Total Visitors

My Status

Follower

Perkembangan Anak-anak Akhir

A. Pengertian Perkembangan Anak-anak Akhir
Masa kanak-kanak akhir (late childhood) berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Pada awal dan akhir, masa kanak-kanak ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian social anak.
Permulaan masa kanak-kanak akhir ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupanna. Masuk sekolah merupakan peristiwa penting bagi kehidupan setiap anak sehingga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku.
Selama setahun atau dua tahun terakhir dari masa kanak-kanak terjadi perubahan fisik yang menonjol dan hal ini juga dapat mengakibatkan peubahan dalam sikap, nilai, dan prilaku dengan menjelang berakhirnya periode ini dan anak mempersiapkan diri, secara fisik dan psikologis, untuk memasuki masa remaja. Perubahan fisik yang terjadi menjelang berakhirnya masa kanak-kanak menimbulkan keadaan ketidakseimbangan di mana pola kehidupan yang sudah terbiasa menjadi terganggu dan anak selama beberapa saat merasa terganggu sampai tercapainya penyesuaian diri terhadap perubahan yang terjadi.
Tibanya masa kanak-kanak akhir dapat secara tepat diketahui, tetapi orang tidak dapat mengetahui secara tepat kapan periode ini berakhir, karena kematangan seksual merupakan criteria yang digunakan untuk memisahkan masa kanak-kanak dengan masa remaja yang timbulnya tidak selalu pada usia yang sama.
Penguasaan tugas-tugas perkembangan tidak lagi sepenuhnya tanggung jawab orang tua seperti tahun-tahun prasekolah. Sekarang penguasaan ini juga menjadi tanggung jawab guru-guru dan sebagian kecil juga menjadi tanggung jawab kelompok teman-teman. Misalnya, pengembangan berbagai keterampilan dasar seperti membaca, menulis, berhitung, dan pengembangan sikap-sikap terhadap kelompok social dan lembaga-lembaga merupakan tanggung jawab guru dan orang tua.



B. Perkembangan Fisik Anak-anak Akhir

1. Perubahan- Perubahan Tubuh
Pada periode masa pertengahan dan akhir ank-anak meliputi pertumbuhan yang lambat dan konsisten. Masa ini adalah suatu periode tenang sebelum pertumbuhan yang cepat menjelang masa remaja. Di antara aspek-aspek penting perubahan tubuh di dalam periode perkembangan adalahaspek-aspek yang berkaitan dengan sistem rangka, sistem otot, dan keterampilan-keterampilan motorik.
Selama tahun-tahun Sekolah Dasar, anak-anak bertumbuh rata-rata sekitar 5 hingga 7,6 cm pertahun. Sehingga pada usia 11 tahun, tinggi rata-rata anak perempuan adalah 147 cm dan tinggi rata-rata anak laki-laki adalah 146 cm. Kaki anak-anak menjadi lebih panjang dan tubuh lebih kurus. Selama tahun-tahun pertengahan dan akhir masa anak-anak, berat anak-anak bertambah rata-rata 2,3 hingga 3,2 kg pertahun. Berat meningkat terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh. Massa dan kekuatan otot berangsur-angsur bertambah pada saat yang sama. Bertambahnya kekuatan otot ini disebabkan karena faktor keturunan dan olahraga.

2. Keterampilan Motorik
Selama masa akhir anak-anak ini, perkembangan motorik anak-anak menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi daripada pada masa awal anak-anak. Misalnya, anak-anak pada masa ini sudah dapat bermain bulu tangkis dengan cukup baik.
Ketika anak-anak memasuki tahun-tahun Sekolah Dasar, mereka memperoleh kendali yang lebih besar atas tubuh mereka dan dapat duduk serta berdiri dalam waktu yang lebih lama. Anak-anak menjadi lebih aktif, oleh karena itu dalam kelas, ia merasa jenuh apabila harus terlalu lama duduk dan fokus ke papan tulis.
Pada masa akhir anak-anak ini tindakan fisik sangatlah penting untuk memperhalus keterampilan-keterampilan mereka yang sedang berkembang, seperti memukul bola, melompat tali, atau melakukan suatu gerak keseimbangan di atas balok. Oleh karena itu, pada prinsipnya anak-anak Sekolah Dasar harus terlibat secara aktif di dalam kegiatan-kegiatan
Meningkatnya mielin di sistem saraf pusat merupakan merupakan penyebab membaiknya keterampilan-keterampilan motor kasar, sehingga tangan anak-anak dapat digunakan dengan lebih tangkas sebagai alat. Sebagai contoh, anak berusia enam tahun dapat memukul, meninju, mengikat tali sepatu, dan mengancingkan baju. Pada usia tujuh tahun tangan anak-anak menjadi lebih kuat, sehingga pada usia ini sering kali anak-anak lebih senang mewarnai gambar menggunakan pensil warna daripada menggunakan krayon. Pada usia tujuh tahun tulisan anak-anak juga menjadi lebih kecil dibandingkan tulisan saat mereka masih berusia empat tahun (saat masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak).
Dari usia 8 sampai 10 tahun, tangan anak-anak dapat digunakan dengan bebas secara tepat. Pada usia ini, tulisan mereka lebih kecil dan lebih rata. Pada usia 10 sampai 12 tahun, mereka mulai memperlihatkan keterampilan-keterampilan manipulatif menyerupai orang-orang dewasa. Mereka mulai mampu memperlihatkan gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, dan cepat yang diperlukan untuk menghasilkan karya yang bagus atau sudah mampu memainkan instrumen musik (biasanya pada anak Sekolah Dasar dapat memainkan pianika).
Menurut suatu investigasi di Amerika Serikat, dikatakan bahwa semakin sering anak-anak menonton televisi, maka semakin besar kemungkinan mereka kelebihan berat badan. Diperkirakan penyebabnya adalah anak-anak yang sering menonton televisi, selalu menikmati cemilan dan kurang menggerakan badannya, sehingga badan mereka pun menjadi lebih bugar.

3. Hiperaktif pada Anak-anak Akhir
Atention Hyperactiviti Disorder atau yang biasa disebut sebagai hiperaktif mempunyai ciri berupa suatu rentang perhatian yang pendek, perhatian mudah beralih, dan tingkat kegiatan fisik yang tinggi. Singkatnya, anak-anak ini tidak menaruh perhatian dan memiliki kesulitan memusatkan pada sesuatu yang sedang dilakukannya. Kebanyakan, anak yang mengalami hiperaktif dapat diidentifikasi saat tiga tahun pertama di Sekolah Dasar, apabila guru menyadari bahwaseorang anak mengalami kesulitan yang besar dalam menaruh perhatian, duduk diam, dan memusatkan perhatian pada tugas yang diberikan.
Anak laki-laki empat kali lebih hiperaktif dibandingkan dengan anak perempuan. Perbedaan jenis kelamin ini dapat disebabkan oleh perbedaan-perbedaan pada otak pada anak laki-laki dan anak perempuan yang ditentukan oleh plasma pembawaan sifat pada kromosom Y. Dapat dikatakan, faktor keturunanlah (genetik) yang menyebabkan seorang anak menjadi hiperaktif. Biasanya, seorang ibu yang mengkonsumsi alkohol atau mengkonsumsi gula dan kafein secara berlebihan dapat menyebabkan anak yang terlahir menjadi hiperaktif. Dikatakan pula bahwa amphetamines merupakan obat-obatan yang dapat menyembuhkan anak-anak yang hiperaktif.
C. Perkembangan Kognitif

Dalam membahas perkembangan kognitif pada masa akhir anak-anak, pada makalah ini kami memfokuskan kepada teori dari Piaget tentang pemikiran operasional konkrit.

