis kita.
Sumber: http://ruangpsikologi.com/manfaat-psikologis-dan-fisiologis-dari-berpuasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar