Total Visitors

My Status

Follower

Terjemahan Jurnal Psikologi Sosial

Jika Anda Tidak Dapat Bergabung dengan Mereka, Tembak Mereka: Pengaruh dari Pengeluaran Sosial pada Perilaku Agresif

Beberapa tahun yang lalu, sebuah rangkaian dari penembakan di sekolah-sekolah Amerika telah mempertunjukkan bahwa orang-orang muda yang merasakan pengeluaran sosial kadang-kadang terasa kasar sekali. Pada kenyataannya, suatu penyelidikan hati-hati dari rentetan kecelakaan penembakan sekolah bahwa hampir semua dari pelaku mengalami penolakan dan/ atau penggertakkan oleh kawan sebaya (Leary, Kowalski, Smith, & Philips, 2001). Peristiwa gambaran yang hidup ini dengan dengan teliti mencerminkan sekali lagi contoh umum yang menghubungkan pengeluaran sosial dengan perilaku agresif. Garbarino (1999) menemukan bahwa banyak pelaku dari kekerasan adalah laki-laki muda yang merasakan penolakan oleh anggota keluarga, teman sebaya, dan masyarakat pada umumnya. Ilmuan Psikologi Perkembangan telah mempertunjukkan bahwa anak-anak agresif memiliki lebih sedikit teman-teman dan menerima sedikit sambutan dati kelompok teman sebaya(Coie, 1990; Newcomb, Bukowski, & Pattee, 1993). Orang dewasa mempertunjukkan contoh ini sebagai kebaikan. Laki-laki sendiri melakukan lebih banyak perbuatan kriminal dari pada yang menikah, sama ketika usia telah terkontrol (Sampson & Laub, 1990, 1993). Setelah paling sedikit satu hubungan tetap (suatu pernikahan) nampaknya menekan pelanggaran perilaku kriminal.
Suatu hubungan mungkin di antara pengeluaran sosial dan agresi mungkin penting untuk dimengerti perubahan baru-baru ini dalam sosial warga Amerika. 35 tahun yang lalu telah terlihat pertambahan sejajar dalam tingkat kejahatan, kekerasan, dan perilaku antisosial, pada satu sisi, dan tingkat perceraian, kehidupan sendiri, dan tanda-tanda dari perpecahan yang lainnya, pada yang lain (U.S. Bureau of the Cencus, 1998; see Twenge, 2000, in press, for discussion). Beberapa penulis memperdebatkan bahwa perubahan ini telah memimpin pada kehidupan sosial yang hubungan orang-orang tak punya dan merasa tidak terhubung dari orang lain. Putnam (1995, 2000) menemukan bahwa orang-orang Amerika sekarang lebih sedikit mungkin untuk ikutserta komunitas organisasi dan mengunjungi teman-teman dari pada mereka melalui sepintas. Perbandingan dari populasi yang hidup sendiri telah hampir dua kali lipat dalam dekade-dekade baru ini., dari 13% pada 1960 menjadi 25% pada 1997 (U.S Bureau of the Ceasus, 1998). Pada langkah terhadap kenaikan pasang surut dari kesendirian ini, kejahatan kekerasan telah melambung tinggi, kejahatan sifat mengalami kenaikan, dan orang-orang percaya dan membantu setiap lebih sedikit dari pada yang mereka alami (Fukuyama, 1999). Pada kenyataannya, Lester (1994) menyelenggarakan sebuah analisis waktu bersamaan dan menemukan bahwa statistik mengukur integrasi sosial (misalnya perceraian, pernikahan, dan tingkat kelahiran) menunjukkan suatu korelasi yang hampir sempurna dengan tingkat pembunuhan. Kesehatan mental profesional, pendidik, pembuat kebijakan, kantor penyelenggara hukum, dan lainnya yang harus sepakat terhadap masalah-masalah sosial mungkin menemukan ini berguna untuk tahu apakah suatu kehilangan dari ikatan sosial memimpin dengan langsung untuk agresif dan perilaku antisosial.
Menghalangi Kebutuhan untuk Memiliki
Para pekerja saat ini mendasarkan pada anggapan bahwa manusia menjadi kuat dan sangat mendorong untuk kondisi tetap, hubungan tetap dengan orang lain. Pada dasar-dasar dari tinjauan bahan bacaan seorang wanita, Baumeister dan Leary (1995) menyimpulkan bahwa banyak perilaku manusia adalah dorongan oleh “kebutuhan kepemilikan”. Beberapa penulis telah mengusulkan bahwa kebutuhan untuk memiliki adalah akar dalam sejarah evolusi dari sejarah manusia. Pengeluaran sosial mungkin telah menghambat keberhasilan reproduksi dan seringkali pasti mematikan hak untuk kekurangan dari berbagi makanan, kesulitan dari berburu sendiri, dan perlindungan tidak cukup dari binatang dan musuh manusia (e.g., Amsworth, 1989; Axelrod & Hamilton, 1981; Barash, 1977; Bowlby, 1969; Buss, 1990, 1991; Hogan, Jones, & Check, 1985; Moreland. 1987). Pengeluaran sosial biasanya mudah untuk pengalaman-pengalaman emosi negatif sebagai kegelisahan, depresi, kesepian, dan perasaan dari isolasi (Baumeister & Leary, 1995; Baumeister & Tice, 1990; Gardner, Gabriel, & Diekman, 2000; gardner, Pickett, & Biewer, 2000; Leary, 1990; Leary & Downs. 1995: Williams, Cheung, & Choi. 2000).