1. Teori Operasional Konkret Piaget
Menurut Piaget (1967), pemikiran anak prasekolah adalah praoperasional. Pemikiran praoperasional meliputi pembentukan konsep-konsep yang tetap, penalaran mental, dan penonjolan sikap egosentrisme. Pemikiran selama tahun-tahun prasekolah masih belum sempurna dan tidak terorganisasi dengan baik. Piaget yakin bahwa pemikiran operasional konkret tidak tampak hingga usia 7 tahun, tetapi pada usia 8 tahun yang diperkirakan saat seorang anak duduk di bangku kelas dua Sekolah Dasar.
Pemikiran operasional konkret menurut Piaget terjadi saat anak berusia 7-12 tahun. Operasional konkret terdiri dari operasi-operasi, tindakan-tindakan mental yang memungkinkan anak melakukan secara mental apa yang telah dilakukan secara fisik sebelumnya. Operasi-operasi konkret juga adalah tindakan-tindakan mental yang sebaliknya atau bertentangan. Operasional konkret anak memperlihatkan keterampilan-keterampilan konservasi dan klasifikasi. Operasional konkret membuat anak membutuhkan ketersediaan dukungan-dukungan perseptual untuk bernalar yang pada perkembangan selanjutnya pemikiran menjadi lebih abstrak.
Dalam suatu tes yang terkenal tentang operasional konkret, seorang anak diberi dua buah bola lilin yang identik. Peneliti menggulung satu bola menjadi menjadi satu bentuk yang panjang dan tipis. Bola yang satu lagi masih berbentuk asli. Kemudian anak ditanya, apakah lebih banyak lilin yang berada di dalam bola atau di dalam potongan lilin yang panjang dan tipis tersebut? Ditemukan bahwa pada anak-anak yang berusia 7 atau 8 tahun, jawaban yang paling banyak diberikan adalah sama. Untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan benar, seorang anak harus membayangkan bahwa bola lilin digulung menjadi suatu bidang yang panjang, tipis, dan kemudian dikembalikan ke bentuk aslinya yang bundar. Oleh karena itu, operasional konkret dikatakan sebagai suatu tindakan mental yang bertentangan terhadap objek-objek yang nyata dan konkret. Pada operasional konkret, dimungkinkan seorang anak mengkoordinasikan beberapa karakteristik dan bukan berfokus pada suatu properti tunggal pada suatu objek.
Pada operasional konkret, dikatan juga, bahwa seorang anak sudah dapat memahami sudut pandang orang lain (mengerti maksud dari perkataan orang lain) dan semakin sedikit membuat kesalahan logika.

2. Teori Piaget pada Pendidikan
Prinsip-prinsip dari teori Piaget yang dapat diterapkan ke dalam pendidikan anak-anak menurut David Elkind, terdapat tiga prinsip, yakini:
 Komunikasi, menurut Piaget pikiran anak bukanlah suatu kotak yang kosong, namun sebaliknya, seorang anak memiliki sejumlah gagasan tentang dunia fisik dan alamiah, yang berbeda dari gagasan-gagasan orang dewasa. Dengan demikian, orang dewasa harus belajar memahami tentang apa yang dikatakan oleh anak-anak dan menanggapi dengan cara berbicara yang sama dengan yang digunakan oleh anak-anak.
 Anak selalu ingin atau tidak ingin belajar kembali untuk memperoleh pengetahuan. Anak-anak datang ke sekolah dengan gagasan-gagasan mereka sendiri tentang ruang, waktu, sebab, jumlah, dan angka.
 Anak pada dasarnya adalah suatu mahluk yang berpengetahuan, yang termotivasi untuk memperoleh pengetahuan.

3. Pemrosesan Informasi pada Anak-anak
Pada pembahasan mengenai pemrosesan informasi pada anak-anak akhir ini, kita memfokuskan pada perbaikan-perbaikan di dalam memori, skema dan script (naskah).

