Total Visitors

My Status

Follower

Hakikat Ilmu Antropologi Psikologi

Ilmu antropologi psikologi adalah ilmu yang menjembatani kebudayaan dan kepribadian, yang menjadi fokus dari dua ilmu yang berbeda (antropologi dan psikologi), yang sebenarnya sangat erat hubungannya.
Antropologi dan psikologi adalah subdisiplin ilmu antropologi. Nama subdisiplin ilmu antropologi ini, sebenarnya nama baru dari ilmu yang dahulu dikenal dengan dengan nama Culture dan Personality (kebudayaan dan kepribadian), atau kadang juga disebut Ethno-psychology (psikologi suku bangsa). Subdisiplin ini sejak lahirnya sudah bersifat antardisiplin. Hal ini disebabkan karena bukan saja teori, konsep, serta metode penelitiannya dipinjam dai berbagai disiplin seperti antropologi, psikologi, psikiatri, dan psikoanalisa; melainkan juga para pendirinya berasal dari disiplin yang bermacam-macam, sebelum mereka menjadi ahli antropologi. Mereka itu antara lain adalah Margaret Mead (ahli antropologi), Abram Kardiner (ahli psikiatri), W.H.R. River (ahli psikologi), Erik H. Erikson (ahli psikoanalisa neo freudian), dan lain lain. Berdasarkan tokoh-tokoh yang berasal dari berbagai disiplin ilmu menunjukan bahwa di sanalah ilmu antropologi budaya dan sosial dapat berhubungan dengan ilmu psikologi kepribadian, psikologi perkembangan, ilmu psikiatri, dan psikoanalisa secara sangat akrab dan produktif.
Beberapa peneliti berusaha melakukan penelitian yang berkenaan dengan antropologi psikologi. Menurut Singer penelitian antropologi psikologi dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok permasalahan besar,yaitu:
1. Kelompok hubungan kebudayaan dengan sifat pembawaan manusia (human nature).
2. Kelompok hubungan kebudayaan dengan kepribadian khas kolektif tertentu (typical personality), dan
3. Kelompok hubungan kebudayaan dengan kepribadian individual (individual personality).
Dari ketiga kelompok permasalahan besar itu timbul beberapa pokok permasalahan penelitian lainnya, yaitu:
a. Hubungan antara perubahan kebudayaan dengan perubahan kepribadian, dan
b. Hubungan kebudayaan dengan kepribadian abnormal.

Penelitian Antropologi Psikologi di Indonesia

Penelitian antropologi psikologi di Indonesia sedikitnya dibagi menjadi dua masa, yaitu 1) sebelum perang dunia kedua, dan 2) setelah perang dunia kedua.

1. Masa Sebelum Perang Dunia Kedua
Penelitian antropologi psikologi di Indonesia, telah dimulai jauh sebelum orang di AS dan Inggris (antara 1920-1935) memulainya. Hal ini terbukti dari penelitian yang dilakukan seorang ahli antropologi Belanda bernama A.W. Niewenhuis terhadap sifat pembawaan manusia daro beberapa suku bangsa di Indonesia. Akan tetapi penelitian antropologi psikologi di Indonesia secara intensif bukanlah dilakukan oleh orang Belanda tersebut, melainkan oleh orang Amerika yang sekaligus merintis antropologi psikologi di negara mereka bahkan juga di dunia. Mereka itu adalah Cora Dubois dan Margaret Mead yang dibantu dengan Gregory Bateson. Tujuan penelitian Margaret Mead dan Gregory Bateson adalah untuk mengetahui kepribadian khas orang Bali, dengan jalan mempelajari cara pengasuhan anak di desa Bayung Gede.

2. Masa Setelah Perang Dunia Kedua
Setelah usai perang dunia kedua, topik akulturasi dan kontak sosial telah mendapat perhatian besar dari para ahli antropologi, terutama agi mereka yang mengadakan penelitian di daerah Pasifik dan Indonesia. Hampir semua kepustakaan di mengenai akulturasi di Indonesia berkesimpulan, fenomena akulturasi di Indonesia adalah juga krisis sosial. Ahli antripologi Belanda, J. Van Baal, misalnya menganggap krisis sosial karena usaha pihak Indonesia untuk menyesuaikan diri mereka dengan zaman baru. Utnuk mencapai itu orang-orang Indonesia harus mengubah dasar pandangan hidup serta dasar cara berfikir kunonya ke yang bersifat modern. Bagi J. Van Baal, proses akulturasi bukan hanya merupakan suatu proses masuknya unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan pribumi semata-mata, melainkan juga merupakan suatu proses tambahan dan penyesuaian diri kembali dari cara hidup pribumi ke cara hidup modern.
Penelitian antropologi psikologi uang dilakukan ahli antropologi berkebangsaan Indonesia sendiri masih sedikit sekali, namun hasilnya cukup menarik. Dua orang ahli antropologi lulusan Universitas Indonesia misalnya, dalam rangka penulisan skripsi mereka telah mengadakan penelitian di bidang antropologi psikologi.

Gambaran Umum Kepribadian Masyarakat

Linton menyatakan bahwa kepribadian umum adalah sejumlah watak yang kadang-kadang seluruhnya dan ada kalanya hanya sebagian berada dalam jiwa dari sebagian besar warga dari suatu masyarakat. Hal itu di sebabkan karena disebabkan karena selain ditentukan oleh bakatnya sendiri, kepribadian individu juga ditentukan oleh latar belakang kebudayaan dan subkebudayaan dari lingkungan sosial di mana individu itu dibesarkan.
Para ahli antropologi menggunakan beberapa tes psikologi untuk menganalisis dan mendeskripsikan kepribadian umum warga masyarakat, tes yang mereka gunakan adalah tes Roschach dan Thematic Apperception Test (TAT). Metode lain untuk meneliti kepribadian umum warga suatu masyarakat dilakukan dengan mempelajari adat istiadat pengasuhan anak-anak dalam kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Metode ini didasarkan pada konsepsi psikologi bahwa watak orang dewasa antara lain ditentukan oleh cara orang tersebut diasuh ketika ia masih anak-anak. Adat istiadat pengasuhan anak dalam suatu kebudayaan menyebabkan bahwa hampir semua individu dalam kebudayaan tersebut sewaktu kecilnya diasuh dengan cara yang sama. Akibatnya ialah bahwa mereka kelak mengembangkan beberapa ciri watak yang sama. Ciri-ciri watak yang sama pada sebagian besar warga dewasa dalam masyarakat itulah yang merupakan kepribadian yang bersangkutan.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

saya seorang anthromporph.
yang saya impikan adalah dunia yang lembut, tetapi itu adalah dunia yang belum ada.

berikut adalah foto saya :
http://fc02.deviantart.com/fs11/i/2006/175/a/5/Proud_Leader___Anthro_Kiba_by_LadyRumplestiltskin.jpg

yang terpenting perlakuan saya kepada orang lain adalah:

- rasakan yang orang itu rasakan,
- lihat yang orang itu lihat,
dengar yang orang itu dengar,
dan terhadap diri saya sendiri:
- rasakan yang saya rasakan
- lihat yang saya lihat
- dengar yang saya dengar.

itu membuat saya merasa lebih hidup di dunia yang keras.

Kursus Toefl Online Murah

About Me

Foto saya
Mahasiswa Magister Akuntansi di Universitas Mercu Buana, Karyawan di PT. Summarecon Agung, Tbk, Alumni STIE Indonesia'07, Psikologi UIN Jakarta '08,

Translator