Penelitian Sekarang
Kami menyelenggarakan suatu rangkaian dari studi percobaan untuk menguji hipotesis bahwa pengeluaran sosial dan penolakan penyebab perilaku untuk menjadi lebih agresif.dalam pembelajaran ini, pertama memainkan persepsi orang-orang dari penerimaan melawan penolakan. Dalam tiga pembelajaran, penyertaan ini memberikan orang-orang umpan balik tentang kemungkinan hubungan masa depan mereka, dengan pura-pura pada dasar dari suatu tes kepribadian. Beberapa telah memberitahukan bahwa mereka akan mungkin mengakhiri kesendirian untuk banyak dari kehidupan dewasa mereka (tak seperti yang lain, yang memberitahukan bahwa masa depan mereka akan disertai suatu jaringan yang beraneka ragam dari hubungan-hubungan pribadi). Dalam dua pembelajaran lainnya kami memainkan penolakan sosial lebih secara langsung dengan memberitahukan peserta bahwa salah satu di dalam kelompok atau setiap orang telah memilih mereka sebagai suatu pasangan yang diinginkan untuk suatu tugas kerja sama. Setelah memanipulasi, kami mengukur agresi dalam dua jalan yang berbeda: memberi seseorang suatu evaluasi negatif yang merusak (percobaan 1-3) atau mengatur ledakan dari keseganan, kegaduhan penuh tekanan (percobaan 4 dan 5). Kami juga mencoba untuk menengahi dengan pengaruh negatif penggunaan dua perbedaan yang mempengaruhi tindakan-tindakan.
Percobaan 1
Percobaan 1 menyediakan suatu tes langsung dari hpotesis bahwa pengeluaran sosial memimpin untuk perilaku agresif. Para peserta pertama telah memberi umpan balik palsu pada suatu tes kepribadian. Dalam kondisi gawat ( kondisi kesendirian di masa depan), umpan balik ini menyediakan dasar dari menduga bahwa orang akan mengakhiri kesendirian dalam hidup. Kelompok perbandingan telah memberi tahu bahwa profil kepribadian mereka menandai suatu masa depan dengan jaringan yang beranekaragam dan kuat dari hubungan perseorangan (kondisi termasuk masa depan). Kami juga mencakup tiga kondisi pengawasan. Pertama (kondisi kemalangan) memberi orang-orang suatu ramalan dari suatu yang tidak menyenangkan tetapi tidak sendiri di masa depan. Para peserta telah memberitahu bahwa profil kepribadian mereka menduga suatu kehidupan dewasa yang akan disertai kecelakaan. Kedua dan ketiga kondisi pengawasan tidak disertai kemalangan apapun mengenai salah saru hubungan sosial di masa depan atau masa depan yang cenderung sering tertimpa bencana (pengawasan positif dan kondisi pengawasan negatif).
Kemudian, kebanyakan peserta telah memprovokasi dengan menerima suatu ancaman diri sendiri. Lebih tepatnya, mereka menerima umpan balik dengan pura-pura menulis dengan peserta yang lainnya bahwa menggambarkan tulisan dan opini mereka tidak memenuhi syarat, tidak teratur, dan tidak meyakinkan. Peserta dalam satu tambahan kelompok mengontrol (kelompok pengatur positif) menerima pujian dari pada kritik dari karangan mereka.
Kami mengukur Agresi dengan memperi pesera-peserta kesempatan untuk merusak kesempatan pribadi yang lain dari mendapatkan tugas yang diinginkan. Pengangkatan ini sebuah ukuran dari agresi karena evaluasi berpotensi untuk menghalangi kepribadian individu dan pencapaian karir, pembalasan hanya berarti kejahatan fisik. Tehnik yang serupa menggunakan evaluasi tugas relevan digunakan untuk mengukur agresi dalam banyak penelitian sebelumnya.
Percobaan 2
Penemuan-penemuan dari percobaan 1 menyediakan harapan kebenaran bahwa pengeluaran sosial menyebabkan kenaikan dalam perilaku agresif. Bagaimanapun, kepercayaan dan kemampuan generalisasi berkurang karena satu dari kelompok pengontrol (yang mana menerima bukan ramalan tentang masa depan tetapi yang mana menggambarkan dengan provokasi yang menghina) berlari dengan sendirinya dari yang lainnya, melanggar dasar-dasar dari tugas-tugas acak, kami merasa ini kebutuhan untuk memimpin suatu bagian replikasi dari percobaan 1.