 Memori
Tugas-tugas yang meliputi memori jangka pendek misalnya, memperlihatkan suatu peningkatan yang besar sekali di dalam memori jangka pendek selama masa awal anak-anak, tetapi setelah usia 7 tahun tidak memperlihatkan banyak peningkatan. Memori jangka panjang anak-anak bertambah selama masa pertengahan dan akhir anak-anak. Dua aspek memori yang terkait dengan peningkatan memori jangka panjang adalah proses pengendalian (control processes) dan karakteristik murid (learner characteristics). Tiga proses kontrol (kendali) yang penting yang terjadi pada anak-anak ialah pengulangan (rehearsal), organisasi, dan perbandingan (imagery).
Pengulangan ialah suatu proses kontrol yang meningkatkan memori, dengan mengulang informasi setelah informasi itu disajikan. Pengulangan terjadi, misalnya, ketika anak-anak mendengar suatu nomor telepon, kemudian mengulangi nomor itu beberapa kali untuk meningkatkan memori mereka tentang nomor tersebut.
Proses kontrol lain yang berkembang ketika anak-anak menyelami usia masa pertengahan dan akhir anak-anak adalah perbandingan. Strategi perbandingan yang kuat ialah metode kata kunci, yang telah dimanfaatkan secara praktis untuk mengajarkan anak-anak sekolah dasar bagaimana menguasai secara cepat informasi baru seperti mempelajari bahasa asing dan sebagainya.
Selain proses-proses kendali ini, sifat-sifat anak mempengaruhi memori. Usia merupakan variabel yang kuat. Selain itu, banyak sifat-sifat anak menentukan efektivitas memori. Sifat-sifat ini meliputi sikap, motivasi, dan kesehatan. Tetapi, sifat yang paling diuji secara menyeluruh adalah pengetahuan yang telah diperoleh oleh anak sebelumnya (acquired knowledge).

 Skema dan Script
Skema ialah suatu konsep kognitif yang penting di dalam pemrosesan memori dan informasi. Skema berasal dari pengalaman anak sebelumnya di dalam mengahadapi lingkungan, dan mempengaruhi cara anak-anak menyandikan (encode), mengambil kesimpulan-kesimpulan, dan menyimpan informasi. Anak-anak memiliki skema cerita, pemandangan, tata ruang (kamar mandi atau taman) dan peristiwa-peristiwa umum (seperti pergi ke suatu restoran, bermain dengan mainan, atau berlatih sepak bola).
Anak-anak sering mendengar dan menceritakan cerita-cerita. Dan ketika mereka mengembangkan kemampuan untuk membaca, mereka terpengaruh oleh banyak jenis cerita-cerita yang di buku dan majalah. Satu penelitian menunjukkan bahwa anak-anak pada usia yang sangat muda dapat menggunakan struktur-struktur seperti ini untuk mengisi informasi yang hilang, mengingat lebih baik, dan menceritakan cerita-cerita relatif lebih berkesinambungan. Tetapi, perubahan-perubahan terjadi sepanjang tahun-tahun masa kanak-kanak, terutama pada kemampuan anak-anak untuk mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yang menonjol di dalam cerita, menguraikan cerita-cerita yang berbeda, dan mempertahankan alur-alur cerita yang banyak di dalam pikiran mereka ketika menghadapi cerita-cerita yang lebih kompleks yang meliputi beberapa episode dan lebih dari satu karakter utama.
Script ialah suatu skema bagi suatu peristiwa. Skrip pertama anak-anak tampak pada perkembangan yang sangat dini, mungkin seawal tahun pertama kehidupannya. Anak-anak memiliki script yang jelas pada saat mereka masuk sekolah. Ketika mereka berkembang, script mereka menjadi lebih halus dan lebih canggih. Misalnya, script seorang anak berusia 4 tahun tentang suatu restoran mungkin hanya meliputi informasi tentang duduk dan makan makanan. Pada pertengahan dan akhir masa kanak-kanak, anak menambahkan informasi kepada script restoran tentang tipe-tipe orang yang melayani makanan, tipe-tipe pembayaran pada kasir, dan lain-lain.

 Pengetahuan Metakognitif
Pengetahuan metakognitif ialah pengetahuan tentang kognisi, tentang pikiran manusia dan cara kerjanya yang telah diakumulasikan oleh anak-anak melalui pengalaman, dan disimpan di dalam memori jangka panjang.
Pengetahuan kognitif tentang manusia mengandung wawasan seperti berikut: (Yussen & Levy, 1975): “Manusia, termasuk diriku sendiri, memiliki batas-batas jumlah informasi yang dapat mereka proses. Tidak mungkin memproses semua informasi yang masuk ke pikiranku. Kalau aku terlalu khawatir tentang ini, aku merasakan tekanan informasi yang sangat berat.” Pengetahuan metakognitif tentang tugas mengandung wawasan seperti berikut: “Beberapa kondisi sering menyebabkan kita lebih sulit atau lebih mudah memecahkan suatu masalah atau menyelesaikan suatu tugas.” Pengetahuan metakognitif tentang strategi mengandung wawasan seperti berikut: “Beberapa langkah kognitif akan menolong aku menyelesaikan sejumlah besar tugas kognitif (mengingat, mengkomunikasikan, membaca). Tetapi, beberapa strategi akan menolong aku menyelesaikan beberapa tugas lebih baik daripada tugas-tugas lain.”
Banyak ahli perkembangan yakin bahwa pengetahuan metakognitif menguntungkan pembelajaran sekolah dan bila murid-murid (khususnya anak-anak kecil) kurang menguasai pengetahuan metakognitif, pengetahuan ini kemungkinan dapat diajarkan kepada mereka (Flavell, 1985; Flavell, Miller, & Miller, 1993).

4. Perkembangan Bahasa
Bantuan untuk memperbaiki pembicaraan pada masa kanak-kanak akhir berasal dari empat sumber. Pertama, orang tua dari kelompok social ekonomi menengah keatas merasa bahwa berbicara sangat penting sehingga mereka memacu anak-anak mereka untuk berbicara lebih baik dengan memperbaiki setiap ucapan yang salah, memperbaiki kesalahan tata bahasa dan mendorong untuk berperan serta dalam setiap pembicaraan keluarga yang bersifat umum. Kedua, radio dan televisi memberikan contoh yang baik bagi pembicaraan anak-anak yang lebih besar sebagai mana halnya bagi anak-anak selama tahun-tahun prasekolah. Radio dan televisi juga mendorong untuk didengarkan secara seksama sehingga kemampuan untuk mengerti apa yang dikatakan oleh orang lain meningkat. Ketiga, setelah anak belajar membaca, ia menambah kosa kata dan terbiasa dengan bentuk kalimat yang benar. Dan keempat, setelah anak mulai sekolah, kata-kata yang salah ucap dan arti-arti yang salah biasanya cepat diperbaiki oleh guru.
• Penambahan kosa kata
Sepanjang masa kanak-kanak akhir penambahan kosa kata umum terjadi secara teratur. Dari berbagai pelajaran sekolah, bacaan, pembicaraan dengan anak-anak lain dan usahanya melalui radio dan televisi, anak menambah kosa kata yang ia pergunakan dalam pembicaraan dan tulisan. Ini dikenal sebagai “kosa kata umum”, karena terdiri dari kata-kata yang digunakan secara umum, bukan kata-kata yang artinya terbatas yang hanya dapat digunakan dalam konteks yang khusus.
• Pengucapan
Kesalahan dalam pengucapan kata-kata lebih sedikit pada usia ini dari pada sebelumnya. Sebuah kata baru mungkin ketika pertama kali digunakan, diucapkan dengan tidak tepat, tapi setelah beberapa kali mendengar pengucapan yang benar, anak sudah mampu mengucapkannya secara benar.
• Pembentukan kalimat
Anak usia enam tahun harus sudah menguasai hampir semua jenis struktur kalimat. Dari 6-9 atau 10 tahun, panjang kalimat akan bertambah. Kalimat panjang biasanya tidak teratur dan terpotong-potong. Berangsur-angsur setelah usia 9 tahun anak mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan padat.