Dalam percobaan ini, kami mencakup kelompok tersendiri masa depan dan sebuah kelompok pengontrol negatif, keduanya yang mana menerima evaluasi karangan negatif. Ini akan bahwa tanggapan agresif ditimbulkan oleh sesuatu yang lebih dari pada simpel dari pada penghinaan oleh target. Prediksi bahwa agresi akan lebih tinggi di antara orang-orang yang memberitahukan mereka akan mengakhiri kesindirian dalam hidup, seperti dibandingkan dengan peserta (pengatur) yang lainnya.
Percobaan 3
Percobaan 1 dan 2 menunjukkan bahwa pengeluaran sosial disebabkan suatu kenaikan yang besar dalam perilaku agresif setelah orang-orang menerima sebuah kritik yang tinggi evaluasi penghinaan. Suatu penghinaan, bagaimanapun, adalah suatu bentuk dari provokasi , jadi ini harus menjadi menghormati sebagai suatu yang berpotensi penting karena menyumbang ke agresi pada akhrinya. Meskipun kedua penelitian menyimpulkan bahwa pengeluaran sosial memimpin untuk tanggapan yang lebih kuat ke provokasi dari pada provokasi itu sendiri, agresi tak lebih sediki suatu tanggapan untuk provokasi bahwa datang dalam bentuk dari suatu penghinaan, evaluasi kritikan.
Akankah antisipasi kesendirian berakhir dalam hidup karena orang-orang menjadi lebih agresif sama jika mereka tidak terpengaruh? Percobaan 3 adalah teman untuk percobaan 1, mengikuti kesamaan pola dan tata cara kecuali bahwa peserta terbanyak menerima positif, evaluasi merayu lebih baik dari pada orang-orang negatif. (suatu kondisi ke empat mencoba untuk replikasi dampak dari kondisi masa depan sendiri dari percobaan 1 dan 2, terhadap peserta menjadi memberitahukan bahwa mereka akan mengharapkan untuk menjadi sendiri kemudiannya dalam kehidupan dan waktu itu menerima penghasutan penghinaan). Dalam tambahan, para peserta melengkapi suatu ukuran suasana hati setelah manipulasi pengeluaran sosial jadi bahwa kami menguji apakah kemalangan dan kondisi kesendirian di masa depan menghasilkan jumlah perbedaan atau mempengaruhi negatif, yang mana kekuatan menengahi dan membantu menjelaskan perbedaan-perbedaan dalam menemukan agresi dalam percobaan 1. Jika kemalangan mengatur peserta-peserta tidak dengan emosi menderita sebagai peserta-peserta sendiri di masa depan, Kekuatan ini menjelaskan mengapa peserta-peserta sendiri masa depan lebih agresif.
Percobaan 4
Pertama, tiga percobaan menyediakan fakta-fakta bahwa pengeluaran sosial menyebabkan orang-orang menjadi dengan agresif membalas melawan seseorang yang menghina mereka. Bagaimanapun, beberapa keistimewaan dari pola penelitian itu kekuatannya terbatas dalam menggeneralisasi dan kurang percaya dalam kesimpulan akhir. Percobaan 4 menggambarkan untuk memperbaiki masalah-masalah itu dan menyediakan pemusatan fakta-fakta dengan menghasilkan perbedaan.
Pendugaan untuk percobaan 4 telah ditolak oleh kelompok yang menaikan kecenderungan agresif ke arah seseorang yang menghina peserta. Ini penting untuk dicatat bahwa sumber dari penghinaan (dan target dari agresi yang berikutnya) tidak satu dari orang-orang yang telah menyediakan penolakan sosial tetapi, malahan, seorang yang baru. Kami mengharapkan bahwa pola dari penolakan memimpin untuk respon agresif akan menjadi konsisten dengan penemuan-penemuan dari tiga percobaan pertama.
Percobaan 5
Penemuan-penemuan menampilkan demikian jauh menganjurkan bahwa pengeluaran sosial menyebabkan peningkatan dalam perilaku agresif tetapi pada sebagian besar ke arah seseorang yang menghina dan menghasut orang-orang. Kami tidak menemukan bahwa penolakan orang-orang menjadi bermusuhan dan agresif kearah seseorang yang memuji mereka. Pada kenyataannya, secara sosial mengeluarkan orang-orang tanggapan diam dengan positif) ke seseorang yang dianggap baik oleh mereka. Hasil ini menunjukkan bahwa pengeluaran sosial berdampak bagaimana orang-orang menanggapi untuk pujian sebagai lawan untuk mengkritik.