D. Perkembangan Sosial

1. Keluarga (orang tua)
Pada anak-anak akhir, para orang tua hanya memberikan sedikit waktunya pada mereka (anak-anak). Menurut suatu investigasi, waktu yang dihabiskan oleh orang tua untuk mengasuh, mengajar berbicara, dan bermain dengan anak-anak mereka yang berusia 5 hingga 12 tahun kurang dari setengah dari waktu yang dihabiskan ketika anak-anak masih lebih kecil.
Menerapkan suatu sikap disiplin kepada anak selama masa akhir anak-anak seringkali lebih mudah bagi orang tua daripada saat masa awal anak-anak, dan juga lebih mudah dari masa remaja. Pada masa akhir anak-anak ini, perkembangan kognitif anak-anak sudah mulai matang, sehingga memungkinkan orang tua untuk bermusyawarah dengan mereka mengenai penolakan penyimpangan dan pengendalian perilaku anak-anak.
Selama masa akhir anak-anak, beberapa kendali dialihkan dari orang tua kepada anak, walaupun prosesnya bertahap dan merupakan koregulasi atau aturan yang dibuat bersama-sama antara orang tua dan anak-anak. Proses koregulasi ini adalah suatu periode transisi antara kuatnya kendali orang tua dari masa awal anak-anak, ke masa akhir anak-anak, bahkan ke masa remaja. Selama koregulasi ini, orang tua harus:
 Memonitor, menuntun, dan mendukung anak-anak ari jauh.
 Menggunakan waktu secara efektif ketika mengadakan kontak langsung dengan anak.
 Memperkuat kemampuan anak untuk memantau perilakunya sendiri, mengadopsi standar-standar perilaku yang sesuai, menghindari resiko-resiko yang membahayakan, dan merasakan kapan dukungan dan kontak orang tua sesuai.
Pada seorang ibu yang bekerja di luar rumah, belum tentu menimbulkan akibat-akibat yang negatif bagi anak, karena akibat negatif kemungkinan terbesar timbul dari pola asuh yang salah, walaupun seorang ibu bekerja atau tidak bekerja. Pada anak-anak yang memiliki ibu yang bekerja, biasanya mereka tidak melihat orang tuanya saat ia pergi ke sekolah (kira-kira pukul 7) sampai ibunya pulang (biasanya pukul 7 malam). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lynette Long, disimpulkan bahwa pada anak-anak yang memiliki ibu yang bekerja, biasanya bertumbuh terlalu pesat, yang diakibatkan dari tugas atau tanggung jawab yang dipegang si anak.

2. Teman Sebaya
Pada anak-anak akhir, biasanya yang dilakukan dengan teman sebayanya adalah olah raga, bejalan-jalan, bermain games dan sebagainya. Permainan yang dilakukan mereka biasanya terjadi terhadap teman yang berjenis kelamin sama. Anak laki-laki bermain dengan teman laki-laki, dan anak perempuan bermain dengan teman perempuan.
Anak-anak yang sering memberi bantuan kepada teman-temannya, akan menjadi anak yang populer. Anak juga menjadi populer karena ia cenderung berkomunikasi secara lebih jelas, dapat menarik perhatian, dan lebih memelihara percakapan dengan teman sebayanya.
Anak-anak yang diabaikan, menerima sedikit perhatian dari teman-teman sebaya mereka, tetapi tidak berarti mereka tidak disukai oleh teman-teman sebaya mereka. Sedangkan pada anak-anak yang ditolak, adalah anak-anak yang tidak disukai oleh temannya. Biasanya mereka ditolak karena mereka agresif, mengganggu, atau pemalu. Pada anak yang diabaikan, lebih karena mereka pemalu, sehingga mereka enggan untuk bermain secara aktif dengan teman-temannya. Anak-anak yang ditolak seringkali mengalami masalah penyesuaian diri yang loebih serius dikemudian hari dibanding dengan anak-anak yang diabaikan.
Dalam interaksi teman sebaya, anak-anak akan bergabung dan membuat sebuah geng. Gang merupakan usaha anak untuk menciptakan suatu masyarakat yang sesuai bagi kebutuhan mereka. Gang yang umum adalah kelompok bermain yang sama, tujuannya yang utama adalah bersenang-senang meskipun bersenag-senang itu adakalanya menjurus pada kenakalan. Sejak usia 6 sampai 7 tahun anak laki-laki dan anak perempuan biasanya merasa lebih senang apabila berada di dalam kelompok yang sama jenis kelaminnya. Akibatnya, susunan gang biasanya bersifat satu jenis kelamin (Unisex).
Karena setiap anak mempunyai kebutuhna social yang berbeda-beda, tipe yang memenuhi kebutuhan seorang anak tidak selalu memenuhi kebutuhan anak lainnya. Anak yang mempunyai social di luar rumah selama masa prasekolah akan berminat menjadi anggota gang lebih awal dibandingkan dengan anak yang pada masa prasekolah hubungan sosialnya terbatas pada anggota keluarga.
Gang yang ada, membawa pengaruh terhadap anak-anak. Havighurst menyatakan bahwa gang mempunyai empat cara utama dalam membantu anak-anak menjadi pribadi yang mampu bermasyarakat:
Cara Gang Melakukan Sosialisasi Terhadap Anak-anak
1. Gang membantu anak bergaul dengan teman sebaya dan berperilaku yang dapat diterima secara social bagi mereka.
2. Gang dapat membantu anak dalam mengembangkan kesadaran rasional dan skala untuk melengkapi atau mengganti nilai orang tua yang cenderung sebagai “kata hati yang otoriter”.
3. Melalui pengalaman gang anak mempelajari sikap- social yang pantas, misalnya cara menyukai orang serta cara untuk menikmati kehidupan social dan aktivitas kelompok.
4. Gang dapat membantu kemandirian pribadi anak dengan memberikan kepuasan emosional dan persahabatan dengan teman sebaya.
Sebagian besar kehidupan gang pada masa kanak-kanak menunjang perkembangan kualitas yang baik. Gang mengajarkan anak-anak untuk bersikap demokratis, untuk menyesuaiakan keinginan dan perbuatan mereka dengan perbuatan kelompok, untuk bekerjasama dengan anggota kelompok, untuk mengembangkan keterampilan yang mungkin dilakukan teman sebaya, dan untuk menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan individualisme antisosial.