Diskusi Umum
Kami mulai dengan mempertimbangkan bahwa ada di sana masuk akal alasan-alasan secara teoritis untuk menduga bahwa pengeluaran sosial akan menyebabkan perilaku menjadi satu di antara dua dari lebih agresif atau kurang agresif. Penemuan dari pembelajaran ini dengan tetap menunjukkan bahwa pengeluaran menyebabkan agak lebih agresif dari pada kurang. Dalam percobaan-percobaan ini, peserta-peserta mengarahkan untuk suatu ramalan bahwa masa depan mereka akan kemungkinan besar disertai kekurangan dari hubungan-hubungan sosial atau suatu yang dekat dengan penolakan sosial, sebagai penolakan untuk suatu jenbis dari kondisi pengendalian dan perbandingan. Dalam empat sampai lima percobaan-percobaan, perilaku peserta-peserta menjadi lebih agresif sebagai suatu hasil dari pengeluaran sosial.
Emosi dan Motivasi
Apa berada di antara situasi yang dan tanggapan-tanggapan perilaku? Alasan kami menekankan emosi dan motivasi. Kami memiliki alasan bahwa dampak dari penolakan sosial menjadi penengah oleh salah satu distress emosional atau suatu penambahan motivasi untuk mendekati dengan yang lain. Tak ada hipotesis yang mendukung.
Emosi. Dalam kejelasan untuk kekuatan efek dari penolakan sosial pada perilaku, efek ini pada suasana hati dan distress emosional telah dengan konsisten lemah. Peserta-peserta kami tidak melaporkan kebanyakan distres dalam tanggapan untuk manipulasi kami. Di dalam beberapa eksperimen, dampak dari pengeluaran sosial pada suasana jiwa gagal untuk menjangkau signifikan. Percobaan-percobaan yang lain tidak menemukan dampak yang signifikan, tetapi mereka tujukan
Keterangan Akhir.
Suatu keanekaragaman dari fakta-fakta, dari pembatasan penelitian dari pola persahabatan di antara anak-anak ke statistik sosial yang paling luas, bagian-bagian ke arah korelasi di antara pengeluaran sosial dan agresi. Tetapi apa sebabnya? Banyak teori-teori menyimpulkan, masuk akal sekali, bahwa perilaku agresif memimpin untuk pengeluaran sosial, karena orang-orang tidak menyukai berhubungan dengan beberapa orang yang perilaku membahayakan dan mengacaukan. Penemuan-penemuan kami tidak membuktikan bahwa salah teori, tetapi mereka mendukung langsung sebaliknya dari hubungan sebab akibat. Pengeluaran dari kelompok dan hubungan sosial hanya tetap mendengar ramalan tentang kesendirian selama masa depan yang jauh kelihatan untuk menghasilkan kecenderungan yang kuat ke arah perilaku agresif.
Ini hal yang biasa untuk mengobservasi bahwa manusia adalah mahluk sosial. Penemuan sekarang menyoroti kedua-duanya tingkat dari sosial dan batasan ini. Aspek yang sangat sosial dari kealamian manusia adalah bukti oleh bagaimana orang-orang dengan kuat mempengaruhi dengan penolakan dan pengeluaran sosial. Suatu batasan telah ditandai, bagaimanapun juga oleh kenyataan bahwa orang-orang dalam penelitian kamu menanggapi untuk pengeluaran sosial dengan cepat menunda kebiasaan prososial mereka, orientasi tidak agresif, dengan pengecualian jika kamu terhasut. Jika kecerdasan, disesuaikan dengan baik, kesuksesan mahasiswa universitas dapat merubah agresif dalam tanggapan untuk suatu laboratorium kecil pengalaman dari pengeluaran sosial, ini merusak gambaran kecenderungan agresif bahwa kekuatan bangun dari sekelompok dari penolakan penting atau pengeluaran terus-menerus dari keinginan kelompok dalam peran sosial kehidupan.

Tidak ada komentar:

Kursus Toefl Online Murah

About Me

Foto saya
Mahasiswa Magister Akuntansi di Universitas Mercu Buana, Karyawan di PT. Summarecon Agung, Tbk, Alumni STIE Indonesia'07, Psikologi UIN Jakarta '08,

Translator