Guru
Guru memiliki pengaruh yang sangat penting pada masa akhir anak-anak ini. Guru merupakan simbol otoritas dan menciptakan iklim kelas, kondisi-kondisi interaksi di antara murid-murid, dan hakekat keberfungsian kelompok. Hampir semua kehidupan seseorang dipengaruhi oleh peran guru.

E . Perkembangan Emosi
Dalam penelitian di bidang psikologi anak telah dibuktikan pula bahwa anak-anak yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi akan lebih percaya diri, lebih bahagia, poluler, dan sukses di sekolah. Mereka yang lebih mampu menguasai emosinya, dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, mampu mengelola stress dan memiliki kesehatan mental yang baik. Sejumlah penelitian terbaru mengenai otak manusia semakin memperkuat keyakinan bahwa emosi mempunyai pengaruh yang besar dalam menentukan keberhasilan belajar anak. Penelitian LE DOUX misalnya menunjukkan betapa pentingnya integrasi antara emosi dan akal dalam kegiatan belajar. Tanpa keterlibatan emosi, kegiatan saraf otak akan berkurang dari yang dibutuhkan untuk menyimpan pelajaran dalam memori. Hal ini karena pesan-pesan dari indera-indera kita yaitu dari mata dan telinga – terlebih dahulu tercatat pada struktur otak yang paling terlibat dalam memori emosi – yaitu amigdala - sebelum masuk ke dalam neokorteks.

F. Perkembangan Moral
Pada pembahasan mengenai perkembangan moral ini, kami memfokuskan kepada perkembangan moral dari Kohlberg. Kohlberg percaya bahwa terdapat tiga tingkat perkembangan moral, yang masing-masingnya ditandai dengan dua tahap. Konsep kunci untuk memahami perkembangan moral, khususnya teori Kohlberg ialah internalisasi, yakni perubahan perkembangan dari perilaku yang dikendalikan secara internal.

Tingkat Satu: Penalaran Prakonvensional
Penalaran prakonvensional adalah tingkat yang paling rendah dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat ini, anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral.
Tahap 1: orientasi hukuman dan ketaatan (punishment and obedience orientation) ialah tahap pertama dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tahap ini, penalaran moral didasarkan atas hukuman. Jadi pada tahap ini, anak-anak taat karena orang-orang dewasa menuntut mereka untuk taat.
Tahap 2: individualisme dan tujuan (individualism and purpose)
ialah tahap kedua dala teori perkembangan morak Kohlberg. Pada tahap ini, penalaran moral didasarkan atas imbalan (hadiah) dan kepentingan sendiri. Jadi pada tahap ini, anak-anak tahap bila mereka ingin taat dan bila yang paling baik untuk kepentingan terbaik adalah taat. Apa yang benar adalah apa yang dirasakan baik dan apa yang dianggap menghasilkan hadiah.

Tingkat dua: Penalaran Konvesional
Penalaran konvensional (conventional reasoning) ialah tingkat kedua atau tingkat menengah dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat ini, internalisasi individual ialah menengah. Seorang menaati standar-standar (internal) orang lain tertentu, tetapi mereka tidak menaati standar-standar orang lain (eksternal), seperti orang tua atau aturan-aturan masyarakat.
Tahap 3: Norma-norma interpersonal (interpersonal norms)
Ialah tahap ketiga dala teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tahap ini, seseorangmenghargai kebenaran, keperdulian, dankesetiaan kepada orang lain sebagai landasan pertimbangan-pertimbangan moral. Anak-anak sering mengadopsi standar-standar moral orngtuanya pada tahap ini, sambil mengharapkan dihargai oleh orangtuanya sebagai seorang “perempuan yang baik”atau seorang “laki-lakiyang baik.”
Tahap 4: Moralitas sistem social (social system morality)
Ialah tahap keempat dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tahap ini, pertimbangan-pertimbangan didasarkan atas pemahaman aturan social,hukum-hukum keadilan dan kewajiban.

G. Perspektif Islam Tentang Perkembangan Anak-anak Akhir

Tugas-tugas perkembangannya adalah:
1. perubahan perssepsi konkrit menuju persepsi yang abstrak. Misalnya, persepsi mengenai ide-ide ketuhanan, alam akhirat, dsb.
2. Pengembangan ajaran-ajaran normative agama melalui institusi sekolah, baik yang berkenaan dengan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dalam hal ini, Nabi SAW bersabda: “ Perintahlah anak-anak kalian melakkukan shalat ketika ia berusia tujuh tahun, dan pukullah ia jika ia meninggalkannya apabila berusia sepuluh tahun dan pisahkan ranjangnya”. (H.R.Ahmad, Abu daud, dan Alhakim dari Abdullah bin Umar).
Hadits di atas mengisyaratkan bahwa usia tuuh tahu merupakan usia mulai berkembangnya kesadaran akan pernuatan baik dan buruk, benar dan salah, sehingga Nabi SAW memerintahkan kepada orang tua untuk mendidik shalat kepada anak-anaknya.
Ketika usia sepuluh tahun, tingkat kesadaran anak akan perbuatan baik dan buruk, benar dan salah mendekati sempurna, sehingga Nabi SAW memerintahkan orang tua untuk “memukul” anaknya yang meninggalkan shalat. Makna “memukul” disini tidak berarti bersifat biologis, seperti memukul kepala atau anggota tubuh lainnya, melainkan bersifat psikologis seperti menggugah kesadaran atau menjatuhkan mentalnya.
Dengan demikian, maka pukulan tersebut merupakan bentuk pelajaran dan pendidikan. Selain itu usia sepuluh tahun kondisi anak berbeda, ia lebih mengenal dan memahami. Oleh karena itu, pada usia tersebut para ulama fikih mewajibkan mereka untuk beriman, jika tidak maka ia terkena hukuman, walaupun pada persoalan iman yang lebih detail anak tersebut tidak dibebani kewajiban, sebab ia telah diberi perangkat untuk mengenal Sang Pencipta, untuk mengesakan Tuhan, membenarkan para Rasulnya serta dapat menangkap dalil-dalilNya, sebagaimana ia dapat memahami berbagai pengetahuan lainnya, mengetahui kemaslahatan dunianya. Menurut Imam Ahmad, saat usia sepuluh tahun juga sudah diperbolehkan untuk menerima wasiat.

1 komentar:

Gina amaliah sh mengatakan...

kak maaf mau tanya itu referensinya bagi dong
makasih. ditunggu

Kursus Toefl Online Murah

About Me

Foto saya
Mahasiswa Magister Akuntansi di Universitas Mercu Buana, Karyawan di PT. Summarecon Agung, Tbk, Alumni STIE Indonesia'07, Psikologi UIN Jakarta '08,

Translator